Guys, aku mau ngucapin banyak terimakasih untuk ide-ide yang sudah kalian berikan di chapter lalu. Aku udah baca semuanya dan ide dari kalian semuanya cemerlang dan bagus-bagus banget .
Semua ide dari kalian itu aku tampung dan akan aku jadikan sebagai perjalanan Resha kedepannya. Aku bakal bikin secara bertahap ya guys
Love you all💙
Follow Instagram @laelaarfh
@wp.lalaaleo"Sha, katanya ada anak baru" jelas Baim saat ia dan Resha tengah berjalan bersama ke kelasnya. Sekedar informasi, jika saat pagi mereka berdua jarang bisa bersama dengan Jean. Ya maklum saja anak itu sudah menyandang jabatan sejak SMP.
"Apa untungnya buat gue?" sahut Resha ketus. Menurut Resha tidak ada yang penting dari kabar di sekolah ini.
"Untungnya adalah...e.." Baim berpikir sejenak. Iya juga ya yang dikatakan Resha, jika ada anak baru,mereka juga tidak mendapatkan keuntungan apapun.
"Lo" tunjuk Resha pada Baim,lalu anak itu melanjutkan ucapannya. "Setres" ketus Resha lalu berjalan duluan meninggalkan Baim yang malah diam sambil memikirkan apa yang tadi Resha katakan.
"Gak salah sih,tapi ya salah. Loh kok gue jadi muyeng beneran sih!!!".
" Kayaknya Resha lagi badmood" ujar seseorang yang berdiri disamping Baim.
Baim segera menyahut tanpa menoleh, " iya kayaknya. Biasanya dia suka ngajakin gue bolos tapi tumben hari ini enggak ya" bingung Baim.
Seketika Baim menoleh kearah anak di sebelahnya. Alisnya menyatu,lalu dengan pede nya ia langsung bertanya "siapa anda?"
"Gue anak baru" jawabnya.
"Nama gue Haje,temen SD nya Resha. Jadi wajar aja kalau gue tahu sifat-sifat Resha" jawab Haje. Baim hanya mengangguk angguk . Matanya tertuju untuk menilai Haje dari penampilannya. Maklum si Baim kan emang gitu.
...
"Haje ! Lu jangan mancing-mancing emosi gue Lo ya !" geram Resha yang kesal setengah mati ketika melihat kelakuan menyebalkan Haje. Masalahnya,cowok dengan rambut yang agak panjang itu asyik tertawa sambil memainkan tas Resha.
Karena Haje gak juga mendengarkan omongan Resha,alhasil Resha pun berniat balas dendam.
Tas milik Haje segera ia ambil dan ia bawa keluar kelas."Heh mau Lo bawa kemana tas gue!" Haje segera berlari dan mengejar Resha. Tak lupa ia meletakkan tas Resha di tempat semula.
Haje menatap Resha dengan tatapan bertanya karena Resha berjalan masuk kelas dengan tenang dan terkesan melirik bahagia.
"Mana tas gue" sinis Haje.
"Cari sendiri" ketus Resha.
"INI TAS SIAPA YANG DI DALAM LEMARI PIALA ! EMANG DIPIKIR TAS LO ITU HAL YANG BISA DIBANGGAIN APA !!!"
Teriakan menggelegar itu Resha yakini teriakan Jean. Dengan mulut cekikikan ia menoleh ke arah Haje yang tengah berpikir apakah itu tas miliknya?
"Tas Lo noh" sinis Resha.
"Kurang ajar Lo ya, gue cuman mainin tas Lo doang,Sha , gak gue buang-buang" ketus Haje sambil berjalan keluar kelas untuk mengambil tas nya.
"Btw yang teriak tadi tuh Jean temen kita pas SD !!" teriak Resha mengingatkan. Anak itu tertawa puas. Resha yakin kalau Haje tidak akan tahu jika Jean adalah ketua OSIS di sini.
Kebetulan tadi Resha melihat jika lemari yang digunakan untuk meletakkan piala penghargaan tidak dikunci karena baru saja di bersihkan,maka Resha manfaatkan untuk memasukkan tas Haje disana. Karena secara kebetulan juga tas Haje itu kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRESHA
Teen FictionTidak ada yang bisa mengalahkan seorang ketua geng begajulan dan kejam seperti Gibran, kecuali Resha , balita aktif berumur 3 tahun yang selalu membuat geleng-geleng kepala. (BROTHESHIP) 23 September 2022