1. Perkara Kodok

8K 853 35
                                    


Sorak Sorai berlangsung heboh mengiringi kebahagiaan anak SMA N Anak Nusantara yang telah memenangkan tawuran antar sekolah untuk yang ke sekian kalinya.

Gibran, cowok dengan penampilan paling menonjol karena berada di posisi depan tampak ber-tos ria dengan beberapa temannya.

"Emang keren lah kita, gak pernah kalah walaupun sekali." ujar Lucas dengan sombongnya yang segera disahut tawa oleh anggota yang lainnya.

"Mau rayain dimana?"

Baru saja Gibran hendak menjawab, tiba-tiba handphone nya berdering.

"PULANG KAMU GIBRAN ! ADIK MU NANGIS MINTA GENDONG!"

Panggilan dari sang grandma tercinta langsung Gibran matikan dan segera melihat jam, oh sial! Ternyata sudah terlambat!

"Gue cabut dulu!" Gibran berlari ke arah motornya sambil terus komat -kamit berdoa untuk keselamatannya nanti saat di rumah.

"Napa si bos?" tanya beberapa anggota yang lain.

"Biasa,rajanya udah memberi titah,jadi ya gitu." jawab Lucas disertai tawanya yang terdengar begitu menyebalkan.

Sontak beberapa anak langsung tertawa lebar. "Yang mulia,raja Resha!"

...

"ABANG MUKA NA NAPA?!" teriakan bocah dengan pipi kelebihan muatan itu menggema ketika melihat Gibran yang pulang dengan beberapa luka di wajahnya.

"Diem,Sha. Jangan keras-keras nanti Grandma denger." Gibran menutup mulut si kecil dengan satu jarinya.

Resha mengangguk tapi mengiyakan tapi tak lama kemudian. "GLANMA ! ABANG MUKA NA-"

"Sssttt,Anak setan!Hih! Susah amat gue ngomongin Lo!"

"Hihihi." Resha menutup mulutnya sendiri setelah merasa puas menggoda sang kakak.

"Mana grandma?" tanya Gibran karena ia tak melihat sang grandma ketika sampai di rumah.

"Glanma di atas" tunjuk si kecil ke arah lantai dua di rumahnya membuat Gibran mendesah lega.

"Lo udah makan?"

Resha menggeleng,"Beyum, Eca nunggu Abang"

Gibran tersenyum haru."Ayo makan."

"YOO!"

Bagi Gibran, Resha adalah seorang adik yang selalu ia perlakuan layaknya raja di manapun. Anak kecil dengan pipi kelebihan muatan juga kelakuan nya yang bisa dibilang aneh, tak bisa membuat Gibran mengeluh karena nyatanya Resha lah yang selalu memberi semangat untuk dirinya.

"ABANG ! ECA UNYA AINAN! ECA UNYA AINAN!!"

"Ya Allah!Resha !Jangan teriak-teriak dong! Kuping Abang gak budek!"

Kalau Resha hanya berteriak biasa mungkin Gibran juga maklum,tapi adiknya itu menendang-nendang pintu kamarnya dengan brutal.

"Anak siapa sih lu? teriak-teriak." gerutu Gibran pada bocah berumur 3 tahun itu.

"Hah? Eca anak capa?" tanya si bayi polos ketika Gibran membukakan pintu.

"Anak setan lu."

"Hihi,Eca anak cetan!" Resha tertawa senang sembari menabrakkan dirinya pada paha sang Abang.

...

"Busettt ni anak, belum tidur lu?"

"No! Eca mau ain!"

"Ngapain lu main jam segini, dimarah grandma Lo."

"No!Glanma pegi!" balas Resha merengut tak suka karena ucapan Gibran yang menurutnya salah.

GIRESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang