33. Gagal Berantem

2.2K 462 44
                                    


"Kamu curang ! Aturannya kan dua lawan dua !" teriak Jean sambil menunjuk Johan dan Roy yang ternyata membawa pasukan sejumlah lima anak.

Kalau kata Johan,lima anak itu adalah preman pilihan dari kelas 1-B.

"Ya terserah ! Aku mana ada bilang gitu!" bantah Johan.

Sedangkan itu Resha tampak kesal gegara nungguin Sena yang tak kunjung datang. "ish! Pasti Nana belum keluar dari kelasnya" gerutu Resha kesal .

Wah,karena si lawan membawa pasukan, berarti tim Resha kalah jumlah. Jadi,ia memutar otak bagaimana caranya menang dan bisa mendapatkan tambahan pasukan yang kuat.

"Nanti yang nangis duluan kalah!" teriak Johan. Anak itu kini mengambil ranting yang ia jadikan senjata untuk menyerang dua lawannya.

Resha gak terima,"Eh! Mana boleh pake itu! Harus pake tangan doang!"

"Suka-suka kita lah!" teriak Roy.

"Jean, badan kamu kan besar,jadi aku ngumpet di belakang kamu ya" ujar Resha sambil tersenyum, mencoba merayu Jean.

"Ih gak mau ! Masa aku yang kena pukul?!" ujar Jean tidak terima.

"Eh! Aku gak bakal ganggu kalian kalau kalian gak malak di kelas aku! Jadi,aku bakal ngelindungi temen-temen aku dari anak nakal kayak kalian!" seru Johan.

"Ih dasar banyak omong ! Aku gak malak ya!" balas Resha .

"Ya kalian kan suka ke kelas buat malak!" teriak Roy.

"Kan aku gak malak kamu!" ujar Jean kesal.

"Udahlah,kelamaan ngomong nya! Ayo berantem! Keburu siang ! Kalau siang,ntar Abang jemput,ntar aku dimarah kalau berantem!" teriak Resha kesal.

"Abang?"

"Iya"

"Sha,buruan pulang!"

Sembilan bocil itu menoleh,menatap lima cowok yang berjalan mendekati mereka dengan sangar,sialan ini si Gibran,kalau mau cool ya di kampus Lo sana,jangan di esde.

"Abang!!! Kok ke sini?" si Resha basa-basi gaes.

"Lo lama! Kata satpam kelas satu udah pulang, ngapain Lo disini?nyari cebong?" tanya Gibran panjang lebar.

"Bos, jangan-jangan ini bocil mau bangun geng. Biarpun mereka tampang nya bocil polos, tapi dari ketawa-ketiwinya adeklu,ini mencurigakan" ujar Lucas sok meneliti.

"Ish! Eca kan udah cari kemarin sama Nana! Tapi nggak jadi soalnya Nana kecebur kolam!"

"Udah, pulang yuk. Ntar kita jalan-jalan"

"Abang mau balap-balap?"

"Iye"

"Ikut "

"Ya udah yuk pulang,"

Resha mengangguk dan hendak menggandeng tangan Gibran,tapi ia melupakan sesuatu. "Jean,ayo pulang ! Berantemnya besok aja ! Aku mau ikut balap-balap!"

"Ayok! Pasti aku juga udah dijemput!" dengan segera Jean berjalan mengikutinya langkah lima pemuda di depannya.

Sedangkan di belakang Johan and the geng, melongo. "Dia Abang nya Resha?"

"Iya,kan tadi Resha manggilnya,Bang!" jawab Roy.

"Aku pernah lihat abangnya Resha,dia berantem di depan rumah ku" ujar Johan.

"Berarti Resha juga bisa berantem dong?" tanya Roy.

Mereka berdua menatap satu sama lain.
"Kayaknya besok aku gak masuk,kamu berantem sendiri ya" ujar Johan sambil memegangi perutnya dan berlari menjauh.

"Eh! Aku juga gak berangkat ah!"

Sedangkan lima anak yang lain,"besok libur ya?"

"Tapi tanggalan di rumahku hitam"

"Ya udah warnain aja jadi merah"

...

Jam sembilan malam Gibran pulang ke rumah dengan keadaan ia menggendong Resha yang udah tidur nyenyak sedari tadi.

"Ya Allah,den,sini bibi bantu bawain den Resha nya" ujar Bi Asih sambil mendekati tuan mudanya.

"Gak usah,bibi istirahat aja. Resha biar aku yang urusin" tolak Gibran,cowok itu dengan segera naik ke lantai dua, tempat di mana kamarnya berada.

Sedangkan dibawah,Bi Asih hanya menatap dua majikannya dengan sendu, "Den Gibran,kamu itu kuat banget. Masih muda,harus ngurusin ini itu, sendirian lagi. Mama sama Papa pasti bangga punya anak kayak Den Gibran" ujar Bi Asih seraya tersenyum.

"Ya Allah,udah gak kerasa satu tahun nyonya ninggalin kita ya,Den"


Ingat ya gaes, Resha cuman manggil dirinya Eca kalau sama Gibran and the geng atau sama Sena. Kalau sama yang lain,gak mesti.

Kenapa aku up banyak?
Karena book ini lama banget aku tinggal kemarin hehe

GIRESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang