"Disini Resha di sana Resha di mana-mana kulihat Resha lalalalalalala—"Berisik kalian!" teriak seorang anak dari kelas sebelah.
Jangan salah, semenjak kehadiran Haje, kini Resha dan Baim seperti memiliki kehidupan baru. Sekarang, kemana-mana pasti bertiga. Lagipula mereka bertiga juga sama-sama aneh dan terlihat seperti tidak waras . Begitu kalau kata Jean.
Jelas perilaku mereka bertiga tidak sama dengan Jean yang lebih serius. Ya walaupun, saat kecil mereka sama saja tapi ini sudah berbeda.
"Kalau sampai si Felix balik dari kota sebelah, pasti makin setres gue jadi teman mereka" ujar Jean sembari bergidik ngeri.
"Guys, gue punye ide nih buat mengisi kegabutan kita hari Minggu besok" Haje bersuara sembari tersenyum lebar dan mengangkat tangannya.
"Apa? Jangan sampai besok kita bukannya happy malah suram" ketus Resha yang diangguki Baim dengan semangat.
"Gimana kalau besok kita coba cari masalah sama geng yang kecil-kecilan?" tanya Haje. Seketika ketiga anak didepannya terdiam seraya berpikir.
"Boleh juga" ujar Resha sambil mengetukkan jari telunjuknya di dagu.
"Kayaknya menarik,tapi kalau mereka marah dan memperpanjang masalah gimana?" tanya Baim. Entahlah,tumben sekali Baim berpikir agak benar.
"Kan kita yang bakal bersikap seolah jadi korban njir!" maki Haje kesal.
"Kalau kata gue, jangan. Kita jangan lihat senengnya aja. Coba deh dipikir apa yang bakal kita dapat kalau kita kayak gitu" ujar Jean bijak.
"Iya juga sih" kata Haje mengiyakan. Lalu dengan berat hati Haje kembali mengatakan, "ya udah,ide yang lain aja lah"
"Kenapa gak jadi? Itu udah pas! Kan dulu kita punya geng tuh pas kecil,nah kenapa gak kita mainin aja sekarang" ujar Resha semangat. Bahkan kedua mata anak itu sudah berbinar-binar tanda ia benar-benar sangat bahagia dan menginginkan itu.
"Sha, dengerin gue" Haje,Resha,dan Baim menoleh pada Jean.
"Kita gak usah nyari masalah sama geng manapun, kita itu masih anak SMP. Lagipula geng mana yang gak tau Lo,Sha. Abang Lo aja susah payah ngejauhin Lo dari geng-geng itu. Kenapa Lo malah ngedeket sendiri." jelas Jean panjang lebar.
"Sha,yang dibilang Jean bener. Sorry ya gue malah ngajakin begitu tadi"
Resha terlihat melirik tak suka. Ia tidak menjawab ucapan Jean maupun Haje yang selalu mengatakan jika sebaiknya tak usah mendekati geng motor manapun atau mencari masalah dengan geng motor.
...
Kali ini Resha pulang sekolah dengan berjalan kaki. Ia membenci ketiga temannya saat ini. Resha hanya berpikir jika rencana ini tidak jadi,kenapa tadi harus diutarakan tanpa dipikir dulu saja. Kalau sudah begini,ia sudah terlanjur semangat .
"Haje anjing,Jean anjing,Baim juga sama" mulutnya terus mengumpat. Resha benar-benar sudah ketularan Haje.
Alah bodoaamt, Resha kesal. Saat sedang sibuk mendumal, tiba-tiba...
"RESHA ! ITU RESHA!!!"
Tentu saja Resha kaget bukan main. Ia menoleh kebelakang dan kaget ketika melihat banyak orang berbaju preman yang mengejarnya. Tidak itu bukan preman sungguhan,itu adalah geng motor kecil yang sedang berusaha meningkatkan kekuasaan.
"Alamak" lirih Resha. Ia segera berlari kencang walaupun Resha tahu jika itu akan percuma karena geng motor itu mengejarnya dengan motor. Tapi kan Resha sudah berjuang bukan menyerahkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRESHA
Teen FictionTidak ada yang bisa mengalahkan seorang ketua geng begajulan dan kejam seperti Gibran, kecuali Resha , balita aktif berumur 3 tahun yang selalu membuat geleng-geleng kepala. (BROTHESHIP) 23 September 2022