Biarpun kemarin Resha tidak menangis saat badannya luka-luka,tapi sekarang bayi itu tengah sibuk menangis sambil marah-marah karena sekujur badannya terasa sakit.
Ya memang dia hanya didorong sampai nyungsep di aspal, tapi kan yang dorong orang dewasa dan dia itu cuman bayi gembul yang imut jadi tenaga Geon bukan tandingan buat nya.
"No ! Jan pegang ! Cakit ih !"
Dengan kasar Resha memukul tangan Gibran yang mengusap-usap lutut nya. Gibran langsung mendengus kesal. Aneh ini bayi, tadi teriak-teriak minta di usap,giliran sudah diusap, malah marah-marah tidak jelas. Galak sekali si Resha ini.
"Resha" panggil Gibran mencoba mengumpulkan stok kesabarannya yang sudah mulai menipis dan menghilang entah kemana.
"Pa ?!" jawab Resha nyolot.
"Kenapa marah-marah?"
"Ih ! Bong na Eca ko beyubah?!" tanya Resha nyolot.
Ya,Resha tadi pagi melihat kecebong peliharaan nya dan ternyata cebong itu sudah berubah menjadi katak kecil yang masih memiliki ekor. Tentunya Resha kesal,karena ia masih ingin melihat dan bermain dengan kecebong itu.
"Emang udah saatnya"
"Api,nti Eca nda unya ainan" sendu si bayi.
"Makanya gue kan udah pernah bilang,jangan mainan cebong. Jelek, kan udah gue beliin cupang malah gak mau" kesal Gibran.
"Bang nda cedih?!!"
"Gak. Ngapain gue sedih?"
"Haaa ! Aca bang nda cedih!"
"Gue lebih sedih lihat Lo yang luka-luka gini, Sha." Gibran menunjuk lutut kanan Resha yang kini ditutup oleh perban.
Ketika melihat Gibran yang perhatian, Resha tiba-tiba bertingkah manja . Bayi itu langsung tersenyum genit dan memeluk erat Gibran . "Hihi, Eca cuka" ujarnya senang.
"Genit banget sih Lo?! Siapa yang ngajarin"
"Nda ada" ucap nya tanpa dosa.
Kelewat gemas, Gibran langsung mengusak hidungnya dengan hidung si bayi yang mana justru disambut dengan pukulan kesal Resha. "No !"
"Mau apa sih Lo?! Disayang gak ngerti di sayang" greget Gibran.
Biarpun si Gibran barusan membentak, bayi itu tak peduli karena dalam bentakan itu Gibran tetap menunjukkan rasa perhatian yang besar untuknya jadi si bayi justru tertawa keras sembari bertepuk tangan heboh.
"Gayak!"
"Dih,ngatain galak. Lo sadar diri,Sha. Lo tuh lebih galak dari gue," kesal Gibran.
"Aca?"
"Yee,kagak percaya"
"Udah ah! Udah hampir jam 7,gue mau sekolah. Lo di rumah aja sama grandma,kalau gak ya Lo main aja ke rumah si Sena" suruh Gibran lalu meraih tas sekolahnya yang ia letakkan di atas meja belajar.
"Eca au buyu bong,oyeh?"
"Apapun,Sha asal jangan berburu cebong "
"Api Eca au cayi yang bayu,"
"Terserah Lo deh, tapi jangan sampe jatuh." peringat Gibran sambil mengacungkan jari telunjuk nya,tanda memperingati.
"Kayo jatuh Napa?"
"Kalo sampe jatuh, gue buang dot susu Lo" ancam Gibran lalu cowok itu segera berlari keluar meninggalkan Rhesa yang langsung berteriak marah. Intinya,bayi itu sangat tidak terima jika ada yang mengusik kehidupannya dengan si botol.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRESHA
Teen FictionTidak ada yang bisa mengalahkan seorang ketua geng begajulan dan kejam seperti Gibran, kecuali Resha , balita aktif berumur 3 tahun yang selalu membuat geleng-geleng kepala. (BROTHESHIP) 23 September 2022