"Bagaimana dengan perkembangan Helia?"
Holland mengetuk meja dengan jemarinya sementara iris matanya menyorot seorang pria berkacamata di depannya.
Pria di hadapan Holland merupakan guru Helia untuk bidang geografi dan sastra yang telah disewa oleh Holland selama satu minggu terakhir.
Usia Helia yang telah memasuki tujuh tentu saja merupakan usia yang cukup untuk menerima pengetahuan umum. Sehingga sudah waktunya bagi Helia untuk menempuh pendidikannya.
Pria itu mengangguk kecil. "Tuan Duke, sepertinya tidak ada yang bisa saya ajarkan pada Nona Muda Helia."
Holland mengerutkan dahinya. "Apa maksudmu, Tuan Felix?"
Felix mengembuskan napasnya. "Anda tahu sendiri bukan bahwa saya adalah lulusan akademi dengan nilai tertinggi?"
Holland menatap Felix dengan aneh, tetapi hanya mengangguk. "Aku tahu. Itulah sebabnya aku menyewamu untuk menjadi guru Helia."
"Ya, Tuan Duke. Saya merasa bahwa saya memiliki kemampuan yang cukup untuk menjadi seorang guru. Namun, Tuan Duke, saya kalah dengan gadis kecil berusia tujuh tahun."
"Hah?"
"Nona Muda Helia sangat genius, Tuan Duke. Bahkan sebelum saya mengajari Nona Muda geografi dan sastra, beliau telah lebih dulu menguasai kedua bidang pengetahuan tersebut. Bahkan beliau lebih baik dari kemampuan yang saya miliki."
Holland tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun karena terkejut.
Bukankah tidak masuk akal jika seorang gadis berusia tujuh tahun untuk menguasai kedua pengetahuan tersebut dengan apik, bahkan mengalahkan masternya?
"Bagaimana itu bisa terjadi?"
Felix menggelengkan kepalanya perlahan. "Saya juga tidak mengetahuinya, Tuan Duke. Selama satu minggu saya mengajari Nona Muda, saya seolah-olah tidak pernah mengajarkan apa pun kepada beliau karena beliau telah lebih dulu menguasainya. Jika saya boleh bertanya, apakah Nona Muda pernah mempelajari hal ini secara otodidak sebelumnya?"
Holland terdiam. Dia tidak tahu.
Itu fakta bahwa Holland tidak tahu apa pun mengenai putrinya. Bahkan sebelum waktu terulang, Holland sama sekali tidak mau repot-repot melirik Helia. Jadi, bagaimana bisa Holland mengetahui bahwa Helia telah mempelajari bidang geografi dan sastra secara otodidak?
Felix tampaknya menyadari ketidaktahuan Holland sehingga dia melanjutkan, "Tuan Duke, apabila Nona Muda mempelajarinya secara otodidak pun, maka itu bisa dikatakan sangat genius. Sebab, kebanyakan dari siswa yang saya ajari, tidak bisa mempelajari apa pun secara otodidak karena geografi merupakan bidang yang paling sulit. Terlebih sastra yang mempelajari bahasa kuno dan bahasa kerajaan asing.
"Tuan Duke, biarkan saya memuji Nona Muda sebagai gadis muda yang sangat menakjubkan. Hal ini membuat Nona Muda sepertinya tidak membutuhkan saya lagi sebagai gurunya."
"Tidak."
Felix mengunci tatapannya pada Holland.
"Kau harus tetap mengajari Helia. Ada yang ingin kupastikan. Jadi, ajari Helia seperti kau mengajari siswamu yang lain."
Felix menundukkan kepalanya singkat, lalu keluar dari ruangan setelah Holland menyuruhnya.
Ya, ada yang ingin Holland pastikan.
Holland kembali ke masa lalu dan tidak ada jaminannya bahwa putri kecilnya juga berasal dari masa yang sama dengan Holland. Masuk akal apabila Helia memiliki otak yang genius sebab waktu yang terulang hanya mengakibatkan mental dan fisik yang berubah, tetapi tidak dengan otak.
![](https://img.wattpad.com/cover/321604367-288-k686582.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
END | Ignore Me, Your Majesty! [S2]
Historical FictionHelia Scarlett Floral mati karena meneguk racun, tetapi ketika dia membuka mata, Helia mendapati tubuhnya menyusut! Waktu telah terulang. Bukan hanya itu, ayah Helia yang awalnya sangat membencinya juga malah berbalik menyayangi Helia sekarang. Aka...