Resha terdiam. Ia tak menjawab ketika di depannya Gibran tampak begitu marah karena ulahnya hari ini. Yang lebih tua tampak menahan amarahnya sedangkan yang lebih muda hanya terlihat memendam semua perasaan marahnya."Menurut Lo bagus kek gitu? Lo udah dewasa,Sha. Jangan gampang nanggepin omongan orang. Gak semua omongan mereka harus Lo ladenin" ujar Gibran dengan merendahkan nada bicaranya.
"Iya aku tahu" jawab Resha.
Gibran hanya mengusak rambutnya kasar. Jujur,ia tak ingin memarahi adiknya ini,tapi entah kenapa ia ingin mengeluarkan kata-kata itu saat ini juga.
"Sekarang Lo ke kamar,istirahat" ujar Gibran dan segera beranjak pergi meninggalkan Resha.
Resha hanya terdiam sambil menatap kepergian kakaknya. Kedua tangannya mengepal. Bukannya beranjak ke kamar, remaja itu justru melempar tas sekolahnya dan berjalan ke arah luar rumah.
"Mau kemana ?" tanya Gibran ketika melihat adiknya membawa motornya keluar garasi.
"Kemana lagi? Aku mau ke rumah Bang Geon" jawab Resha.
"Sha,"
"Ya?"
"Sha, jangan gini. Maafin Abang tadi udah marah sama kamu" ujar Gibran lembut. Lelaki itu membelai rambut adiknya dengan lembut pula.
"Gapapa Bang, aku udah besar. Tapi aku mau ke rumah Bang Geon sebentar" ujarnya dengan senyuman.
"Janji sebentar?" tanya Gibran memastikan.
"Iya cuman sebentar aja"
Gibran mengangguk. Sebenarnya ada rasa tak suka ketika adiknya itu hendak menemui Geon. Walaupun Alvares dan Zhero tak lagi menjadikan salah satunya sebagai musuh, tapi tetap saja mereka bukan satu keluarga.
Dalam perjalanannya, Resha berhenti di sebuah jalanan yang agak sepi. Ia hanya terdiam sambil menatap jalanan yang sepi itu.
"Aku sayang Abang. Tapi aku juga sayang Bang Geon. Abang udah beda, tapi aku bisa apa? Aku gapapa " ujarnya disertai senyuman kecil di akhir kalimatnya.
"Woi Resha !" teriak seseorang lalu memberhentikan motornya disamping Resha.
Ternyata itu adalah Reo,anggota Zhero ."Kenapa Bang?" tanya Resha.
"Eh bocah, harusnya gue yang nanya. Ngapain Lo di sini sendiri? Di sini tuh sepi. Kalo Lo di ngap sama musuh gimana? Siapa yang tahu Lo di sini?" cercanya panjang lebar.
"Alah gapapa Bang. Kalau gue beruntung, ya gue bonyok doang kalo parah ya mati" ujar remaja 15 tahun itu lalu tertawa kecil.
Plak
"Aduh!" kepala Resha tiba-tiba mendapat geplakan manis dari Reo yang tersenyum kesal di sampingnya .
"Sini dek kalau mau bonyok hehehe" ujar Reo kesal sambil mengepalkan tangannya main-main.
"Ya ampun enggak gitu juga Bang,gue kan cuman bercanda aja"
"Bercanda Lo tuh rasanya bikin gue pengin mewujudkannya tau gak hah" ketus Reo lalu menatap kesal ke arah yang lebih muda.
"Buruan cabut dari sini! Atau gue tabrak Lo dari belakang" ancam Reo.
"Iya iya !"
...
Dua ketua geng motor itu berhadapan. Saling menatap benci satu sama lain,namun mereka hanya menahan rasa itu masing-masing.
"Ajaran busuk apa yang Lo ajarin sama adik gue?" ujar Gibran mengawali pembicaraan mereka kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRESHA
Teen FictionTidak ada yang bisa mengalahkan seorang ketua geng begajulan dan kejam seperti Gibran, kecuali Resha , balita aktif berumur 3 tahun yang selalu membuat geleng-geleng kepala. (BROTHESHIP) 23 September 2022