END | Ignore Me, Your Majesty! [S2]

33. Saingan Cinta

"Yang Mulia, bekerjalah." Helia memukul pelan kepala Allan dengan dokumen kerja setelah melihat Allan bermalas-malasan di mejanya, sementara dokumen kerja semakin bertumpuk.

Allan tersentak dan mengusap rambutnya yang abu keperakan setelah dipukul pelan oleh Helia, bibirnya sedikit cemberut. "Kalau kamu menikah denganku, aku akan bekerja dengan baik."

Helia merona. Dia buru-buru berbalik dan keluar dari ruang kerja Allan, mengabaikan tawa pria itu yang menggema di dalam ruangan.

Helia menyandarkan punggungnya pada pintu yang tertutup. Akhir-akhir ini, persentase Allan yang merayunya semakin tinggi, dan ini tidak baik untuk irama jantungnya yang lemah.

Usia Helia adalah dua puluh tahun sekarang. Enam tahun telah berlalu semenjak revolusi menggantikan Raja Louise menjadi Raja Allan. Kabar baiknya, seluruh rakyat akhirnya mendukung Allan dengan segenap hatinya setelah melihat kinerja kerja Allan yang baik. Kerajaan Teratia menjadi kerajaan yang sejahtera dan bahagia, bahkan menjauhi konflik tak penting setelah Teratia dan Magnolia menjadi rekan baik. Inilah yang membuat rakyat merasa senang pada Allan meskipun usianya saat naik takhta adalah sembilan belas.

Sementara itu, Helia mengisi posisi ajudan raja. Sama seperti di masa lalu.

Katakan saja bahwa Helia adalah wanita yang bodoh karena tenggelam di dalam lautan yang sama seperti di masa lalunya, hanya menunggu udara tak hinggap di paru-parunya, lalu mati. Sebab, Helia tak dapat menjamin apakah Allan akan menyakitinya lagi, menipunya lagi, ataukah mempermainkan perasannya lagi. Akan tetapi, Helia bisa tahu jika Allan di masa saat ini dan Allan di masa lalu telah menjadi dua individu yang berbeda.

Meskipun begitu, Helia tak dapat menerima permintaan Allan untuk bersanding bersamanya enam tahun yang lalu. Helia membutuhkan waktu untruk meluruskan pemikiran rumit dalam benaknya.

Kala satu frasa tersebut terlintas di kepalanya, hatinya berdenyut nyeri. Dalam benaknya telah terekat bahwa satu-satunya yang pantas untuk bersanding dengan Allan adalah wanita itu, wanita berambut emas yang menawan, sang pemilik manik sehijau flora, dan sifatnya yang lembut, seorang peri sejati yang turun dari surga untuk mencari cinta.

Helia tak begitu yakin akan hal ini, tetapi memikirkan bahwa Allan bahkan belum menemui Auste Julian Apricot, rasanya begitu menyiksa. Helia membayangkan apabila keduanya bertemu, maka cinta yang lama akan kembali mekar, Helia kembali tersisihkan. Helia takut pada kemungkinan tersebut hingga dia akhirnya tak menjawab permintaan Allan.

"Helia?"

Helia mendongakkan kepalanya kala namanya dipanggil dengan nada yang lembut.

"Caste?"

Casterius tersenyum lembut. Dia berlari kecil dari balik punggung Eros untuk menghadap Helia.

Casterius telah tumbuh menjadi pria yang lembut dan ramah. Usianya kini 23 tahun, periang, dan memiliki tampang yang rupawan.

Ada beberapa hal mengenai Casterius Keehls yang berbeda dengan masa lalu. Sebelum waktu terulang, pria itu merupakan seorang komandan ksatria yang identik dengan memainkan wanita. Akan tetapi, Casterius saat ini memilih untuk menggantikan Eros sebagai Duke, bahkan tak pernah menyentuh wanita lain. Sebab, ada alasan mengapa Casterius tidak mempermainkan hati wanita lain.

Itu enam tahun yang lalu. Tepatnya satu hari setelah Allan naik takhta dan meminta Helia untuk bersanding dengannya di hadapan banyak orang.

"Helia, aku akan langsung mengatakannya. Semenjak lama, aku menyukaimu. Bahkan semenjak pertemuan konyol kita di festival hari itu, aku sudah tertarik padamu."

"C-Caste?" Kedua manik Helia membulat. "A-Apa? Mengapa?"

Tubuh Helia pada saat itu menegang, jemari Casterius menelusup, merengkuh pinggangnya, dahinya ditenggelamkan pada bahu Helia. Gadis itu merasa geli ketika Casterius secara terang-terangan menghirup wangi gardenia yang mengelilingi Helia, terlebih kala helaian emas itu menggelitik pipinya.