35. Tertuju Padamu

719 94 36
                                    

Untuk satu minggu ke depan, Istana Juliet akan dipenuhi oleh gemerlap pesta untuk perayaan ulang tahun kerajaan.

Helia, meskipun bekerja sebagai ajudan raja, dia tak dibuang Holland dari kediamannya seperti dulu sehingga dia tak harus tinggal di Istana Romeo. Sehingga Helia datang ke pesta bersama keluarganya, bukan Allan seperti dulu.

Tak lama sebelum Allan memasuki ruang pesta di Istana Juliet, Helia telah lebih dulu tiba di sana, dengan jemarinya yang digenggam oleh Demian, penuh kasih. Meski sebelumnya Helia tak bisa melupakan perdebatan sengit antara Holland dan Demian mengenai siapa yang akan menjadi pasangan Helia dalam pesta dansa di hari pertama. Pada akhirnya, Demian yang memenangkan kompetisi dengan seringaian kemenangan ditujukan pada ayah mereka.

Helia tertawa kala mengingatnya, Demian begitu kekanakan meski usianya telah mencapai kepala dua.

"Yang Mulia Raja, Allan Edelbert Teratia, memasuki ruangan!"

Tepat kala nama sang penguasa Teratia diumumkan, pintu megah dengan ukiran emas asli dan dihiasi dengan berbagai jenis permata itu terbuka. Di balik pintu ganda, Allan melangkah dengan penuh percaya diri.

Penampilan Allan kali ini tak pernah berhenti membuat banyak orang terkagum pada sang raja muda. Allan mengenakan pakaian pesta, tetapi tak biasanya bagi sang raja muda untuk mengenakan pakaian berwarna hitam dan merah dibandingkan setelah berwarna putih-emas seperti yang kerap kali dikenakannya. Jubahnya berwarna merah pekat sederhana, hanya tersampir di sebelah bahu, aksesori yang menempeli pakaiannya terlihat megah, tetapi tetap meninggalkan kesan elegan. Rambutnya disisir rapi, sehingga poninya tak menutupi sepasang manik safir untuk dipamerkan pada khalayak.

Bahkan kala Allan melewati tubuh Helia, menuju takhtanya, untuk menyampaikan pidato singkat dan memulai pesta secara resmi, Helia bisa mencium harum yang maskulin darinya, seakan Helia tengah dirayu secara diam-diam.

"Jangan jatuh," gumam Demian di sampingnya, lalu mengeratkan genggaman tangan Helia.

Helia mengabaikan Demian yang memasuki mode protektif. Kedua matanya mengikuti punggung Allan hingga dia berdiri di atas takhtanya.

"Selamat malam." Suara Allan memenuhi ruangan pesta, membuat setiap jiwa yang menetap dalam atap yang sama dengan sang raja, menahan napasnya. "Terima kasih sudah menyempatkan diri untuk mengunjungi pesta perayaan ulang tahun kerajaan di hari pertama."

Allan memulai pidatonya. Dibandingkan pidato singkat seperti yang Helia pikirkan, Allan rupanya mencurahkan perasannya dalam kata-kata yang diutarakannya. Mengenai kesannya terhadap Kerajaan Teratia, perasaannya kala dia memimpin Teratia dengan bangga, pun berterima kasih pada jiwa-jiwa yang telah mengabdikan diri pada Teratia.

Di akhir kalimatnya, Allan mendapatkan tepuk tangan meriah dari para bangsawan yang menghadiri pesta. Bahkan ada pula yang memuji nama Allan sambil mengatakan bahwa Allan adalah raja yang layak.

Satu yang Helia tahu, Allan saat ini dengan Allan di masa lalu, sungguh berbeda. Allan kali ini, sungguh lembut, dan terlihat tulus pada rakyatnya. Seolah dia tak pernah menyimpan dendam di dadanya, lantas berniat untuk menghancurkan negeri yang dia cintai.

Kini, Allan turun dari takhtanya.

Hal ini membuat para bangsawan, terutama gadis remaja, maju paling depan untuk menarik atensi sang raja muda yang belum memiliki tunangan, atau bahkan seorang kekasih. Rumor mengenai Allan yang memiliki seorang kekasih rahasia saja tak pernah mengudara, membuat seluruh rakyat Teratia yakin bahwa sang raja belum menujukan hatinya pada wanita mana pun.

Pesta pada hari pertama mengambil tema dansa, membuat sang raja harus memilih satu wanita untuk benar-benar memulai pesta. Dansa tak akan dimulai apabila sang raja tak menarikan dansa di paruh pertama bersama pasangan yang dia pilih.

END | Ignore Me, Your Majesty! [S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang