23. Konversasi

746 100 16
                                    

Floral dan Keehls berada di dalam masa panas kala keduanya bisa saja saling menodongkan senjata masing-masing untuk berperang.

Di pihak Floral, mereka merasa bahwa hilangnya keturunan Floral merupakan kesalahan Keehls karena tak bisa menjaga Helia dengan baik. Sementara itu, Keehls yang tak terima untuk disalahkan, langsung memutar balik fakta dengan mengatakan bahwa pihak dari Floral yang lebih dulu memasuki duchy Keehls secara ilegal.

Kedua pemimpin wilayah sama-sama tak ingin disalahkan karena keduanya pun menderita kerugian. Alhasil, keduanya seolah siap-siap mengangkat pedang untuk berperang.

"Kirim pasukan menuju seluruh wilayah Keehls, sekarang juga." Nada suara yang dingin membuat tubuh ksatria langsung bergetar.

"N-Namun, Tuan Duke, bukankah mengirim pasukan bisa saja seolah memberikan niat untuk berperang?"

"Lalu, kenapa? Militer Floral-lah yang unggul dibandingkan bisnis permata Keehls! Bahkan, ksatria yang dikirim ke Keehls berasal dari Floral!"

"M-Meski begitu, jika perang pecah, tentu saja situasinya akan berantakan." Ksatria menyayangkan bagaimana putri kesayangan majikannya diculik dalam situasi yang tak masuk akal, lalu seakan Floral tengah menyatakan perang pada Keehls jika benar-benar mengirim pasukan.

Walaupun kekuatan militer kerajaan berada di genggaman penguasa wilayah Floral, tetap saja, untuk mengirim pasukan militer ke dalam wilayah Keehls akan sangat berbahaya. Jika Keehls melawan, maka perang pecah. Lalu, tidak hanya Floral dan Keehls saja yang menderita kerugian, tetapi keluarga bangsawan lain yang tunduk pada dua keluarga, lalu rakyat biasa yang tengah terjebak di dalam krisis moneter. Apabila perang pecah di dalam krisis, kepercayaan rakyat pada para aristokrat akan semakin memudar, dan situasi bisa berubah menjadi kacau.

"Kau mau aku kehilangan putriku begitu saja?!" Hollan menggebrak meja dengan kuat, membuat beberapa ksatria yang tengah menghadapi kemarahan Hollan langsung menggigil takut. "Intinya, kirim pasukan untuk mencari putriku! Helia pasti ada di wilayah Keehls! Aku tidak mau tahu, cepat kirim kelompok pencarian!"

"T-Tapi Tuan, kami yang merasa keberatan di sini."

Holland menggigit bibirnya dengan amarah membara. Tak dapat dipungkiri, Holland sendiri tahu konsekuensinya dengan mengirim ksatria Floral ke dalam Keehls. Meski begitu, Holland tak akan menyerah pada takdir yang telah merenggut Helia.

Holland telah berjanji bahwa dia akan mencintai Helia dengan sepenuh hati, lalu apakah cintanya pada putrinya hanya secuil sehingga mampu untuk membuang Helia? Holland tak ingin, dia bahkan tak mampu membayangkan kehidupan yang dijalani tanpa tawa Helia di dalam hari-harinya.

Meski Holland telah yakin bahwa Helia ikut memutar waktunya dan Helia masih sama cerdasnya dengan Helia yang dewasa, tetap saja, tubuhnya adalah gadis muda berusia tujuh tahun.

Mau sedewasa apa pun jiwanya, Helia tetap bisa berada dalam bahaya.

"Ayah."

Suara Demian akhirnya mengintrupsi perang batin Holland. Putranya yang hanya berdiri diam di sudut ruangan dengan sorot pelik itu, akhirnya membuka suara.

"Izinkan aku untuk menjadi ketua kelompok pencarian."

"T-Tuan Muda ...!" Ksatria ingin memprotes dengan hipotesisnya bahwa apabila mengirim pasukan ke wilayah Keehls maka peperanganlah yang terjadi, tetapi kembali menelan kalimat yang ada di lidah setelah melihat sorot mengerikan Demian.

Ksatria itu meneguk ludah. Pertama kalinya dia melihat Demian begitu marah hingga rasanya ksatria tak dapat berkutik.

"Aku izinkan," jawab Holland atas permintaan Demian.

END | Ignore Me, Your Majesty! [S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang