66.Delapan bulan

5.2K 112 0
                                        

6 bulan kemudian....

Sekarang perut rata Zara sudah membesar, Alzar dan Zara sangat tidak sabar menanti kehadiran bayi mereka, ya walaupun selama Zara mengandung Alzar sangat capek pasal nya Zara selalu mengidam hal hal aneh, contoh nya saja kemarin Zara menginginkan kecebong namun harus Alzar yang mengambil nya di got depan rumah mereka, itu belum fatal yang lebih fatal nya lagi adalah Alzar harus membeli tekpoki namun harus asli di korea, ya karena Alzar sayang pada Zara dan bayi nya Alzar pun dengan sennag hati berangkat menuju korea dengan Zara, kalau kata Alzar sih 'seseneng Zara aja lah'.

Alzar sedang merebahkan diri nya di sofa ruang keluarga "Alzaaarrr!" Panggil Zara dari lantai atas.

Alzar langsung berlari menaiki tangga menuju kamar mereka "Kenapa!?" Tanya Alzar panik ketika membukakan pintu.

"Cicak" tunjuk Zara pada bantal nya yang di tempati oleh cicak.

Alzar menghela nafas nya dan berjalan menuju bantal yang terdapat cicak kecil, Alzar pun mengambil cicak itu dengan tangan nya dan membuang nya lewat jendela kamar nya.

Setelah itu Alzar berjalan ke arah Zara namun Zara mengisyaratkan Alzar menggunakan tangan nya agar tidak mendekat pada nya.

Alzar mengerutkan dahi nya seolah bingung dengan gerak gerik istri nya ini.

"Cuci tangan dulu" ucap Zara sembari menutup hidung nya.

Alzar dengan pasrah berjalan menuju toilet untuk mencuci tangan nya.

"Alzar" tahan Zara

Alzar menoleh "Apa?" Tanya Alzar

"Bantal nya juga bawa ke toilet" titah Zara

Alzar pun balik kembali dan membawa bantal yang tadi di tempati cicak, setelah itu pergi ke toilet.

"Moliii sini mengg!" Panggil Zara pada kucing nya yang baru saja melewati kamar nya.

Kucing itu pun dengan senang hati berlari menuju Zara dan naik kepangkuan Zara.

"Sayang, gak boleh" ucap Alzar yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Zara menoleh menatap Alzar "Kenapa emang?" Tanya Zara

"Bulu nya" jawab Alzar

"Bulu nya kenapa?" Tanya Zara

Alzar menghampiri Zara dan menyingkirkan kucing itu dari pangkuan Zara "Bahaya sayang" Jawab Alzar dan duduk di sebelah Zara.

Zara bersender pada pundak Alzar "Kamu capek gak tiap hari nurutin ngidam aku?" Tanya Zara.

Sskarang mereka sudah menggunakan sebutan aku kamu, karena kalo kata Alzar sih 'masa mau punya anak masih manggil lo gue'.

"Nggak" jawab Alzar

"Bohong" ucap Zara tidak percaya, mana mungkin tidak cape, ia juga yang setiap hari meminta dan menuruti kemauan bayi nya capek apalagi Alzar.

"Bener sayang" ucap Alzar tulus.

Zara memeluk Alzar "Makasih" ucap Zara dan di balas pelukan oleh Alzar.

"Gak perlu bilang makasih, kamu tanggung jawab aku, udah seharus nya aku nurutin kemauan kamu" jawab Alzar

Zara tersenyum mendengar perkataan tulus dari suami nya ini "Sebentar lagi kita lulus" ucap Zara.

"Iya, kita lulus bayi kita lahir" sahut Alzar

"Berarti aku gak bisa ikut kelulusan dong" ucap Zara sedih.

"Kata siapa gak bisa?" Tanya Alzar

"Kan emang gak bisa, aku kan lahiran terus kalian kelulusan" jawab Zara

"Bisa, liat aja nanti" ucap Alzar menyemangati Zara.

....

"Gak kerasa ya, bentar lagi lo udah mau lahiran aja" ucap Bian sembari menatap Raya, sekarang mereka sedang berada di kamar Raya.

Raya mengangguk "Gak nyangka banget sih di usia gue yang masih muda ini mau ngelahirin malaikat kecil kita" ucap Raya

"Lo nyesel ya, pertahanin bayi kita" ucap Bian tiba tiba.

"Nyesel? Kata siapa? Gue gak pernah nyesel, mungkin ini juga udah takdir dari Allah" jawab Zara.

Hal yang Bian takuti terjadi, yaitu Raya yang mendiami nya selama beberapa bulan dan baru sekarang Raya mau berbicara dengan nya.

"Makasih" ucap Bian tulus sembari memeluk Raya.

Raya membalas pelukan Bian "Sama sama" balas nya.

"Bro, makan" Tiba tiba Rayan datang di balik pintu.

Raya dan Bian pun langsung melepaskan pelukan nya dan melihat ke arah pintu.

"Nanti lanjutin lagi, sekarang makan dulu" ucap Rayan.

"Iyaa" jawab Raya dan berdiri di bantu oleh Bian berjalan menuju ruang makan.

Rayan sekarang sudah tidak marah lagi pada Bian yang penting Bian mau bertanggung jawab menurut nya itu sudah bagus, walaupun antara rela tak rela.

Setelah sampai di ruang makan Raya dan Bian di sambut oleh bunda dan ayah Raya serta Kea adik kecil Raya dan Rayan.

"Ade, Bian, ayo sini" titah Ghea

Bian dan Raya pun duduk di kursi meja makan berhadapan dengan Rayan, Kea dan juga Ghea.

Jika di perhatikan, Rayan masih menyimpan rasa kesal dan amarah nya pada Bian, namun tidak ia perlihatkan saja.

Mereka pun mulai menikmati makanan yang Ghea siapkan.

...

Usia kandungan Zara sekarang sudah menginjak 8 bulan, yang pasti nya sangat sulit jika harus banyak bergerak, bahka sekarang Alzar menyewa pembantu untuk mengurus rumah, walaupun awal nya Zara melarang, tapi Alzar juga tidak tega melihat kondisi istri nya ini.

Alzar sudah berpakaian rapi, lelaki itu sekarang mengenakan kaos putih di lapisi jaket levis nya dan juga cenala levis hitam juga sepatu putih.

Zara yang sedang menonton televisi pun menoleh "Mau kemana kamu?" Tanya Zara

"Aku mau kumpul bareng anak anak, kamu gapapa aku tinggal" ucap Alzar

"Gapapa" jawab Zara

"Bener? Atau aku telpon Rena aja biar ke sini" ucap Alzar khawatir

"Gausah, aku berani kok" jawab Zara

"Bener gak nih? Kalo gitu aku gak usah pergi aja deh" ujar Alzar

"Beneeerr, kamu kalo mau pergi, pergi aja gapapa" jawab Zara lagi.

"Yaudah, aku juga gabakal lama lama kok, kalo ada apa apa telepon aku ya" ucap Alzar dan diangguki oleh Zara.

Alzar mencium kening Zara dan mengusap lembut surai rambut Zara, setelah itu ia berjongkok dan mensejajarkan tubuh nya dengan perut Zara.

"Papa pergi dulu ya, jagain mama" setelah berbicara Alzar pun mencium perut Zara, sekarang itu sudah menjadi kebiasaan Alzar.

"Aku pergi ya" izin Alzar lagi dan diangguki oleh Zara.

Setelah itu Alzar keluar dari kamar dan juga rumah nya, Alzar mengambil motor nya di bagasi lalu menjalankan nya menuju markas.

...

To be continued

Salam manis dari istri jaemin°•°

ALZAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang