73.Belum ikhlas

4.3K 108 0
                                    

Tidak terasa hari ini adalah hari pernikahan Raya dan juga Bian, mereka tidak terlalu banyak mengundang tamu paling hanya keluarga besar dan juga rekan rekan kerja orang tua Raya dan Bian.

Sekarang Raya tengah berada di kamar nya bersama Ghea, Geeta dan juga Gessyan, Raya di baluti dengan gaun putih yang sangat terlihat cantik di tubuh nya.

"Anak bunda udah gede" ucap Ghea sembari meneteskan air mata.

Raya menoleh dan menatap bunda nya yang sedang meneteskan air mata "Bunda kok nangis?" Tanya Raya

"Bunda terharu aja, anak bunda yang cengeng sekarang udah jadi seorang ibu" jawab Ghea.

Raya memeluk bunda nya "Aaaaa bundaaa" ucap Raya terharu dengan ucapan sang bunda.

Tok..tok..tok..

Pintu kamar Raya terbuka dan menampakan Rayan yang sudah siap dengan pakaian formal nya, ia memakai kemeja putih di lapisi tuxedo hitam, hari ini Rayan kelihatan sangat tampan.

"Kenapa bang?" Tanya Raya

"Lo di suruh turun" jawab Rayan dan diangguki oleh Raya.

"Sana ke bawah aja sama abang, Gege biar bunda yang jaga" ucap Ghea, Gege adalah singkatan dari Gessyan dan Geeta, itu adalah nama panggilan dari bunda Raya, kata nya agar tidak susah memanggil nya.

"Gapapa bun?" Tanya Raya

"Gapapa lah" jawab Ghea "Liat Kea gak bang?" Tanya Ghea pada Rayan.

"Lagi sama ayah bun" jawab Rayan

Ghea mengangguk ngangguk pertanda mengerti dengan jawaban Rayan.

"Ayo" ajak Rayan pada Raya.

Raya berdiri dan berjalan menghampiri Rayan "Ayo" jawab Raya sembari menggandeng tangan Rayan.

Mereka pun sampai di taman keluarga, di sana sudah di hiasi dengan hiasan yang terlihat sangat elegan, tidak mewah namun sangat enak di lihat.

Rayan membawa Raya untuk duduk di meja penghulu yang sudah di sediakan, di meja itu sudah ada Bian dan juga penghulu, serta banyak tamu yang hadir termasuk sahabat sahabat Bian dan juga Raya.

"Ananda Bian, apakah anda sudah siap?" Tanya pak penghulu itu.

Bian mengangguk mantap dengan jawaban nya, setelah itu Bian berjabatan tangan dengan hendry atau wali dari Raya.

"Baik, silahkan di mulai" titah penghulu.

Hendry menarik nafas nya dalam dalam dan menghembuskan nya perlahan, ia sangat berat sebenar nya melepaskan putri kesayangan nya itu, namun apa boleh buat ini sudah takdir dari yang maha kuasa.

"Baik, ananda Bian Arsena Darmawa saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri saya yang bernama Rayana Frascisca bin hendry prajaya dengan maskawin uang tunai sebesar 21,1 miliar dan seperangkat alat solat di bayar tunai" ucap Hendry

"Saya terima nikah dan kawin nya Rayana Francisca bin hendry prajaya dengan maskawin tersebut tunai " ucap Bian lantang.

"Bagaimana para saksi?" Tanya pak penghulu.

"SAH!" Jawab semua tamu undangan

"Alhamdulillahirobbil alamin..." pak penghulu pun memimpin doa.

Mereka pun saling memasang cincin, setelah itu Raya menyalimi tangan Bian dan di balas oleh ciuman pada kening oleh Bian.

....

"Selamet Ray" ucap Zara sembari memeluk Raya.

"Makasih Zara" balas Raya sembari meneteskan air mata.

Zara menghapus air mata yang menetes pada pipi Raya "kok nangis? Nanti make up nya luntur dong" ucap Zara

"Kok gue jadi lebay ya" heran Raya pada diri nya sendiri.

Vio tertawa "Nyadar juga si munaroh" ucap Vio.

Raya melihat ke arah Vio "Woy!" Sentak Raya, namun Raya malah memeluk Vio dengan erat.

Vio membalas pelukan Raya "Happy weding cintaaa" ucap Vio

Raya melepaskan pelukan nya "Makasiihh" jawab Raya.

"Hwd Rayaaa" ucap Rena dan memeluk Raya

Raya membalas pelukan Rena "Makasiihhh" jawab nya.

"Selamet ya bi" ucap Alzar, Reza, Dean.

"Makasih bro" jawab Bian "Rasya kemana?" Tanya nya.

"Tadi ada kok" Sahut Dean

"Selamat ya" tiba tiba Rasya datang menghampiri Raya dan memberikan ucapan selamat pada mantan kekasih nya itu.

Mungkin masih banyak yang belum tahu bahwa Rasya dan Raya pernah menjalin hubungan, namun naas nya hubungan mereka harus kandas karena masalah Raya yang telah hilang keperawanan nya, sebenarnya Rasya sangat marah ketika tahu bahwa kekasih nya itu di perlakukan seperti itu oleh sahabat nya sendiri, namun Rasya mencoba untuk tidak gegabah dan mungkin juga ini sudah takdir tuhan.

Awal nya juga Rasya tidak ingin berpisah dengan Raya dia juga berkata bahwa dia siap untuk mempertanggung jawabkan ini semua walaupun bukan salah dia, karena ia tidak tega melihat Raya yang waktu itu sangat terpuruk.

Raya tersenyum "Makasih" jawab nya, namun senyuman yang Raya berikan bukanlah senyuman tulus, melainkan senyuman yang menandakan bahwa diri nya sangat merasa bersalah pada Rasya.

"Maaf" ucap Raya pelan

Rasya tersenyum, jujur kalo masalah memaafkan entah mengapa sangat sulit untuk Rasya lakukan, sebenar nya ini yang membuat ia tidak mau mengenal cinta, karena ujung ujung nya pasti akan seperti ini.

Rasya berjalan menuju Bian, Rasya mengulurkan tangan nya "Selamat" ucap nya

Bian mengambil uluran tangan Rasya "Makasih Sya" jawab nya dan berpelukan ala lelaki pada umum nya.

"Gue belum ikhlas" bisik Rasya, setelah itu ia pergi dari acara pernikahan Bian dan Raya.

...

To be continued

Salam dari istri jaemin°•°

ALZAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang