20. Argumen

773 108 17
                                    

"Ya, Ayah, ya? Boleh, ya?"

Helia berlari kecil di sekitar Holland, berusaha untuk menyamai langkahnya sendiri dengan langkah lebar sang ayah di lorong raksasa kediaman Floral.

Holland menghela napas. "Tidak, Helia. Ayah sedang sibuk dan Demian juga tengah melatih seni pedangnya untuk seleksi menjadi ksatria muda. Kami berdua tidak bisa memercayakanmu pada orang asing untuk mengantarmu ke kediaman Keehls."

Helia menggeram pelan. "Memangnya kenapa? Kan, ada Miel!" Helia menunjuk Miel yang juga mengikuti langkah Holland, di tangannya tertata setumpuk dokumen yang kelihatan sangat berat.

"Tidak bisa, Helia. Meski Miel adalah pelayan Ayah, Miel seperti asisten bagi Ayah. Jika Ayah sibuk, Miel apalagi."

"Saya jadi ingin berhenti bekerja," keluh Miel.

"Diam, gajimu sudah besar," potong Holland. Dan Miel membalasnya dengan decihan pelan.

"Memangnya kenapa tidak bisa pergi ke kediaman Keehls?" Helia masih berusaha menyamai langkah Holland menuju ruang rapat. Langkah terburu-buru dan lebar itu bisa disamai Helia dengan larian kecil yang melelahkan, serta membuat kakinya pegal. Namun, Helia tidak akan berhenti sebelum mendapatkan jawaban memuaskan dari ayahnya.

"Bagaimana mengatakannya, ya," gumam Holland. "Keehls berbahaya bagimu."

"Floral dan Keehls merupakan rekan yang baik! Apa yang berbahaya bagiku, Ayah?"

"Intinya, kamu tidak bisa pergi sendiri."

"Dengan Allan kalau begitu."

Holland menghentikan langkah, membuat Helia dan Miel ikut terhenti.

"Apalagi Allan," balas Holland dengan tajam. Matanya menyipit marah dan kalimat yang keluar dari bibirnya terdengar dingin. "Tidak boleh. Anak itu berbahaya."

"Apa maksud Ayah dengan berbahaya? Aku mengunjungi Allan setiap hari!"

"Pokoknya tidak boleh Helia," desah Holland, kembali melanjutkan langkahnya. "Kamu belum mengerti keresahan Ayah, jadi lebih baik kamu diam saja di kamarmu, ya."

Punggung Holland menghilang ketika pintu ruang rapat ditutup oleh pelayan, membuat Helia yang tidak bisa memasuki ruangan tersebut langsung terhenti.

Helia mendesah kecil.

Kekhawatiran mengenai Casterius tidak pernah berhenti mengganggunya. Hal ini membuat Helia makin bertanya-tanya dan juga kebingungan mengenai apa yang salah dengan hubungan di antara Helia dan Casterius.

Helia juga telah beberapa kali mengirim surat ke kediaman Keehls, tetapi tak pernah mendapatkan balasan. Mary yang terus mengirimkan surat, hanya bisa menyerahkan surat pada ksatria yang menjaga gerbang kediaman Keehls.

Helia lalu mendengus kecil, jemarinya kembali menutupi seringaian di bibirnya.

"Siapa peduli mengenai keresahan Ayah? Aku adalah Helia berusia tujuh tahun, tetapi di dalamnya adalah Helia berusia 23 tahun. Jadi, aku memiliki keresahanku sendiri yang tentunya akan kuatasi sendirian."

***

Pada masa krisis ekonomi di mana mendapatkan satu tera merupakan hal yang sulit, Helia memanfaatkan para kusir dengan membayar dua ratus tera untuk mengantarkan Helia ke kediaman Keehls. Tentu saja tanpa diketahui orang-orang di kediaman Floral. Jika ayahnya tahu, entah apa yang akan Holland lakukan nantinya.

"Mengapa ikut menyeretku juga?" desis Allan, merasa kesal pada Helia yang memaksa Allan untuk menemaninya menuju kediaman Keehls.

Helia duduk di gerbong kereta kuda lusuh yang Helia suap sebanyak dua ratus tera. Keadaan gerbongnya tentu saja buruk dan tidak bisa menahan tubuh dari rasa sakit karena jalanannya tidak rata, tetapi cukup baik untuk membawa keduanya menuju Keehls dengan aman.

END | Ignore Me, Your Majesty! [S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang