Siapa bilang kalau Gibran hanya membual soal ucapannya tadi saat di sekolah. Nyatanya sekarang, cowok itu datang sendiri setelah pulang sekolah ke rumah sakit yang sudah Gavin katakan.Sesampainya di ruang rawat Geon, Gibran langsung mendekat dengan tegas,seakan bertanya tentang sebab kenapa Geon bisa seperti ini keadaannya.
"Mau apa Lo" sinis Geon. Cowok dengan wajah yang hampir seluruhnya di perban itu menatap dengan emosi.
"Gue cuman mau tanya, apa ini ulah anak-anak gue atau bukan" jangan heran kenapa Gibran bertanya seperti ini, intinya peraturan utama Alvares adalah tidak boleh menyerang geng lawan jika mereka tidak mencari masalah ataupun tanpa perintah ketua.
"Lo tau orang nya. Tapi dia bukan anggota geng" jawab Geon.
Kedua cowok itu tampak saling menatap tajam satu sama lain. Hingga akhirnya Geon berbicara, "Lo tahu bokapnya Abel?"
"Dia ngapain?"
"Ya biasa orang sombong itu berlagak sok suci dan ngehina anak jalanan kayak gue, ya bukan cuman gue sih. Tapi seluruh anak geng di kota ini,"
Gibran mengangguk. Udah gak heran lagi dengan Papanya Abel. Laki-laki itu memang punya dendam pribadi dengan anak-anak geng motor seperti Geon dan Gibran karena anak-anak seperti mereka lah yang sudah membuat ibu nya kehilangan nyawa.
"Gak ada sejarahnya rival ngomong dengan santai" sinis Gavin. Cowok itu menatap saudara kembarnya juga Gibran yang tampak tak peduli dengan apa yang baru saja ia katakan.
"Geon,gue gak mau tau pokoknya orang yang udah ngejebak Lo dan mukulin Lo itu harus dapat pembalasan yang setimpal," ucap Gavin geram.
"Diem Lo. Lo gak usah sok ngurusin urusan gue," sinis Geon.
"Heh, Gibran. Lo harusnya juga ikutan balas dendam. Lo lupa sama Dhaka?"
"Gue gak peduli." Gibran enggan berurusan dengan Abel dan keluarganya. Cowok itu suka mual kalau ingat dengan Abel .
Geon tersenyum miring,"Gue bukannya mohon-mohon bantuan sih,tapi masa Lo gak tahu kalau Dhaka itu suruhan bokapnya Luki, buat ngelecehin budhe Lo"
Gibran mengepalkan tangannya, cowok itu berusaha menulikan pendengaran nya. "Bokap Luki adalah orang yang udah memperkosa budhe Lo sampai depresi terus meninggal. Jangan menolak lupa,"
"Gue tahu seberapa hancurnya Lo, Budhe Lo itu adalah orang yang Lo harapkan jadi nyokap kandung Lo,kan?"
"Lo gak usah pengaruhin gue. Kalau Lo mampu,habisin aja sendiri." Gibran pergi meninggalkan ruangan Geon dengan perasaan marah bukan main.
Dhaka,Abel,Luki,dan Adnan. Empat orang yang paling Gibran benci. Keinginan untuk menyingkirkan mereka sangat besar,tapi untuk saat ini dirinya belum bisa melalukan itu sendiri.
Keluarga Gibran membenci Adnan,hingga anak cucunya.
...Gibran diam sambil mengamankan wajah Resha yang terlelap dalam tidurnya. Bukan tidak mungkin jika ucapan Geon tadi tidak mempengaruhi perasaannya saat ini.
"Gue sayang sama Mama,tapi Budhe Lili adalah Ibu buat gue,"
Budhe Lili meninggal dunia saat Gibran berusia 7 tahun. Untuk alasan,Gibran tidak bisa mengatakannya secara langsung,ia tidak mampu. Meski saat itu usianya masih sangat anak-anak,Gibran sangat paham apalagi saat itu hanya Budhe Lili satu-satunya teman bermain yang ia punya.
Budhe Lili belum menikah bahkan saat adiknya sudah berkeluarga, atau wanita cantik itu tetap tak ingin menikah, dan lebih tertarik untuk merawat Gibran.
Dulu,Mama adalah orang yang sangat sibuk dan jarang memiliki waktu untuk Gibran. Berbeda dengan Papa, pria itu selalu menemani Gibran dan mendidiknya untuk menjadi anak yang tangguh dan tidak boleh menangis.
Intinya,sifat keras Gibran turun dari Papa.
Jadi,hanya Budhe Lili yang Gibran punya.
"Sha,jangan tinggalin gue ya. Gue gak mempermasalahkan kenakalan dan kelakuan lo, gue seneng selama Lo seneng. Gue bakalan tenang selama hidup Lo aman, gue sayang sama Lo,cuman Lo," cowok itu tersenyum sambil mengusap-usap kepala Resha dengan sayang lalu mengecupnya.
"Abang sayang banget sama Resha,sama kayak sama Budhe Lili, cuman kalau sama Resha itu lebih banyak lagi, bayaakkk banget," Cowok itu berakhir tertidur dengan posisi memeluk Resha.
...
"Gibran,Abel kemana ya? Dia gak ada di kamarnya, Grandma panggil-panggil juga gak ada" tanya Grandma sambil membangunkan Gibran.
Cowok itu terduduk,"Aku usir,"
"Kamu kok gitu sih? Abel itu cewek,Grandma gak pernah ngajarin kamu begitu,!"
"Dia ngelempar Resha pake remot,"
"Dia pasti gak sengaja,kamu harus bisa maafin dia,"
"Bokapnya adalah orang suruhan Adnan, Dhaka. Orang yang udah nyulik budhe" jawab Gibran menahan suara nya yang gemetar .
Grandma terdiam,"Sebenarnya Grandma tahu,"
"Kalau Grandma tahu kenapa Grandma nyuruh dia tinggal di sini? Dia cuman nyelakain Resha!" teriak Gibran frustasi.
"Grandma sengaja."
Gibran terdiam, cowok itu tak paham sama sekali.
"Grandma melalukan itu juga sengaja. Kamu pikir,Grandma bisa hidup bahagia setelah anak sulung Grandma mengalami hal terhina seperti itu?! Granmda ini orang tua,Gibran. Terlebih seorang ibu ! Grandma juga hancur, Grandma tidak akan rela untuk selamanya !" wanita tua itu menangis tersedu-sedu. Gibran mendekat,memeluk grandma dengan sayang,Gibran tak tahu jika Grandma sama hancurnya.
"Selama ini Grandma tahu yang dia lakukan ke Resha ! Grandma juga ingin bertindak,"
"Maksud Grandma?"
"Banyak bukti yang Grandma dapat saat perempuan itu melalukan tindak kekerasan pada Resha. Dan Grandma akan laporkan ke pihak kepolisian,"
"Grandma dengar,Dhaka sedang mencalonkan diri menjadi pejabat, jadi setelah kabar buruk Abel tersebar,ia akan kehilangan citra baiknya." ujar Grandma mantap.
Gibran tersenyum tipis, semua keluarga sama aja ya...
"Kamu dan Resha adalah kesayangan Grandma, apapun akan Grandma lakukan ."
....
Dari pertanyaan aku di chapter sebelumnya, aku udah membuat keputusan kalau Resha bakal tetep jadi bayi. Jadi konflik juga bakalan ringan dan tetep berusaha real sama kehidupan nyata.
Kalau ada kesalahan atau kadang gak sesuai sama chapter dulu, maapin ya soalnya kadang suka lupa atau bingung sendiri :)
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRESHA
Teen FictionTidak ada yang bisa mengalahkan seorang ketua geng begajulan dan kejam seperti Gibran, kecuali Resha , balita aktif berumur 3 tahun yang selalu membuat geleng-geleng kepala. (BROTHESHIP) 23 September 2022