38. Mau Duel !

1.8K 385 22
                                    


"Hah?! Jadi lo dijebak?!" teriak Zafran setelah mendengar cerita Gibran.

"Ya gitu,"

"Jadi,bokapnya Abel bilang kalau gue ditawan sama dia dan Lo harus nyelamatin gue? Tapi pas lo sampe ternyata lo langsung di ajar abis-abisan sama anak buahnya si Dhaka?" tanya Alan kaget.

"Hm"

"Gue juga gegabah kemarin" lanjut Gibran.

Alan mengusak rambutnya kasar,ia agak heran dengan ketuanya saat ini. Bukan apa-apa tapi Gibran yang ia kenal adalah seseorang yang paling brutal yang pernah ia temui. Jadi Alan kaget ketika tahu ketuanya kalah bertarung.

Baru kali ini Alan melihat Gibran yang seperti ini, Gibran seperti sengaja mengalah dalam pertarungan itu.

"Sebenarnya ada apa?" tanya Lucas serius. Cowok itu juga punya pemikiran yang sama dengan Alan.

"Kalau ancamannya bukan Resha, gue gak sekacau ini"

"Bran,Lo punya kita. Alvares bukan geng main-main,itu yang Lo bilang. Kita bisa nyusun rencana buat jagain adik Lo. Alvares bakal ngelindungi Resha," ujar Lucas seraya menekankan semua perkataannya.

"Gue tahu,"

"Kalau Lo tahu,kenapa Lo selemah ini ?!!" gertak Alan.

Bugh !

Seketika cowok indigo itu terpental ke belakang dengan badannya yang menghantam tembok. Sial ! Sepertinya Gibran sangat terganggu dengan perkataan nya barusan.

"Ini bukan masalah sepele ! Ini nyawa ! Adik gue cuman punya satu nyawa! Dan dia satu-satunya nyawa gue ! Lo gak pernah tahu rasanya jadi gue! Tanpa orang tua,gue harus jagain adik gue sendirian! Lo pikir gampang?! Gue cuman sebatang kara! Gue kehilangan semua orang yang gue sayangi, cuman Resha yang tersisa ! Cuman dia yang jadi alasan gue bertahan sampai sekarang! Dan...apa gue bisa tenang saat orang yang paling gue sayang terancam?!!"
bentak Gibran.

Seluruh anggota inti yang mendengar hanya teriam,tak ada yang berani menjawab. Percuma, cowok itu sedang sangat sensitif.

Gibran mengambil jaketnya, memakainya dengan kasar. "Tanpa Lo semua minta pun,gue bakal ngejaga Resha layaknya nyawa gue sendiri," ujar Gibran.

"Alvares juga bakal ngelakuin hal yang sama" sahut Zafran. Sebagai wakil ketua,tentu ia yang paling tahu bagaimana rasanya menjadi seorang pimpinan.

...

Kevin berjalan lunglai ke arah rumah Gibran. Cowok itu masih tinggal di sana sampai saat ini walaupun ia tidak pernah berinteraksi sama sekali dengan Gibran maupun Resha.

Teman ngobrol Kevin selama ini hanya Bi Asih. Itupun kalau Bi Asih lagi gak sibuk.

Gara-gara mobilnya yang mendadak mogok, cowok itu terpaksa jalan kaki dan meninggalkan mobilnya di bengkel. Sebenarnya gak masalah karena jarak antara bengkel dan rumah cukup dekat.

"Heh ! Berhenti kamu !" Kevin menoleh cepat ketika seseorang berteriak.

Oho ternyata bukan seseorang, ada banyak orang berbaju hitam di belakangnya.

"Sialan! Mereka siapa!" panik Kevin.

"Habisi dia! Dia anak Lusi !" teriak salah satu dari mereka.

Kevin melotot ! Wow siapa mereka,kok tahu nama Mama nya?!

"Dhaka..."gumam Kevin menahan amarah ketika melihat pimpinan dari mereka.

"Sialan! Gue udah lupa cara beladiri lagi,kabur aja!" Kevin berlari secepat mungkin mengabaikan rasa lelahnya. Dalam benak Kevin,lebih baik lelah daripada babak belur karena ia belum siap berkelahi.

Sebuah motor melaju lambat dan berhenti tepat di depan Kevin, cowok itu sudah pasrah tapi tiba-tiba ada motor lain yang berhenti di sampingnya,itu Gibran ! Kakak sepupu nya !

"Minggir Lo!" ketus Gibran.

"Gak,gue bakal bantuin Lo" ujar Kevin, bagaimanapun juga usianya di atas Gibran jadi ia yang akan melindungi Gibran.

Dalam hitungan detik Gibran dan Kevin sudah terkepung oleh Dhaka dan anak buahnya. Kevin cukup panik sementara Gibran nampak menahan amarahnya.

"Bagus sekali,dua orang yang harus dimusnahkan sudah menjadi satu, langsung habisi saja !" perintah Dhaka dan anak buahnya segara menyerang Gibran dan Kevin.

Walaupun ilmu beladiri Kevin tak sebanding dengan Gibran,tapi cowok itu masih mampu melindunginya dirinya walaupun ia lebih sering terjatuh.

Kevin sempat melongo, ia sama sekali tidak tahu jika kemampuan Gibran sehebat itu. Tiba-tiba ada empat motor Bergen di belakangnya kerumunan itu. Rupanya mereka adalah anggota inti Alvares,yang dengan segera membantu melumpuhkan anak buah Dhaka.

"Woy ! Cabut! " Dhaka memberi perintah ketika melihat banyak anak buahnya yang tumbang setelah Alvares datang.

"Bro ! Lo oke?" tanya Lucas sambil mendekati ketuanya yang hanya dibalas dengan anggukan kepala.

"Lo berempat kan perusuh jalanan itu?!" tunjuk Kevin pada empat anggota Alvares.

"Terus?"

"Kenapa Lo bisa temenan sama saudara gue?! Gibran gak buat masalah sama Lo kan? Kalaupun iya,gue minta maaf deh!" Kevin sih tidak tahu pasti,yang Kevin tahu. Empat cowok ini bukan orang yang aman untuk diajak berteman.

Zafran tertawa, "Orang yang Lo khawatirin itu ketuanya !"

"Hah?" cengo Kevin.

"Udah cabut!" perintah Gibran,cowok itu pergi meninggalkan Kevin yang lalu diikuti oleh yang lain.

"Gibran, jadi ! Dia ketua geng yang sering di gosipin cewek-cewek itu?! What !"

...

"Resha! Tadi Johan udah bikin anak kelas kita nangis ! Kita harus balas dendam!" kompor Haje sambil memandang Resha lekat.

"Aku setuju sama Haje, lagian Johan nakal!" teriak Felix.

"Entar dulu!!!" cegah Resha .

"Ih jangan dengerin Resha ! Udah kita bantai aja langsung!!" teriak Jean kesal. Jean itu paling gak suka kalau kelamaan, menurut Jean kalau udah mengusik kelompok nya ya berarti salah dan wajib di bantai !

"Eh,Jean ! Kamu gak boleh gitu ! Menurut penelitian Haje yang ganteng, kita harus bergerak sama-sama! Karena aku yakin si Johan bakalan takut sama kita!" teriak Haje lantang.

"Betul betul betul!" sahut Felix mantap.

"Kok kalian malah nurut sama Resha sih ,bukan sama aku?! Padahal anak-anak pada takutnya sama aku!" ketus Jean tak suka.

Resha melirik,bocah itu cemberut. Enak saja si Jean bilang begitu.

"Kamu ngeremehin aku,ya?!" ujar Resha nyolot.

"Iya!" sahut Jean.

"Ya udah kita duel aja! Yang kalah harus nurutin kata yang menang !" teriak Resha.

"Oke!"

Haje dan Felix saling memandang, mereka jadi bingung. "kita butuh bantuan Yasya!"

Seketika bocil tetanggaan yang sering dipanggil Upin Ipin itu berlari keluar,mencari ketua kelas yang sepertinya sedang asyik bermain ayunan.

"Yasya !!!" teriak Felix.

"Kenapa?!"

"Itu ! Resha sama Jean mau duel!"

"Hahh ?!"

Bukan cuma Yasya yang teriak tapi anak kelas sebelah yang denger juga ikutan teriak. Weh ini sih gilaa ! Ya kali Resha yang imut imut dan mungil itu mau berantem sama Jean yang tenaga badak .

Follow ig aku yuk @lalaaleo_ dan @laelaa.26

GIRESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang