79.Mama Papa

6.3K 121 0
                                    

Sudah hari ke tiga setelah Rayan dan Rasya menemui Bian, mereka belum memberitahu hal sebenar nya pada Raya, karena takut jika mereka memberi tahu nya Raya akan shok dan juga depresi. Mereka akan memberitahu Raya nanti jika waktu nya sudah tepat.

Bahkan sampai sekarang Rayan dan Rasya masih memikirkan bagaimana harus memberitahu Raya. Mereka sangat bingung dan marah, bingung bagaimana memberitahu Raya dan marah karena perlakuan Bian yang sangat biadab.

"Gimana Yan?" Tanya Rasya

Rayan menolehkan kepala nya. "Tunggu waktu nya dulu Sya" jawab Rayan.

Rasya mengangguk, ia hanya menuruti perkataan Rayan walaupun sebenar nya ia sangat ingin segera mengatakan nya pada Raya.

"Gue tau lo marah banget, sama Yan gue juga marah, dia orang yang gue cinta dan rela gak rela gue harus kasih dia ke bajingan itu, tapi apa? Apa yang dia lakuin sekarang, kalo emang gak bisa jagain Raya, kenapa harus rusak cewe gue" ucap Rasya dan tanpa ia sadari diri nya sedari tadi tengah meneteskan air mata.

Rayan menoleh dan menatap Rasya iba, Rayan memegang pundak Rasya. "Gue dukung lo, gue serahin Raya sama lo" balas Rayan.

Rasya berdiri dan membasuh air mata nya. "Gue pergi dulu Ray" ucap nya dan diangguki oleh Rayan.

...

"Cil sini cil" panggil Alzar pada Zero.

"Pappaa! Pappaa!" Ucap Zero lantang.

Alzar teesenyum riang dan berjalan memangku Zero. "Bilang apa tadi?" Tanya Alzar tak luput dari senyuman nya.

"Pappaa!" Jawab Zero.

Alzar mencium wajah Zero bertubi tubi membuat si empu tertawa kegelian.

"Eh, ada apa ini?" Tanya Zara yang baru saja keluar dari dapur sembari membawa makanan untuk Zero.

"Mammmaaa!" Panggil Zero.

Zara menoleh pada Alzar yang ditatap malah tersenyum, Zara meletakan makanan Zero dan memegang pipi putra nya itu. "Zero manggil mama?" Tanya Zara.

Zero manggut manggut seolah menjawab pertanyaan Zara, Zara yang senang pun memeluk sang putra dengan terharu.

"Alzar, Zero manggil akuu" ucap Zara sembari meneteskan air mata.

Alzar menghapus air mata Zara dengan ibu jari nya. "Iya, kamu hebat" jawab Alzar seolah berterima kasih karena didikan Zara yang membuat anak mereka sangat pintar.

"Zero makan yu, mama udah buatin bubur buat Zero" ujar Zara.

Dengan spontan Zero mengangguk, Zara pun menyerahkan Zero pada Alzar sementara ia mengambil bubur Zero yang tadi sempat ia simpan di meja tv.

Walaupun sekarang umur Zero belum menginjak satu tahun, tetapi anak ini sudah sangat pandai berbicara.

"Buka mulut nya sayang" titah Zara.

Zero pun membuka mulut nya. "Aaaaaa" makanan pun masuk kedalam mulut Zero.

"Pinter" ucap Alzar sembari mengusap usap kepala sang putra. "Nanti malem aku mau ngajak kamu sama Zero jalan" sambung nya.

"Kemana?" Tanya Zara yang masih sibuk menyuapi Zero.

"Rahasia dong" jawab Alzar.

Zara mendelikan bola mata nya sembari tersenyum. "Jadi penasaran kan aku" ucap Zara.

"Kan emang itu tujuan saya mbak" jawab Alzar.

"Iya deh iya paduka" sahut Zara.

"Mammaam!" Ucap Zero.

Alzar dan Zara menoleh bersamaan kearah Zero. "Makin pinter aja anak mama" ucap Zara sembari mencubit pipi gembul Zero.

"Siapa dulu dong papa nya" ucap Alzar membanggakan diri.

