28. Ribut Lagi

2.5K 517 42
                                    


Resha lagi pundung. Dia mogok makan bahkan bayi itu cuek bebek pada Gibran ataupun Grandma. Alasannya adalah karena Gibran gak jadi ngajak dia sekolah. Resha kan jengkel .

"Mayin Abang biyang,Eca oyeh Cekolah ! Napa cekayang nda oyeh!!!!" teriak Resha sambil memukul-mukul kasur sekuat tenaga sedangkan Gibran didepannya ribut menjelaskan.

"Resha,gue tuh pengen bawa Lo sekolah tapi gak bisaa" jelas Gibran susah payah.

"Ya napa nda ica ?!!"

"Ya pokoknya gak bisa!"

"Ish ayo nda ica,ya di ica in!"

"Gak segampang itu bayiiii,"

"Ish ! Ampang !!!"

Gibran menghela nafas lelah. Bukannya gak mau menuruti permintaan Resha kemarin,tapi Gibran hanya tak ingin Resha bertemu dengan Luki.
Selain takut jika Luki macam-macam, hari ini Gibran berencana akan menghajar guru itu bersama anggota inti.

"Eca au cekolah..." bayi itu berujar lirih sambil tengkurap. Udah capek teriak-teriak.

"Hiks...au cekolahhhhh"

"Eca au cekolah,Bang...cekolah"

Melihat raut sedih juga memohon Resha,membuat Gibran gak tega. Lagian itu cowok kan lemah kalau udah dihadapan si bayi. Tapi dia juga gak mau Resha kenapa-kenapa kalau ikut .

Terpaksa...
"Gimana kalau Lo sekolah sama yang kemarin ngasih anak ayam aja? Sekalian minta sana" ingat,Gibran terpaksa !

"Nda au...au cama Abang,"

Gibran mendekat, cowok itu menggendong Resha dan menatap Lamat wajah si bayi yang sudah berlinang air mata. "Eca au cekolah"

"Sha, Abang cuman gak mau Resha kenapa-kenapa. Resha tahu kan,Abang sayang banget sama Resha. Jadi kalau Resha kenapa-kenapa Abang bakal sedih"

Duh,Gibran kalau sudah memanggil dirinya dengan sebutan "Abang" kerennya bukan main.

"Ya udah,Eca yumah ja ! Nda jadi cekolah! Hus ! Hus ! Cana pegi!" Resha itu menjengkelkan dan mana mungkin dia bakal luluh dengan mudah.

"Sha,jangan ngambek lagi dong"

"Nda,Eca nda ambek ! Hus ! Hus !"

"Itu Lo ngusir-ngusir gue ! Apa namanya kalo bukan ngambek ?!"

"Nda ko! Cana pegi, Eca kut akak tau Yasa !"

"HEH ! BILANG APA TADI ?!!"

Badan Resha terlonjak kaget ketika Gibran membentaknya kasar. Cowok itu melotot,sumpah demi apapun Gibran gak suka dengan ucapan Resha barusan !

"Sha,Di sini cuman ada Lo sama gue. Cuman ada Resha dan Gibran. Gak usah ngomong kaya tadi"

"Biayin!"

Resha tengkurap di atas tempat tidurnya,ia membelakangi Gibran. Resha benci ! Pokoknya dia benci orang yang ingkar janji apapun alasannya .

"Oke, Abang sekolah dulu. Jangan kemana-mana,di rumah aja. Kalau ada apa-apa suruh Bi Asih telfon Abang" ucap Gibran sedangkan Resha masih diam. Tapi terlihat punggungnya bergetar, bayi itu menangis dalam diamnya.

Ingin sebenarnya Gibran memeluk bayi itu tapi, untuk saat ini Gibran gak bisa. Ucapan Resha tadi,dan rencananya hari ini sangat mempengaruhi pola pikir cowok itu.

"Abang sayang sama Resha. Jangan mikir kalau Abang benci ya, cuman Resha yang Abang punya. Jadi, Abang bakal lakuin apa aja buat Resha,tapi enggak buat sekarang," dengan berat hati,Gibran menutup pintu kamarnya.

Ketika hendak mengendarai motornya menuju sekolah, cowok itu teringat sesuatu dan segera mengambil handphone di saku jaketnya. 
"Heh anjing,jagain adik gue!"

...

"Eh cimol,Abang Lo kenapa ? Kayak gelandangan" komentar Geon sambil menepuk-nepuk pelan pantat si bayi yang tengah asik nonton kartun.

"Nda au,Eca gi mayah"

Geon mengangguk paham. Tapi serius deh,setelah Gibran nyuruh dia buat jagain Resha,Geon langsung otw ke rumah si Gibran . Eh pas di jalan gak sengaja papasan,jadi Geon bisa lihat muka gelandangan di Gibran.

"Kenapa si marah-marah? Lo tuh masih bayi,ntar cepet tua tau rasa"

"Biayin cih! Idup-idup Eca ! Nda ucah komen!"

Geon terperanjat,"Gila ini cimol, didikannya gak main-main"

"Mol"

"HM"

"Mol"

"Pa cih?! Eca agi onton !"

"Anak ayam nya?"

Resha menoleh, bayi itu tersenyum mencurigakan.

"Mati ya?" tuding Geon.

"Ish ! Nda ati,api di uwang cama tilanak"

"Idih gak bener ini cimol, yang jujur dong"

"Eca jujung !"

Geon mengangguk aja. Toh, sekarang si cimol kesayangannya kan udah gak ngambek jadi gak papa lah.

"Lo masih marah sama Gibran?"

"Amu kepo!"

"Astaghfirullah..."

"Sha,Lo harus tahu. Biarpun gue benci nya setengah mati sama Gibran,tapi gue sayang sama Lo. Cepet Gedhe Lo. Tapi gak usah nerusin kelakuan Gibran ataupun Gue."

"Amu ngelantuy"

"Astaghfirullah....berikan hamba kesabaran,"

...

Dikit banget,

GIRESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang