11. Bertemu Geon

3.2K 564 46
                                    


Jika kalian mengira permusuhan Gibran dan Geon dimulai dari cinta monyet anak SMP ataupun pengkhianatan,itu salah besar. Alasannya sangat menyeramkan bahkan ini bisa membuktikan seberapa kejamnya seorang Gibran Melviano. 

Saat kecil, Gibran sering mendengarkan Ayahnya bercerita pada Bunda, jika ia punya seorang karyawan yang mengkhianati dirinya bahkan berniat menghancurkan usaha bos nya sendiri hanya karena iri akan kesuksesannya. Tak hanya itu sang karyawan juga seringkali berusaha membahayakan nyawa keluarganya.

Hingga saat SMP, Gibran menemukan siapa orang yang sering ayahnya ceritakan. Dia adalah ayah Geon. Orang yang hampir saja meracuni Dava,adik nya yang kini sudah tiada.

Karena sudah kepalang marah, Gibran mengemudikan mobil ayahnya tanpa izin. Anak berusia 12 tahun itu mengemudikan mobilnya ugal-ugalan. Dan,sesuai rencana,Gibran menabrakkan mobilnya pada motor yang ada di depannya hingga si pengemudi langsung terlempar bahkan terseret oleh pengemudi lain.

Si korban adalah kedua orang tua Geon yang memang sudah Gibran incar selama ini. Keduanya tewas mengenaskan.

Keluarga besar Geon melaporkan kasus ini ke kantor polisi tapi apalah daya, semuanya bisa dengan mudah dikendalikan oleh uang, mengingat ayah Gibran bukanlah orang sembarangan.

Dan, itu adalah awal dari permusuhan keduanya. Intinya,Gibran tidak peduli siapapun itu ,jika membahayakan keluarganya,maka bersiaplah kehilangan nyawa.

...

Sore ini, Gibran terpaksa menuruti keinginan Resha untuk jalan-jalan keliling taman. Semua berjalan biasa saja hingga saat mereka pulang, tiba-tiba saja anak Zhero menghadang Gibran.

Sialan ! Pasti anak Zhero ingin balas dendam karena banyak anak buahnya yang masuk ke rumah sakit akibat ulah anak-anak Alvares.

Geon, sang Ketua langsung turun dari motornya lalu menghampiri Gibran yang masih setia nongkrong diatas motornya .

"Bisa-bisanya Lo masih nyombong saat ajal mau ngejemput Lo" ejek Geon ketika melihat raut wajah Gibran yang super tajam. 

"hus ! Hus ! Pegi ! Pegi !!" ucap Resha sambil mengibaskan tangannya kesal.

Geon tertawa entah kenapa, yang jelas itu jelek menurut Resha. Memang,anak Zhero yang menghadang tidak terlalu banyak tapi cukup untuk membuatmu babak belur.

Gibran sih tidak mungkin akan kalah dari mereka tapi masalahnya ada si bayi yang tidak tahu apapun bersamanya.

Gibran turun dari motornya lalu ia juga menurunkan Resha, meletakkan bayi itu untuk berdiri disampingnya .

"Mati lo Gibran!!" teriak Geon,lalu ia menarik kerah baju Gibran dan mengepung cowok itu beramai-ramai .

Sudah dibilang kalau Gibran itu hebat,jadi dia bisa imbang saat menyerang anak-anak Zhero walaupun ada Geon sekalipun. Kalau kalian pikir Resha akan teriak-teriak takut, maka salah. Bayi itu malah duduk di tengah jalan sambil berteriak memberi semangat pada sang kakak yang tengah berkelahi disana.

"Yo ! Bang ! Yo !!!"

Biarpun satu lawan keroyokan,Gibran berhasil unggul hingga saat Geon terpojok,cowok itu berteriak. "Ambil anak itu!"

Sontak salah satu anak Zhero keluar dari lingkaran pertarungan dan mengangkat Resha yang masih asyik berteriak heboh . Cowok itu segera menyerahkan Resha pada Geon.

"Haha ! Kalau Lo mau adik Lo selamat, maka nyerah !" tawa Geon senang sedangkan Gibran tampak tenang saja.

"Hahahaha" Resha tertawa menirukan seseorang yang tengah menggendongnya . Hal itu membuat beberapa anak Zhero kaget bahkan ada yang langsung melongo tanpa sadar.

"Diem Lo!" sentak Geon membuat Resha berjenggit kaget. Bayi itu melotot,"Beyicik!"

"Anjing lo" umpat Geon marah.

"Amu Jing nya !" balas Resha .

Sudah emosi dengan tingkah Gibran,kini Geon juga dibuat emosi dengan tingkah Resha.  Cowok itu langsung mencengkram kedua pipi gembul Resha hingga bibirnya terbuka dan sedikit maju.

"Ancaman gue gak main-main" geram Geon menatap Gibran yang terlihat santai.

Harusnya sih,bayi itu menangis tapi ...

"Mumumumumu" Resha justru tampak senang ketika ia merasa hebat karena bisa menirukan mulut ikan.

Dirasa cukup,Gibran melangkah maju tapi anak Zhero tak membiarkannya. Karena terus-menerus dihalangi membuat emosi Gibran meledak seketika. Cowok itu dengan brutalnya menyerang bahkan membanting anak-anak Zhero hingga berteriak kesakitan.

Dari ekor matanya, Gibran bisa melihat jika Geon berniat membawa kabur Resha tapi ia segera berkata, "Kalau sampai ada apa-apa sama Resha, gue bisa jamin nyawa Gavin taruhannya"

Geon menatap marah tapi apa boleh buat, saat ini Gibran unggul . Cowok itu menurunkan Resha lalu mendorong si bayi dengan keras hingga jatuh tersungkur di aspal yang kasar.

"Anjing lo !" niatnya Gibran mau biarin Geon pergi begitu saja, tapi pas lihat kelakuan Geon yang bikin emosi meledak, Gibran langsung menyerang Geon dengan membabi buta.

Kini Geon terbaring di jalanan dengan Gibran yang masih setia memukulinya padahal cowok bernama Geon itu sudah pingsan mengenaskan.

Duagh !

Gibran menendang Geon dengan kasar dan mata yang berkilat marah. "Sampai adik gue terluka sedikit pun,maka gue bisa habisin keluarga Lo sampai akar-akar nya"

Gibran berjalan cepat menghampiri Resha yang tengah mengusap usap pipinya yang sedikit tergores dengan aspal . Bahkan bisa Gibran lihat, ada darah di sana.

"Ssstt,jangan nangis ya, Ayo pulang,Abang obatin" Gibran meniup-niup luka di pipi Resha dengan lembut tapi Resha tepis.

"No ! Di citu nda cakit !!" bantah Resha.

"Terus yang sakit dimana,bayi? Itu ada darahnya loh" tunjuk Gibran pada pipi si bayi.

Resha menunjukkan sikunya juga kedua lututnya, menunjukkan bagian tubuh nya yang terasa lebih sakit juga lecet akibat bergesekan dengan kasarnya aspal. "di cini"

Gibran memejamkan matanya sejenak sambil menyumpah serapahi Geon dalam hati. Cowok itu melirik kebelakang, melihat Geon yang belum sadarkan diri diantara anak anak Zhero.
"Nyawa lo taruhannya"

"Bang, Eca au es kim !" ujar Resha sambil merentangkan tangannya minta digendong, dengan senang hati Gibran menggendongnya hati-hati, cowok itu takut kalau luka Resha akan bergesekan dengan bajunya .

"Selain es krim, Resha mau apa?"

"Au pukul - pukul !" teriaknya semangat.

Gibran tersenyum tipis, "mau pukul siapa?"

"Dia!" tunjuk Resha pada Geon yang masih setia berbaring nyaman di aspal. 

Gibran makin tersenyum puas, adiknya tak jauh berbeda dari dirinya.

...

Biarpun gemes, Resha itu bayi pemberani ya bestie. Dia gak gampang nangis walau lagi sakit.

Cuman Gibran yang bisa dengan mudah bikin dia nangis.

Tapi tetep aja,Resha itu cuman bayi umur tiga tahun jadi kelakuannya gak jauh beda sama anak-anak usia segitu.

GIRESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang