78.Terbongkar

4.3K 106 0
                                    

Seperti yang sudah Rasya bicarakan, sekarang ia dan juga Rayan akan menuju ke tempat yang Rasya maksud, entah dimana tempat nya hanya Rasya yang tahu.

"Jauh sya?" Tanya Rayan.

Rasya yang sedang mengemudi pun menoleh "Enggak, bentar lagi nyampe" jawab Rasya.

Tak lama dari itu Rasya memberhentikan mobil nya tepat di depan rumah mewah bernuansa putih.

Rayan mengerutkan kening nya "Rumah siapa Sya?" Tanya Rayan.

"Turun aja dulu, ntar gue kasih tau" jawab Rasya dan keluar dari mobil nya diikuti Rayan.

Rasya membuka gerbang rumah itu "Ayo" ajak Rasya.

Rayan pun membuntuti Rasya dari belakang, Rasya membuka pintu rumah itu dan berjalan menyusuri area rumah tersebut.

"Sya" panggil Rayan.

"Sttt" ucap Rasya.

Rayan hanya menuruti perintah Rasya, sampai Rasya berhenti di depan kamar yang membuat Rayan semakin bingung.

Brak..

Rasya menendang pintu kamar tersebut dengan sangat keras sehingga membuat dua orang yang ada di dalam kamar tersebut kaget bukan main.

Rayan mengepalkan tangan nya emosi, tanpa basa basi Rayan langsung memukul pria itu tanpa ampun, Rasya mencoba menghentikan nya namun Rayan malah menepiskan tangan Rasya.

"Bajingan kaya lo gak pantes hidup!" Amuk Rayan membabi buta.

"Ray, udah Ray" ucap Rasya, kali ini Rasya berhasil menghentikan Rayan.

Sementara Bian, lelaki itu tengah menahan sakit akibat pukulan Rayan yang sangat keras, malam ini Rayan dan Rasya dengan jelas melihat perbuatan Bian yang sangat di luar nalar.

"Mau kemana lo?" Rasya menahan tangan perempuan itu yang akan kabur.

"Dimana harga diri lo sebagai perempuan?" Tanya Rasya sembari memegang tangan perempuan itu dengan kasar.

"Sakit" lirih Vanesha, ya perempuan itu adalah Vanesha, perempuan biadab, pembuat onar, perusak hubungan orang.

"Lebih sakit mana kalo dibandingin sama rasa sakit yang Raya rasain, cuma perempuan bego yang mau ngelakuin hal kaya gini!" Ucap Rasya sembari menekan kata kata nya.

Bugh..

Rasya tersungkur di lantai akibat pukulan dari si so' jagoan Bian "Jangan pernah lo ngomong gitu ke dia!" ucap Bian dan memegang tangan Vanesha.

Rayan berancang ancang untuk memukul Bian namun di tahan oleh Rasya. "Tahan Ray" ucap Rasya.

Rasya mengusap darah di bibir nya dan tersenyum smirk, ia berdiri lalu menatap Bian dengan tatapan yang belum pernah Rasya perlihatkan sebelum nya.

"Mau lo pertahanin atau gue ambil alih?" Tanya Rasya serius.

Bian mengerutkan kening nya "Maksud lo?" Tanya Bian balik.

Rasya maju satu langkah lebih dekat dengan Bian, ia memasukan lengan nya ke dalam saku celana levis nya dan menatap Bian beberapa detik lalu berganti menatap Vanesha dan tersenyum renyah seolah mengejek mereka.

"Biar gue yang jaga Raya sama anak anak lo" ucap Rasya setelah itu pergi meninggalkan mereka diikuti oleh Rayan.

...

Dengan penampilan yang sangat jauh dari kata rapih, Rayan dan Rasya pulang ke rumah Raya. Raya kaget melihat kakak dan mantan kekasih nya itu babak belur, apakah mereka bertengkar? Fikir nya.

Raya segera berlari kearah Rayan dan juga Rasya. "Lo berdua kenapa?" Tanya Raya panik.

Merasa tidak ada jawaban dari kedua nya membuat Raya kesal. "Jawab!" Tekan Raya.

"Ketemu orang gila tadi" jawab Rayan sembari mendudukan diri nya di atas sofa ruang keluarga Raya.

Raya mengerutkan kening nya "Orang gila?" Tanya Raya bingung.

Rasya mengangguk. "Iya orang gila, saking gila nya kita sampe kewalahan" jawab Rasya ngawur.

Raya memicingkan matanya seolah tidak percaya dengan jawaban dua lelaki ini. "Gue tau lo berdua boong" ucap Raya dan pergi menuju dapur.

Rayan dan Rasya saling tatap. "Dia tau?" Tanya Rasya pelan.

Rayan mengangkat bahu nya. "Gak mungkin lah nying" jawab Rayan.

Tak lama dari itu Raya datang membawa wadah berisikan air hangat dan juga dua sapu tangan. "Nih, bersihin muka kalian" suruh Raya.

"Gak mau bersihin muka gue Ray?" Goda Rasya.

Rayan menyenggol lengan Rasya. "Modus najis!" Ucap Rayan.

"Biarin lah, iri lo!" Balas Rasya.

"Dih ngapain iri, gue juga bisa kali, ya gak Ray?" Ucap Rayan sembari menaik turunkan alisnya.

Raya menatap dua lelaki itu malas. "Bersihin sendiri!" Jawab Raya dan pergi meninggalkan mereka.

Raya berjalan menuju kamar si kembar, ia membuka pintu kamar mereka pelan, Raya melihat anak anak nya tengah tertidur pulas, ia berjalan mendekat menuju ranjang mereka.

Raya mengusap air mata yang turun tanpa permisi, ia kembali menatap anak anak nya.  "Maafin bunda ya sayang, bunda belum bisa jadi ibu yang sempurna buat kalian" ucap Raya.

Raya mengelus kening mereka bergantian setelah itu ia mengelus kepala putra putri nya itu dan tersenyum hangat. "Bunda gak tahu sekarang ayah ada dimana, tapi bunda yakin ayah pasti pulang ayah pasti kembali ketemu sama kalian, bunda dulu pernah mau gugurin kandungan bunda, dulu bunda gak kuat banget ngejalanin itu semua, bunda pernah nanya sama tuhan kenapa bunda yang harus ngalamin ini semua, tapi ternyata di balik kejadian itu bunda juga bersyukur karena bunda bisa punya dua malaikat kecil yang lucu lucu" Raya menghentikan ucapan nya dan mengusap air mata yang sedari tadi bercucuran.

"Tumbuh jadi anak anak yang baik ya nak, jangan kaya bunda" lanjut nya.

Rasya yang mendengar semua ucapan Raya dari balik pintu pun mengepalkan tangan nya. "Gabakal gue biarin lo hidup tenang, Bian" ucap nya.

...

To be continued

Salam manis dari istri jaemin°•°

ALZAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang