"Allan?" Manik merah Helia bergetar begitu hebat kala bertabrakan dengan manik safir familier. Di mana Helia tidak akan pernah bosan untuk meniliknya ratusan kali, tidak, ribuan kali pun hingga nyawanya direnggut Tuhan.
"Kau mengenalku?"
Akan tetapi, sorot yang ditampilkan si pemuda dengan manik safir adalah kewaspadaan yang kentara.
Di benaknya, dia mempertanyakan siapa gadis muda yang kelihatan cukup kaya ini. Dan juga, mengapa gadis ini mengenal Allan ketika Allan saja sama sekali tidak mengetahui siapa identitas asli gadis itu.
"Pencuri cilik itu!"
Allan tersentak ketika suara yang meneriakinya terdengar makin dekat.
Ketika Allan menolehkan kepala, si pemilik toko roti sudah berada di jarak lima meter dengannya.
Dengan panik, Allan hendak melewati Helia dengan tergesa dan mengabaikan keanehan yang tertera. Akan tetapi, Allan merasakan pergelangan tangannya dicekal dengan kuat, tetapi di saat yng bersamaan begitu lembut, seolah tak berniat untuk menyakiti.
"Lepaskan aku, brengsek!" maki Allan.
Manik Helia bergetar, tetapi tetap tak melepaskan cekalan tangannya. Sebagai gantinya, tubuh mungil Helia menutupi tubuh Allan di punggungnya.
"Nona! Dia pencuri!" Si pemilik toko roti mencoba untuk menetralkan napasnya yang memburu, kedua tangan ditumpukan pada lutut, tetapi maniknya masih menyorot tajam pada Allan yang berada di punggung Helia.
Helia menggigit bibir. Pencuri.
Bagi Helia yang telah mengetahui setiap kisah yang Allan lalui, Helia tentu saja tahu mengapa gelar Allan, raja masa depan yang agung, merupakan seorang pencuri saat ini.
Helia meraih kantung emas dari saku gaunnya dan menyerahkannya pada si pemilik toko roti.
"Apa segini cukup untuk mengganti barang curianmu?" tanya Helia, memperlihatkan puluhan emas di dalam kantung uang.
Si pemilik toko roti membelalakkan matanya. Tangannya bergetar kala menerima kantung uang dari Helia.
"I-Ini banyak sekali, Nona ...." Si pemilik toko roti terperangah dan menatap Helia dengan sorot terkejut dan syok.
"Anggap saja aku telah membayar semua roti yang dicuri dari tokomu, serta berikan sisa uangnya pada para penjual yang dicuri dagangannya." Manik Helia berubah tajam. Walau tubuhnya mungil, aura yang dikeluarkan cukup menekan. "Dan jika kau tidak memberikan sisanya pada penjual yang lain, aku akan segera mengetahuinya. Sekarang, pergilah."
Si pemilik toko roti menundukkan tubuhnya berkali-kali sebelum meninggalkan sisi Helia.
Casterius yang hanya memperhatikan bagaimana Helia begitu peduli pada seorang pencuri hanya mengerutkan dahinya. Benaknya berkecamuk mengenai pencarian sebuah alasan yang logis mengapa Helia mengulurkan tangannya pada seorang pencuri. Dan lagi, mengapa Helia bisa tahu nama seorang pencuri rendahan?
Casterius tiba-tiba merasa kesal.
Sementara itu, Helia perlahan-lahan melepaskan cekalan tangannya di pergelangan Allan.
Ditiliknya manik safir oleh manik merah yang menyimpan ribuan rindu di dalamnya.
Sedangkan Allan hanya mengerutkan dahinya dengan perasaan pelik di dada. Apa yang diinginkan gadis ini, adalah satu-satunya sorot yang ditampilkan oleh manik safir yang menawan.
"Allan," gumam Helia.
Ditiliknya penampilan menyedihkan Allan dengan perasaan sesak di dada. Rambut abu keperakan itu kotor oleh tanah dan debu sehingga kehilangan kilauannya, kanvas sempurna milik Allan tampak kotor dan tidak terawat, pakaian lusuh yang sekali dilihat pun mampu menyiratkan status sosial yang diemban olehnya. Allan kali ini tak lebih dari seorang pencuri yang bertahan hidup di dunia yang kejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
END | Ignore Me, Your Majesty! [S2]
Ficción históricaHelia Scarlett Floral mati karena meneguk racun, tetapi ketika dia membuka mata, Helia mendapati tubuhnya menyusut! Waktu telah terulang. Bukan hanya itu, ayah Helia yang awalnya sangat membencinya juga malah berbalik menyayangi Helia sekarang. Aka...