Saat itu, Holland merasa kacau. Perasaannya sakit dan perih. Padahal seharusnya Holland merasa gembira dan mengadakan pesta besar atas kematian Helia.
Holland membenci Helia. Holland tidak ingin ada Helia dalam kehidupannya. Holland yakin akan hal itu.
Namun, ketika mendengar bahwa Helia telah membunuh dirinya sendiri karena meneguk racun, sesuatu di dalam diri Holland berteriak, hatinya sakit, kepalanya pusing, tubuhnya bahkan goyah.
"A-Ayah?" Demian bahkan menatap Holland dengan tatapan yang tak dapat terdefinisi. Dia tampak sedih, kecewa, bingung, dan ketakutan.
"Helia tidak mungkin meninggal. Itu bohong. Aku yakin Magnolia yang menyebarkan rumor sampah itu," gumam Holland bagaikan mantra. Dia mengucapkan hal yang sama berulang kali.
Ruang tamu di kediaman Floral hening, hanya diisi oleh lontaran demi lontaran yang diucapkan oleh Holland dengan suara berbisik.
Itu ... terdengar begitu menyedihkan. Tidak dapat dipercaya, bahwa seorang Holland, seorang pemimpin berdarah dingin itu, dapat menangisi kematian putri yang tidak dia cintai.
"Mengapa Ayah menyesal sekarang?"
Setelah lama hening, Demian membuka mulutnya.
Suara itu menggema di ruangan luas yang sunyi dan gelap. Lilin tak dibiarkan menyala, seolah ikut berduka atas kematian nona muda mereka. Sementara itu, sinar luna yang tipis menyelinap dari kisi-kisi jendela, membuat keadaan makin melankolis.
"Apa? Menyesal?" Holland menatap Demian dengan tatapan yang tercampur antara kebingungan dan aneh. Holland tidak mungkin menyesal. Dia tidak mungkin menyesali kematian Helia, bukan? Holland tidak mencintai Helia. Holland tidak pernah menganggap Helia sebagai putrinya.
Demian tertawa keras, tetapi tak ada yang menyadari bahwa terdapat luka menganga di sela-sela tawanya.
Brak!
Demian menggebrak meja dengan keras, lalu Demian mencengkeram kerah kemeja ayahnya.
Demian sebelumnya tidak akan pernah berani melakukan hal yang kurang ajar seperti ini, tetapi setelah mendengar kalimat Holland serta kebingungannya membuat Demian marah dan murka.
Mengapa Holland baru menyesali keputusannya setelah Helia sudah tidak ada? Kenapa Holland baru menyadari bahwa Holland menyayangi putrinya ketika Helia sudah meninggalkan dunia ini? Mengapa tidak semenjak Helia kecil? Semenjak dia membutuhkan kasih sayang itu, sehingga dia tidak perlu mati untuk si bajingan Allan karena menginginkan cintanya.
Helia tidak perlu mati jika Holland mencintai Helia sepenuhnya. Itu adalah trauma masa kecil.
Helia tidak dicintai ayahnya, sehingga dia mencari pria lain yang bisa mencintai Helia. Maka, begitulah ceritanya berakhir.
"Aku? Menyesal?" ulang Holland. Dia tidak marah meski cengkeraman Demian di kerah pakaiannya semakin menguat. Alih-alih marah, perasaannya kosong, nyaris hampa.
"Lalu kenapa Ayah menangis, dasar brengsek?!" Tangan Demian bergetar kuat. Demian menggigit bibirnya hingga berdarah, dan cairan amis itu mencecapi indra perasanya.
Holland terkejut. Menangis? Dia? Pria yang tidak pernah menangis lagi setelah kehilangan wanita yang dia cintai? Kembali menangis?
Holland bergetar, tetapi ketika tangannya menyentuh pipinya yang tirus, dia menyadari bahwa cairan asin itu mengalir di sana. Deras sekali.
"Ayah."
Holland menatap langsung kepada manik Demian. Itu merah sama sepertinya, identik. Akan tetapi, Holland tidak bisa menahan perasaan pedih di mana wajah itu begitu mirip dengan mantan istrinya yang telah meninggal. Wanita yang Holland benci.
![](https://img.wattpad.com/cover/321604367-288-k686582.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
END | Ignore Me, Your Majesty! [S2]
Historical FictionHelia Scarlett Floral mati karena meneguk racun, tetapi ketika dia membuka mata, Helia mendapati tubuhnya menyusut! Waktu telah terulang. Bukan hanya itu, ayah Helia yang awalnya sangat membencinya juga malah berbalik menyayangi Helia sekarang. Aka...