Gegara insiden Resha yang hampir diculik, si Gibran makin nempel aja sama Resha. Bahkan kadang Resha sampai marah-marah karena kesal.Saat ini,Gibran dengan tidak ada akhlak tiduran sambil menindih badan Resha. Ya walau dia masih menggunakan tangan kanannya sebagai tumpuan,tetap saja Resha ngomel-ngomel.
"Beyat ih ! Abang dosa na anyak anget!"
"Bodo! Gue tuh sayang banget sama lo,Sha. Pokoknya gue tuh hiiiiihhhhhhh banget Ama lo" ucap Gibran sambil memejamkan matanya.
"Ihhh !!! Hus hus !!! Pegi dayi tubuh Eca !!! Hiyakkkkk! Juyus Abang Jeyekkkk!!!! " Resha berusaha menendang perut Gibran dengan jurus Ultraman yang ia pelajari dari Sena tapi gak ngaruh sama sekali.
"Sha,"
"Hiyakkk!!!"
"Resha ih! Lo dengerin gue dulu dong" noh kan, ketua geng apaan ngambek sama bayi.
"Nda au ! Hiyakkk ! Hiyakkk!!!" Resha masih berusaha menendang-nendang perut Gibran.
Gibran duduk. Cowok itu menatap jengkel ke arah Resha yang masih menendang-nendang udara. Memang kampret juga adiknya ini.
"Sha,Lo tahu gak sih seberapa sayang nya gue sama Lo? Seberapa cinta nya gue sama Lo? Lo tuh belahan jiwa,belahan kewarasan gue juga,Sha. Tahu gak sih Lo?"
"Teyus?"
"Kalau Lo Gedhe kira-kira gimana ya?"
"Ya nda au"
"Lo harus keren kayak gue,Sha. Tapi jangan jadi bajingan kek gue, masalahnya runyam soalnya"
"Hmm"
"Reshaaaa~" rengek Gibran sambil mengusap jidat Resha gemas.
"Pa ciih?"
"Sayang Resha!!!!"
Resha hanya mengerjap . Bayi itu ikutan duduk dan menatap Gibran serius. "Eca yapay"
Mendengar apa yang Resha katakan, makin merengut lah si Gibran. "Gue tuh ngomong panjang lebar,susah payah,eh Lo nya gak mudeng"
Ya salah siapa ngomong panjang lebar sama bayi 3 tahun !
"Bang, Eca yapay. Peyut Eca bunyi kuyuk kuyuk " adu Resha sambil mengelus-elus perutnya sendiri.
"Ish! Gue lagi ngomong serius juga malah lapar sih!"
"Eca akan duyu,ntal Abang mong agi"
"Alah ! Omongan Lo tuh sulit dipercaya, palingan abis makan juga tidur ! Mana mau dengerin omongan gue lagi" ketus Gibran.
Resha terkikik sambil menutup mulutnya, bayi itu berdiri lalu menepuk-nepuk pipi Gibran. "Cup cup, Abang jeyek na Eca angis aja. Eca nda duli"
"RESHAAAAAA!!!"
...
Hari ini semua anggota Zhero berkumpul. Rencana awal adalah mereka akan rapat tapi sepertinya tak berjalan kondusif karena sang ketua tampak tak bersahabat.
Mukanya lempeng dan bibirnya asik mendumal menyumpah serapahi seseorang yang menjadi biang kekesalannya hari ini. Siapa lagi kalau bukan Resha.
"Sialan tuh si cimol, awas aja ketemu lagi,ogah gue ngajakin elu"
Disaat sang ketua mendumal,disitulah sang anggota berghibah ria.
"Ngapa sih si Bos?"
"Lah mana gue tahu. Gak biasa-biasanya loh si bos kalau marah cuman ngedumel kayak emak gue. "
"Hooh. Biasanya si bos kalau marah kan langsung mukulin kita"
"Kayaknya bos lagi jatuh cinta" tebak yang lain.
"Emang orang kayak dia bisa jatuh cinta?"
"Lebih tepatnya, emang ada yang mau sama si bos? Udah galak, gondrong, dikit-dikit mukul lagi"
"Hooh Juga. Masih mendingan bos sebelah. Biarpun galak dan gak berperikemanusiaan, setidaknya dia ganteng"
"Bos Lo juga ganteng, cuman aneh aja"
"Heh! Jangan muji sesama jenis! Bahaya!"
"Btw si mol-mol itu siapa sih? Gue denger itu dari tadi siang"
"Kayaknya bayi yang bos bawa tadi siang deh"
"Bukannya itu adiknya bos sebelah?"
"Hooh betul. Tapi gue penasaran kenapa dipanggil mol-mol gitu"
"Mungkin kayak pusat perbelanjaan"
"Itu Mall !"
"Sama kan?"
"Mol-mol tuh cimol gitu keknya"
"Kayak makanan"
"Hooh. Si bos ngasih julukan kok gak bener, kayak gak ada julukan lain. Mil-mil gitu kek"
"Cimol kan bulet-bulet, keknya gegara pipi si bocil yang bulet juga keknya"
"Wah akhirnya misteri terpecahkan"
...
Malam ini niatnya Gibran mau bobok ganteng sambil pelukan sama Resha,tapi siapa tahu ternyata ada tamu tak diundang. Ternyata dia adalah Lucas yang datang dengan alibi minta es batu.
"Cil, kayaknya Lo salah didikan ya? tanya Lucas pada Resha yang lagi main bayi-bayian menggunakan boneka singa.
"Anak Lo masa singa" komentar Lucas lagi.
"Ish! Diam amu ! Yang ainan Eca,kok amu yang ceyewet!"
Lucas melotot,setiap ngajak Resha ngomong pasti ujung-ujungnya dia kena mental juga. Mending diem kan?
"Ngapain Lo kesini? Gak mungkin cuman mau minta es batu" ketus Gibran.
"Tahu aja si bos" Gibran gak menjawab membuat Lucas mau tak mau langsung ngomong apa adanya.
"Urusan Resha tadi siang gimana?" tanya Lucas serius. Gibran hanya merespon dengan menaikkan satu alisnya.
"Lo mau diem aja gitu? Kan gak mungkin" lanjut Lucas.
"Ya mau apa lagi? Gue udah tahu orangnya,terus?"
"Ya, Lo gak mau balas dendam gitu?" tanya Lucas.
"Harusnya Lo gak perlu nanya" ucap Gibran membuat Lucas tersenyum senang. Ya benar, harusnya Lucas tak perlu bertanya karena sudah sangat jelas Gibran akan melakukan hal itu tanpa diperintah sekalipun.
"Gue heran, sebenarnya antara you sama Lukinjing itu ada problem apaan?"
"Itu urusan gue"
Lucas mengangguk, toh dia tak pernah tahu masalahnya. Yang Lucas tahu,Gibran dan Luki bermusuhan dengan permasalahan yang sudah ada sejak kakek nenek mereka.
Semacam dendam abadi gitu kalau kata Lucas.
Yang jelas, masalahnya tidak main-main lagi karena permusuhan nya saja sudah terjadi sejak dulu.
"Abang...Eca au bobok" Resha berjalan sempoyongan mendekati Gibran dan menjatuhkan kepalanya di pangkuan Gibran.
Dengan senyum teduh yang mengagetkan untuk Lucas, Gibran mengusap-usap kepala Resha. "Bobok sini dulu ya, Kan ada Bang Lucas"
"Puk-puk"
"Iya"
Dikit dulu ya bestie, di usahakan up secepatnya...
😊
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRESHA
Teen FictionTidak ada yang bisa mengalahkan seorang ketua geng begajulan dan kejam seperti Gibran, kecuali Resha , balita aktif berumur 3 tahun yang selalu membuat geleng-geleng kepala. (BROTHESHIP) 23 September 2022