"Cepat, Mary!"
"Ah, Nona! Jangan berlari di lorong!" Mary kesulitan menahan nona mudanya agar tidak terlalu bersemangat untuk hari ini.
Yah, Mary tidak bisa menyalahkan Helia.
Hari ini adalah hari yang spesial bagi Helia. Itu karena dia akan menghabiskan waktunya dengan keluarganya. Bersama dengan Holland dan Demian. Ini momen yang berharga.
Dulu, Holland akan terus sibuk dengan tugas administrasi sehingga tidak pernah sekalipun melirik Helia. Dan di waktu senggangnya, Holland akan membaca dan belajar. Pria itu selalu menyibukan dirinya sendiri tanpa memedulikan kedua anaknya.
Di waktu yang sama, Demian sibuk dengan jadwal kelas-kelasnya yang padat. Meski begitu, Demian akan mengunjungi Helia di waktu istirahatnya untuk bermain bersama.
Akan tetapi, kali ini berbeda. Mereka bertiga akan berkumpul untuk menghabiskan waktu bersama. Meninggalkan pekerjaan mereka untuk sementara waktu demi momen ini.
Dan Helia jelas akan menikmati hal ini.
"Kakak!" Helia memanggil Demian dari pintu kamarnya yang terbuka.
Demian berdiri di depan cermin, dia tengah dibantu oleh para pelayan untuk meletakkan aksesori di pakaian berbahan sutranya yang mahal.
Setelah melihat figur Helia di visi Demian, laki-laki itu tersenyum lembut.
"Helia! Kemarilah."
Helia menurut, dia memasuki kamar Demian, meninggalkan Mary yang terengah-engah di ambang pintu.
"Selamat pagi, Nona Muda Helia." Pelayan yang tengah sibuk dengan pakaian Demian menyapa Helia dengan hormat.
"Selamat pagi," balas Helia dengan ramah.
"Nona Helia sangat imut!"
"Saya nyaris pingsan di sini!"
"Ya ampun, saya tidak kuat, Nona Helia!"
"Kalian berlebihan." Rona memenuhi kedua pipi Helia, tetapi para pelayan hanya membalas dengan tawa dan kembali sibuk dengan pakaian Demian.
Demian mengenakan pakaian pasangan dengan Helia, membuat keduanya terlihat sangat manis dengan warna biru muda dan putih yang kontras. Itu terlihat begitu menenangkan dalam pandangan sehingga membuat siapa pun akan terpesona.
Setelah selesai dengan aksesori Demian, akhirnya para pelayan mengantar kedua tuan dan nona yang mereka layani ke pintu utama kediaman Floral.
Di sana, Holland juga sudah menunggu di balutan pakaian semi-formal, terlihat begitu menawan. Namun, Holland rupanya tengah memberi Miel arahan yang tepat ketika keluarga Floral akan berlibur dan meninggalkan kediaman seharian.
Menyadari kehadiran dua anaknya, Holland langsung tersenyum lembut, dan membawa Demian serta Helia ke dalam pelukannya.
"Kalian sangat tampan dan cantik," puji Holland yang tidak akan pernah Holland sebutkan sebelumnya.
"Ayah juga sangat tampan," balas Helia dengan senyuman lebar.
"Beraninya kamu membuat Ayah salah tingkah, Helia."
Holland menegakkan tubuhnya dan mengalihkan pandang. Dia tidak memedulikan tawa Helia yang mengudara.
Holland kemudian membukakan pintu kereta kuda yang sudah diparkir di depan kediaman Floral untuk kedua anaknya. Itu terlihat manis. Di mana biasanya Duke tidak akan membuka pintu kereta kuda hanya untuk anaknya, kusirlah yang bertugas melakukannya.
Demian dan Helia akhirnya memasuki kereta kuda secara bergantian, lalu diikuti Holland. Setelah itu, kereta kuda akhirnya berjalan.
Destinasi mereka kali ini adalah sebuah danau yang tidak jauh dari kediaman Floral. Di sana adalah tempat yang sangat cocok untuk berpiknik dan menghabiskan waktu bersama keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
END | Ignore Me, Your Majesty! [S2]
Fiksi SejarahHelia Scarlett Floral mati karena meneguk racun, tetapi ketika dia membuka mata, Helia mendapati tubuhnya menyusut! Waktu telah terulang. Bukan hanya itu, ayah Helia yang awalnya sangat membencinya juga malah berbalik menyayangi Helia sekarang. Aka...