"Kalo menurut aku sih ya, Zero itu mirip banget sama aku soalnya aku kan pinter kalo kamu sih yaaa..." ucap Zara menggantungkan ucapan nya.

"Mulai deh mulai ledek suami nya" bete Alzar.

Zara langsung memeluk Alzar sembari terkekeh, karena gemas melihat tingkah suami nya ini. "Hehehe bercanda sayang" ucap nya.

...

"Mau makan dong gue" ucap Reza.

"Punya tangan kan?" Tanya Rena.

"Punyalah" jawab Reza.

"Punya kaki?" Tanya Rena lagi.

"Punyalah" jawab Reza.

"Yaudah ambil sendiri!" Ucap Rena ngegas.

Sekarang mereka sedang berada di rumah Rena dan seenak jidat Reza menyuruh nya, dia fikir Rena pembantu nya apa?. Memang sebenar nya Reza tidak pernah menyuruh nya sama sekali, namun sekarang sungguh Rena sangat malas untuk beraktivitas.

Reza menghampiri Rena yang sedang duduk bersandar di bangku panjang depan kolam renang nya sembari menonton film di laptop nya. "Gak romantis lo" ucap Reza sembari duduk di samping Rena.

"Sempit ih!" Kesal Rena, karena bangku nya saja kecil malah di duduki dua orang.

"Ya abis nya" jawab Reza.

Rena memposisikan duduk nya menghadap Reza. "Yaudah apa? Pacar Rena ini mau apa?" Tanya Rena sedikit menggoda.

Reza tersenyum sumringah. "Mau kamuu" jawab Reza manja.

"Modus!" Ucap Rena dan pergi meninggalkan Reza ke dalam rumah.

Sebelum masuk kedalam rumah Rena membalikan badan nya terlebih dahulu. "Tunggu disitu, gue ambil dulu makanan" titah Rena.

"Iyaa" jawab Reza.

Setelah Rena pergi, Reza membuka laptop Rena dan melihat tontonan Rena tadi, ia berdecak. "Apaan nonton orang putih putih gini, bukan ganteng yang ada kek pampir" ucap Reza, pasal nya yang tadi Rena tonton adalah drama korea, ya katakanlah bahwa Reza buta, masa cowo seganteng mereka di bilang kayak Vampir, sungguh terlalu.

"Nih makan" tak lama dari itu Rena datang sembari membawa makanan untuk Reza.

"Gitu dong, calon istri harus nurut sama calon suami" ucap Reza ngawur.

"Iya deh iya terserah bapak Reza" jawab Rena dan duduk di sebelah Reza sembari melanjutkan film nya.

"Bapak dari anak anak kita nanti ya sayang?" goda Reza.

"Mulai deh mulai" jengah Rena, untung sayang jika tidak sudah Rena jual Reza ke tanah abang.

Reza terkekeh sembari memakan kue buatan ibu Rena. "Gue mau pulang ah" ucap Reza.

"Kok pulang?" Tanya Rena, karena biasa nya Reza sangat lama bermain di rumah Rena dan juga karena sudah dapat persetujuan dari orang tua Rena.

"Ditelpon mami" jawab Reza.

"Yah" keluh Rena.

"Nanti juga di kampus ketemu lagi" ucap Reza, karena semua teman Zara sudah mulai berkuliah kecuali Zara dan Raya.

"Yaudah" balas Rena.

Cup..

Reza mengecup kening Rena. "Panggilin tante, gue mau pamit" titah Reza, Rena pun berjalan ke dalam rumah untuk memanggil ibu nya.

Memang hubungan Rena dan Reza seperti ini, kadang hubungan mereka di bumbui dengan lelucon pertengkaran dan tidak jarang juga mereka romantis seperti tadi.

"Eh Reza, kok udah mau pulang aja" ucap Maya, ibunda Rena.

"Ditelpon mami tan, nanti Reza kesini lagi deh" jawab Reza.

"Yaudah kalo gitu hati hati ya, jangan ngebut ngebut pake motor nya" ucap Maya, Reza pun menyalimi tangan Maya.

"Iya tan, Assalamualaikum" pamit Reza.

"Waalaikumsalam" jawab Maya dan Rena.

...

To be continued

Salam manis dari istri jaemin°•°

ALZAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang