49. Musuh Baru?

1.1K 213 17
                                    


Follow Instagram :
@lalaaleo_
@laelaarfh

"Siapa itu Gibran Melviano?!" gertak seseorang sembari bertanya pada beberapa anak buahnya yang tampak menunduk patuh.

"Jawab !" gertaknya kembali.

"Dasar payah!" ujar lelaki tersebut sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan anak buahnya untuk mencari tahu siapa laki-laki bernama Gibran Melviano yang begitu menganggu dirinya akhir-akhir ini.

...

"Bang, Resha mau keluar ya" teriak Resha pada Gibran yang terlihat asyik mengotak Atik motornya.

"Kemana?" tanya Gibran. Lelaki itu menghentikan kegiatannya dan beralih menatap adiknya yang terlihat membawa kail pancing.

"Mau mancing" jawab Resha bangga.

"Malem-malem gini mancing dimana? Sama siapa?" tanya Gibran.

"Mancing sama Jean sama Baim. Katanya mau mancing di sungai kecil dekat rumah Baim" jawab Resha.

"Jam 9 udah di rumah" ujar Gibran.

"Abang bercanda ya? Kalo beruntung jam segitu dapat ikan. Kan ini malam Minggu Bang, gapapa lah Resha begadang"

"Begadang-begadang, jam 9 di rumah atau gak usah pergi sama sekali" tegas Gibran.

Dengan muka kesal nya Resha menuruti perintah Abang galak nya itu . Ya mau gimana lagi, dari pada acara mancing nya gagal kan?

"Hati-hati, kalau sampai Lo pulang bonyok, awas aja" ucap Gibran yang iyakan oleh Resha.

Ya begitulah sekarang. Semenjak Gibran kembali tinggal serumah dengan Resha, lelaki itu kini sedikit membatasi pergaulan Resha.

...

Ketiga remaja itu saling mengumpat ketika jam sudah menunjukkan pukul 20:40 dan mereka sama sekali belum mendapatkan satu ikan pun.

"Anjing lah. Nih ikan pada kondangan apa gimana sih!" gerutu Baim kesal. Perasaan kalau siang ia melihat banyak ikan di sini. Tapi kenapa ketika malam ia tak mendapatkan ikan sama sekali.

" Ya Lo sih, kenapa ngajak nya malam hari! Ikannya pada tidur lah!" ketus Jean.

"Ya tapi tetangga gue kemarin mancing disini dapat banyak,anjir" ujar Baim lagi.

"Ya udah habis berarti!" kini gantian Resha yang mendumal kesal.

"Gue harus pulang nih" ujar Resha ketika melihat jam tangannya.

"Alah,Abang lo gak asik" kini Baim tambah badmood saja rasanya.

"Ya gimana lagi, Abang gue kalo marah kayak banteng" ujar Resha .

"Yaudah pancing Lo tinggal aja Sha, tetep dikasih umpan, siapa tahu nanti dapet" kata Jean yang memang berencana akan begadang dan menginap di rumah Baim.

"Yaudah deh,gue duluan ya"

"Iya, hati-hati Sha, kalau Lo sampai bonyok, gue yakin besok ada tawuran besar-besaran" ujar Jean.

"Sotoy"

Untuk sampai di rumah Baim, ia harus berjalan kaki melewati perkebunan singkong yang agak luas dan sepi. Jujur, sebenarnya Resha itu takut tapi mau bagaimana lagi.

"Eh, ada orang apa ya? Kok gue ngeliat ada senter" ujar Resha ketika melihat ada penerangan di depannya.

Resha berjalan pelan, ia ingin menyapa tapi pembicaraan beberapa orang yang tak ia lihat jelas wajahnya itu, begitu mengagetkan dirinya.

"Bos,saya sudah mendapatkan informasi tentang Gibran Melviano"

"Bagus, jelaskan sekarang!"

Resha menanamkan pendengarannya, siapa orang yang tengah membicarakan abangnya ini. Resha kini berjongkok, ia rasa akan aman karena ia dari tadi tidak menggunakan penerangan sama sekali dan hanya mengandalkan penerangan bulan.

GIRESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang