52. Jordi

1K 166 10
                                    


Resha memberontak, kakinya ia gunakan untuk menendang siapapun yang berusaha membawanya keluar dari tempat penyekapan ini. Geng motor sialan itu membawa Resha keluar dari tempat penyekapan dan setibanya di luar Resha dibuat kaget dengan siapa yang ia lihat.

"Bagus! Kalau tahu begini,aku tidak perlu bersusah payah mengajak Zhero untuk bekerja sama" ujar Jordi sambil tersenyum senang karena melihat anak buah Varon yang berhasil membawa apa yang ia minta.

"Bqyarannya lima kali lipat" ujar Varon . Jelas ini diluar perjanjian. Perjanjiannya Jordi akan membayar Varon dan anak buahnya dua kali lipat dari harga awal. Namun,Varon tiba-tiba minta bayaran lebih.

"Badebah! Ini diluar perjanjian!" ujar Jordi marah.

"Kalau Lo gak mau ya sudah, bocah itu bakal gue kembalikan ke Alvares" ujar Varon dengan senyum liciknya.

"Oke! Lima kali lipat!" final Jordi. Lalu pria itu menitahkan anak buahnya untuk mengambil uang seperti yang Varon minta.

"Seret dia!" lanjutnya dan dengan segera anak buah Varon menyeret Resha ke mobil anak buah Jordi.

"Saran gue,perkuat anak buah lo, kalau Lo cuman bawa sepuluh anak buah seperti sekarang, gue yakin kalau bocah itu bisa melarikan diri" pesan Varon lalu dengan senyum liciknya ia berjalan pergi diikuti oleh anak buahnya.

...

Yang tadi dibilang Varon ternyata benar. Sepuluh anak buah Jordi masih jauh dari kata kurang untuk membuat Resha tak berkutik.

Walaupun dengan tangannya yang terikat juga kepalanya yang terdapat darah kering akibat lemparan batu kemarin, nyatanya Resha bisa membuat anak buah Jordi kewalahan.

"Diam Lo! Kalau Lo macam-macam lagi,gue pastikan nyawa Lo melayang!" ancam Jordi yang sudah muak . Pria yang duduk disamping kemudi itu mengacungkan sebilah pisau kecil ke arah Resha.

"Coba aja" tantang Resha.

Dengan emosi yang kian memuncak Jordi yang menghadap ke belakang berniat menusuk Resha namun dengan segera anak itu menendang tangan Jordi . Keberuntungan sedang berpihak pada Resha.

Jordi yang kaget justru melukai pergelangan tangannya sendiri.

Hah ! Ingatkan Jordi harusnya kaki anak itu juga harus diikat saja agar tak membuat kegaduhan seperti sekarang

Resha sudah benar-benar emosi. Ia memberontak lebih kuat dari sebelumnya membuat dua anak buah Jordi sangat kewalahan saat menahan badannya.

Ucapkan terima kasih pada diri Resha sendiri. Sepertinya kelincahannya sangat berguna saat ini. Entah bagaimana usahanya,anak itu kini menyerang dua orang yang menahannya dengan brutal.

Karena banyak bergerak,alhasil tali yang mengikat Resha kendor . Dengan gerakan paksaan,Resha berhasil memutuskan tali itu meskipun kini pergelangan tangannya lecet parah. Ah,Resha tidak peduli. Toh, jidatnya saja terdapat lebam dan juga bekas darah mengalir yang kini sudah mengering . Sakit sih,tapi Resha tidak akan puas jika tidak menghabisi mereka semua.

Pisau yang tadi dilemparkan Jordi kini berada di tangan Resha. Setelah berhasil melumpuhkan dua anak buah yang menahannya, kini Resha bergerak kearah sopir dan ia dengan segera meletakkan pisau itu di leher sang sopir. Tentu saja hal itu membuat Jordi naik pitam.

"Anak buah sialan! Kau! Perintahkan mobil anak buahku untuk berhenti di depan mobil ini!" suruh Jordi pada sang sopir alias anak buahnya yang tersisa.

"B-bagaimana saya b-bisa me-menelpon b-bos?" tanya si supir gemetar. Bagaimana tidak,jika Resha saat ini sedikit menekan pisau itu di lehernya. Memang pisau itu tidak melukai tapi tentu saja membuat sopir itu merasa ketakutan.

"Berhenti,dan biarin gue keluar atau antar gue ke markas Alvares?" tanya Resha dengan santai.

"Tidak akan terjadi!" bantah Jordi .

Senyum licik Resha terbit,anak itu kini melepaskan si supir dan kini pisau itu ia todongkan ke arah Jordi.

"Mati sekarang,apa nanti?"

"Bocah sialan!" Jordi melirik panik. Memang sialan! Dua anak buahnya di belakang sudah tepar gara-gara Resha yang tadi menyerang membabi buta dengan kakinya. Tenaga bocah pecicilan itu memang tidak main-main.

"Akh!" dengan gerakan cepat Resha menjambak rambut supir dengan tangan kanannya sedangkan tangan Kirinya masih menodongkan pisau ke arah Jordi.

Jordi tak tahu harus berbuat apa membuat Resha kesal bukan main. Tangan yang semula menjambak rambut supir kini ia gunakan untuk meninju wajah Jordi hingga pria itu terbentur kaca mobil.

"Berhenti,atau mati" todong Resha sekali lagi. Kini anak itu terlihat benar-benar marah. Resha tak ingin mengulur waktu lagi. Anak itu merasakan sesuatu kembali mengalir di keningnya membuat pandangannya kini sedikit berkunang-kunang. Resha yakin,ia tidak akan bisa bertahan lebih lama jika masih mengulur waktu .

Pisau itu kini ia angkat ke udara, lalu ia arahkan menuju Jordi dengan gerakan menusuk sebelum tiba-tiba...

Brak!

Mobil menabrak sesuatu.

Sepertinya sopir yang ketakutan melakukan kendaraannya hingga menabrak pengendara lain.

Seseorang yang ditabrak itu bangun dan berdiri di depan mobil. Gestur nya mengatakan jika pemilik mobil harus keluar .
"Tabrak dia!"

"T-tapi bos"

Terlambat. Satu detik setelahnya, banyak motor-motor yang mengepung mereka. Ya,mereka adalah pertolongan untuk Resha.

"Amankan bocah itu!" Jordi menoleh kebelakang hendak melihat bocah yang sedari tadi mengancam nyawanya.

Resha terduduk sambil memegangi kepalanya. Sepertinya benturan barusan membuat luka di keningnya makin parah, terbukti dari darah segar yang kini mengalir dari luka yang disebabkan oleh lemparan batu kemarin.

Bocah itu memijit kepalanya. Sesekali ia meringis menahan sakit. Kesadarannya hendak hilang sebelum tiba-tiba,

brak !

"RESHA!!" itu suara Abangnya.

Pintu mobil sudah terbuka lebar dan Resha benar-benar melihat pertarungan di luar sana.
Jordi? Entahlah Resha tidak melihat kemana pria sialan itu pergi.

Resha segera keluar, mengabaikan rasa sakit yang kini menjalar ke seluruh tubuhnya.
Melihat bagaimana kacaunya Resha,membuat emosi Gibran semakin memuncak. Cowok itu segera memapah adiknya keluar.

"Jordi harus mati" geram Gibran. Ia membuat gesture pada anak buahnya untuk membantu menahan Resha berdiri sedangkan dirinya akan menyerang Jordi hingga mati.

"Resha mau bang" Gibran menoleh. Apa-apaan adiknya ini. Apa bocah itu tidak merasa sakit pada tubuhnya saat ini?

"Dia yang udah buat Resha begini bang,dia harus tau rasanya!"

Gibran mengangguk maka dengan segera Resha berlari ke arah Jordi. Menarik pria yang sudah tak berdaya akibat dipukul membabi buta oleh Lucas.

Resha tak kalah menyeramkan ketika marah. Ia tetap menyerang Jordi walaupun pria itu sudah meneriakkan kata ampun. Beberapa pukulan dari Resha membuat Jordi tak sadarkan diri. Ya,pria itu belum mati. Tapi Resha juga tak sanggup menahan sakitnya sendiri.

"Resha!"

"Bawa Resha ke rumah sakit sekarang!"

GIRESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang