Helia seharusnya kini sedang bersantai di kamarnya atau perpustakaan setelah kelas etiket berakhir; yang tidak perlu Helia repot-repot pelajari lagi setelah dia menguasainya di masa lalu. Bahkan Madam Celine mengatakan bahwa Helia sangat genius dalam etiket dan masa depannya sebagai bunga sosialita sangatlah cerah.
Akan tetapi, ketika Mary datang ke kamarnya sambil menahan senyumannya, Helia tahu ada sesuatu yang janggal.
"Nona Muda Helia, ada yang ingin menemui Anda."
"Menemuiku? Siapa?"
"Saya tidak tahu, tapi Tuan Muda itu terlihat begitu menawan! Nona Muda Helia melakukan apa saja di pesta?!"
"Apa yang kamu pikirkan, Mary? Aku tidak melakukan apa pun."
Helia menghela napasnya, tetapi tetap melangkahkan kakinya menuju ruang tamu sesuai instruksi Mary. Sementara itu, Mary mengekori Helia sambil terkekeh kecil.
Akhirnya, kala Helia tiba di ruang tamu, Helia bisa melihat rambut emas yang familier. Ketika Helia menatapnya, seakan ada yang salah dengan dirinya sendiri, Helia merasa udara semakin padat dan panas.
Akan tetapi, anak laki-laki berambut emas itu tidak sendirian.
"Ayah, Kakak, Tuan Muda Casterius," panggil Helia.
Holland mengalihkan atensinya dan langsung menarik Helia ke punggungnya.
"Diam di situ, Helia, mungkin anak itu berbahaya."
Casterius nyaris tertawa jika tidak menahannya. Casterius mengibaskan tangannya di udara.
"Ayolah, Tuan Duke Floral. Saya sama sekali bukan sebuah ancaman bagi putri Anda."
"Apa jaminannya kalau kamu bukan bahaya bagi adikku?" tanya Demian dengan mata menyipit, menatap Casterius dengan tajam.
"Tuan Muda Demian juga ikut-ikutan dengan ayahandamu?"
"Jangan panggil aku ayahanda dan katakan saja tujuanmu datang kemari," kata Holland, masih menyembunyikan Helia di punggungnya.
Helia hanya berdiri kaku dengan canggung. Holland dan Demian memperlakukan Casterius seolah laki-laki itu merupakan seorang kriminal yang hendak berbuat kejahatan pada putri bungsu Floral.
Helia sedikit prihatin pada keadaan Casterius yang disudutkan, tetapi diam-diam merasa puas.
"Baiklah, Tuan Duke dan Tuan Muda. Saya akan menjawab pertanyaan Anda sekalian. Tujuan saya di sini adalah untuk bermain dengan Nona Muda Helia."
Demian makin memelototi Casterius.
"Apa kamu pikir bahwa Helia merasa kesepian hingga Helia membutuhkanmu? Maaf saja, tapi kami sudah lebih dari cukup untuk menjadi teman bermain Helia."
"Tuan Duke Floral." Casterius menatap Holland dengan senyuman tabah di bibirnya. "Saya akan mengatakannya dengan jujur, saya harap Anda tidak tersinggung. Akan tetapi, kalau tidak salah Anda merupakan komandan ksatria divisi pertahanan negara? Sekaligus, Anda adalah Duke yang memimpin duchy. Bukankah hari Anda sudah cukup sibuk sehingga meluangkan waktu Anda bagi Nona Muda Helia adalah hal yang mustahil? Tentu saja apa yang Nona Muda Helia butuhkan adalah teman tetap, bukan seseorang yang sibuk dengan pekerjaannya."
"Tuan Muda Casterius. Kamu berani sekali mengatakan hal itu padaku," balas Holland dengan dingin.
"Tentu saja." Casterius tersenyum pada Holland, dan Holland merasa bahwa senyuman itu sangat menyebalkan. "Itu karena saya harus menjadi laki-laki pemberani jika saya ingin menjadi penerus Keehls."
Casterius melirik Demian. "Tuan Muda Demian."
"Aku tidak mengizinkanmu."
"Saya bahkan belum bicara." Casterius tertawa. "Akan tetapi, bukankah Anda cukup sibuk dengan latihan berpedang Anda? Saya dengar, Anda mengikuti kompetisi berpedang di ibu kota?"
![](https://img.wattpad.com/cover/321604367-288-k686582.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
END | Ignore Me, Your Majesty! [S2]
Historical FictionHelia Scarlett Floral mati karena meneguk racun, tetapi ketika dia membuka mata, Helia mendapati tubuhnya menyusut! Waktu telah terulang. Bukan hanya itu, ayah Helia yang awalnya sangat membencinya juga malah berbalik menyayangi Helia sekarang. Aka...