40. Telah Memilih

808 78 29
                                    

Apa yang Casterius Anthony Keehls harapkan kala dia menjejaki lantai pesta di Istana Juliet pada malam pertama tentunya adalah untuk berjumpa dengan yang dikasihinya. Bukan sebuah rahasia lagi bagi Casterius apabila dia memang rupanya telah menaruh rasa pada sang gadis. Entah semenjak kapan perasaan itu menetap, tetapi Casterius kini menyadari bahwa memang dia telah jatuh pada Helia, sebuah asa di balik keputusasaan, sosok yang pernah menyelamatkan Casterius kala dia terpuruk akan lara.

Maka dari itu, hanya untuk berjumpa dengan yang dikasihinya, adalah sebuah surga. Akan tetapi, apakah benar itu merupakan sebuah surga? Kala di hari pertama pesta saja, Casterius telah dibuat gelisah karena sang terkasih tengah berduka entah atas alasan apa.

Walau memang, Casterius dapat melihat jejak riasan samar di wajah Helia, tetapi tak cukup untuk menghapus jejak kesenduan dalam kelopak matanya yang sembap dan memerah. Seolah malam itu, malam yang seharusnya telah dinantikan oleh rakyat Teratia malah berubah menjadi sebuah tragedi bagi Helia.

Lantas, saat Casterius berupaya untuk mencari tahu, mengulik, dan tenggelam dalam frasa bernama kisah Helia, gadis itu bungkam. Seolah mengucapkan satu patah kata mengenai kesedihannya adalah tabu.

Kemudian, esok malamnya. Casterius berharap bahwa Helia bisa mengutarakan apa yang telah dipendamnya kemarin.

Akan tetapi, mengapa pada saat Casterius dan Helia bersitatap, kala Casterius memamerkan senyuman terbaiknya hanya pada Helia, sebuah kelembutan dan kasih sayang di dalamnya, Helia bahkan tak menaruh atensinya? Segera saja, sang gadis lenyap dari visi Casterius. Seolah-olah, pukul dua belas malam telah tiba dan sang putri rahasia harus segera pergi supaya rahasianya tak terkulik.

Bahkan kala Casterius berusaha untuk mengejar Helia, Casterius kehilangan jejaknya.

Malam itu, Casterius dibuat frustrasi.

"Ada apa dengan wajah kusutmu, Casterius?" tanya Eros, sembari menggoyangkan gelas berisi anggur sebelum menyesapnya.

Malam ini adalah pesta pada malam ketiga. Seluruh bangsawan mengenakan pakaian mewahnya lagi untuk dipamerkan, atau untuk menunjukkan seberapa kaya mereka. Bahkan ada orang-orang yang sengaja mengenakan pakaian yang lebih ramai demi menarik atensi sang raja. Putri bangsawan yang lajang pula diberikan riasan tebal dan gaun berlebihan supaya sang raja akhirnya bisa memilih satu dari sekian banyak wanita untuk dijadikan sebagai sang ratu.

Casterius menggeleng perlahan atas pertanyaan Eros. Mengingat Helia yang seolah menghindari Casterius, terlebih semenjak kemarin malam di mana Casterius ingat dengan jelas apabila sang gadis rupanya telah melarikan diri tepat di hadapannya, membuat perasaan Casterius campur aduk tak keruan.

Hal ini membuat Casterius berpikir secara berlebihan, dipenuhi oleh pemikiran negatif yang membuat benak menjerit pening.

Casterius masih ingat apabila dia menyatakan perasaannya tepat kala festival di ibu kota digelar, tepat pada tengah malam kala kembang api diledakkan, dan tepat kala hanya ada mereka berdua di dalam ruang penuh frasa sayang. Akan tetapi, Casterius takut apabila Helia justru menghindari Casterius karena Helia merasa terbebani dengan kasih sayang Casterius.

Pria itu takut apabila Helia rupanya tak memiliki perasaan yang sama seperti apa yang Casterius miliki, sehingga saat Casterius mengungkapkan apa yang dirasa, Helia mulai menjauhi Casterius untuk membunuh habis perasaan itu dari dada Casterius.

"Omong-omong, aku belum melihat keluarga Floral di pesta malam ini," sambung Eros kala putranya sama sekali tak menjawab pertanyaan Eros secara lisan.

Atas kalimat Eros, Casterius akhirnya menujukan atensinya pada sang ayah. "Apa? Floral tidak datang ke pesta?"

END | Ignore Me, Your Majesty! [S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang