23. Bos Ngamuk

2.8K 505 18
                                    


Suasana Senin pagi di SMA N Anak Nusantara tampak mencekam . Jelas ini gara-gara ulah Gibran yang tengah dilanda emosi.

Bahkan tadi di parkiran aja Gibran udah nonjok empat orang yang gak sengaja menghalangi jalannya. Emang kabangetan ini orang.

Semua ini gak akan terjadi kalau Resha gak pundung sama dia. Weh,ini udah sehari dan Resha masih betah untuk ngambek sama dia. Bahkan bayi itu sok-sokan tidur di ruang tengah karena lagi males sama Gibran.

Cowok itu berjalan dengan gaya seperti biasa hanya saja untuk saat ini, terlihat jelas kalau cowok itu lagi menahan amarah. Terbukti dari tadi kedua tangannya selalu terkepal meskipun ada di dalam saku celana.

Setiap melihat Gibran,semua siswa langsung memilih kabur padahal biasanya cewek-cewek bakalan teriak-teriak alay tapi enggak untuk saat ini. Lagian Gibran serem banget uy !

Sementara itu di parkiran, tiga cowok pengikut setia Gibran itu lari-lari karena mendengar kabar jika bos nya lagi ngamuk. Kalau udah gini, sensitif banget nih orang ntar.

"Kenapa ya si Bos ngamuk sampai kek gini?" tanya Alan sambil ngos-ngosan.

"Entahlah, kayaknya bukan masalah sepele" jawab Umay.

"Gak mungkin kan kalau Zhero nyari gara-gara lagi sama kita?" tanya Alan.

"Mana gue tahu,tapi kek nya ini parah banget dah"

"Lan,tolong lihatin. Si bos ketempelan setan apa dong!" beber Lucas pada Alan si indigo.

"Asem!"

Kembali lagi ke Gibran. Ketika berbelok,gak sengaja Gibran bertemu dengan Luki, guru muda yang begitu Gibran benci.

"Hai, pembunuh" sapa Luki sinis .

Gibran mengepalkan kedua tangannya erat. Cowok itu gak akan mengelak ketika dibilang pembunuh karena itu benar adanya. Tapi masalahnya,Gibran ingat kejadian pas Resha diculik jadi amarah Gibran makin meluap-luap aja sekarang.

Bugh ! Bugh !

Tanpa aba-aba Gibran langsung meninju rahang Luki hingga guru itu tersungkur, gak puas sampai di situ,Gibran terus memukuli Luki hingga guru itu nyaris tak sadarkan diri.

"GIBRAN ! HENTIKAN !!!"

"IKUT SAYA KE RUANG BP !"

"Siapa lo, anjing ! Gak usah ngatur-ngatur gue !"

...

"Gibran, bilang sama Grandma kalau ini bohongan" sepulang sekolah,Grandma langsung menunjukkan surat yang dikirim dari sekolah.

"Itu bener, aku emang mukulin itu guru" jawab Gibran santai berbeda dengan Grandma yang terkejut.

"Kenapa Gibran? Kamu ada masalah sama dia? Dia itu guru kamu"

"Dia itu Luki,granmda ! Luki !"

"Kamu gak bercanda kan?" tanya Grandma lagi. Wanita tua itu bahkan lebih kaget dari sebelumnya.

"Aku gak bercanda. Bahkan, Luki pernah nyelakain Resha. Dia berniat mau nyulik Resha waktu itu" jelas Gibran. Grandma menutup mulutnya kaget, wanita itu khawatir.

"Terus? Resha gak kenapa-kenapa kan? Kamu juga kan?"

"Aku sama Resha baik-baik aja. Sekarang Resha dimana?" tanya Gibran.

"Di kamar Dava. Nggak tahu tiba-tiba minta kamar sendiri,"

Dengan buru-buru Gibran menuju kamar adik keduanya yang berada tepat disamping kamarnya. Pokoknya Gibran harus segera bertindak.

Brak !

Pintu di dobrak dengan menggunakan kaki. Gibran berjalan mendekat ke arah ranjang, di sana ada Resha yang tengah menggambar lingkaran di atas buku gambar yang baru ia beli tadi pagi bersama Sena.

Rupanya bayi itu belum sadar dengan kehadiran Gibran. Entahlah kenapa tadi dia gak kaget waktu Gibran dobrak pintu ya?

"Yingkayan nomoy catu"

"Nomoy duwa" Resha duduk. Bayi itu menatap senang pada dua lingkaran yang berhasil ia buat. Ya meski tidak bisa disebut lingkaran karena sebenarnya itu segi banyak.

"Sini Lo!"

Tanpa apa-apa Gibran menggendong Resha dan membawa bayi itu ke kamarnya. Gibran bahkan gak peduli pas Resha teriak-teriak minta di turunkan.

"HAT ! PAKCA-PAKCA ! ECA NDA CUKA !!!!" omel si bayi.

"Udah Lo diem aja, duduk di sini"

Gibran metenteng setelah mendudukkan Resha di ranjang miliknya. Resha menatap nyolot ke arah Gibran,"Abang keyuay !!" Resha menunjuk arah pintu dengan jari telunjuknya.

"Lo ngusir gue?!" teriak Gibran.

Resha mengangguk mantap.

"Ni amang na Eca!"

"Kamar gue !"

"Eca !"

"Gue!"

"Amang Eca !"

"Kamar gue ! Dari Lo belum lahir juga ini kamar punya gue!"

"Biayin ! Cekayang,amang na Eca !"

"Udah deh ! Gue capek barantem sama Lo! Pokoknya Lo gak boleh ngambek lagi sama gue!"

"Cuka-cuka Eca yah"

"Gak boleh!"

"Cayiin Bong Cana!nti Eca aaapin!!!" suruh Resha.

"Anjir,gue diperalat" sungut Gibran.

...

GIRESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang