80.END

9.8K 172 7
                                    

Malam telah tiba, Rayan, Rasya dan juga Raya sekarang tengah berkumpul di ruang tamu rumah Raya, tujuan Rayan dan Rasya sekarang adalah memberitahu Raya fakta sebenar nya tentang Bian. Mereka juga sudah mempunyai bukti yang cukup kuat untuk membuat Raya percaya.

"Ada apa sih bang, sya?" Tanya Raya bingung, karena sedari tadi mereka tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Rayan mengusap wajah nya gelisah, ia lalu menoleh pada Rasya setelah mendapat persetujuan dari Rasya ia segera membuka laptop nya dan memperlihatkan sebuah video.

Raya mengangkat sebelah alis nya, seolah menanyakan apa maksud nya ini. "Liat aja" titah Rayan.

Raya pun membuka video tersebut dan apa yang dia lihat sama sekali tidak pernah ada dalam fikirannya, apakah ia tidak salah melihat? Katakan pada Raya bahwa ini hanya rekayasa.

Raya menutup mulut nya tidak percaya. "Bang" lirih Raya, suara nya bergetar.

Rayan berpindah duduk di sebelah Raya dan memeluk saudara kembar nya itu, Raya hanya bisa terisak di dalam pelukan Rayan.

"Bilang sama gue itu bohong bang, itu cuman rekayasa kan?" Ucap Raya, Rayan menggeleng seolah menjawab bahwa itu benar ada nya dan bukan rekayasa.

Raya memukul Rayan untuk meluapkan emosi nya. "Gak mungkin bang, gak mungkin... hiks.." lirih nya.

Rasya tak mampu melihat Raya menangis seperti ini, ia sedari tadi hanya menunduk dan mengepalkan kedua tangan nya. Gadis yang sedari dulu ia jaga, tidak pernah ia sakiti apalagi ia lukai, kini gadis itu sudah menjadi wanita, wanita yang harus menahan rasa sakit karena perbuatan sahabat yang bahkan Rasya sendiri sudah tidak ingin menganggap nya sebagai sahabat.

Tanpa dia sadari sebutir air mata menetes dari mata Rasya, sekuat apa pun Rasya menahan nya agar tidak mengeluarkan air mata, namun apalah daya kesakitan yang di rasakan Raya adalah kesakitan nya juga.

Rasya mendongak dan menghapus kasar air mata nya. "Ray" panggil Rasya.

Raya melepaskan pelukan nya dari Rayan dan menoleh menatap Rasya, ah sungguh Rasya tidak tega melihat wajah Raya yang bengkak akibat tangisan karena ulah bajingan biadab itu.

"Gue mau gantiin posisi Bian, kalo seandai nya dia lebih milih jalang itu" ucap Rasya dan memalingkan wajah nya karena air mata kembali menetes tanpa permisi.

Tanpa Rasya sadari Raya duduk di sebelah nya dan memeluk Rasya dari samping. "Gue mau lo gantiin posisi dia" ujar Raya.

Rasya menatap Rayan meminta persetujuan apakah ia boleh membalas pelukan Raya, Rayan yang mengerti dengan isyarat Rasya pun mengangguk.

Rasya pun membalas pelukan Raya. "Maaf" ucap nya.

Raya menggeleng. "Lo gak salah, harus nya gue yang minta maaf, maaf karena udah khianatin lo, maaf karena gue gabisa jaga diri, ma.." ucapan Raya terpotong.

"Udah, gue udah maafin semua nya, gak usah merasa bersalah, ini semua gak sepenuh nya salah lo" ucap Rasya semakin mengeratkan pelukan nya.

"Gue bakal bilang semua nya ke bunda sama ayah, biar lo berdua bisa bersama lagi" ucap Rayan.

"Tapi bang.."

"Gapapa, mereka gak bakal marah sama lo" potong Rayan, Raya pun mengangguk setuju.

...

"Zeroo!" Panggil Alzar

Zero yang merasa di panggil pun berjalan perlahan menghampiri Alzar, Zara stay membuntuti Zero dari belakang agar anak itu tidak jatuh.

"Pappaa!" Ucap Zero ketika sudah memeluk Alzar.

"Nih, papa bawa eskrim buat Zero sama mama" ucap Alzar sembari memberikan eskrim tersebut pada Zara dan juga Zero.

ALZAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang