"Resha !!! Sini gak Lo!""Ndak mawuuuu!!"
"Balik,Sha ! Bandel banget sih Lo!!"
Rumah mewah peninggalan orang tua Gibran itu ribut bukan main ketika si cowok bongsor gak mau ngalah sama Resha.
Tapi Gibran gak bakalan lari-lari sambil ngejar Resha yang ternyata larinya super cepat kalau si Resha gak nyari gara-gara duluan.
Mau tau? Gak usah lah.
Tapi aku kasih tahu deh, Resha dengan pede memakai kaus Gibran dan ia bawa lari-lari. Karena badannya yang mungil,jadi kaus Gibran itu sampai terinjak-injak. Karena ia larinya sampai halaman,jadilah kaus itu sobek.
Padahal itu kaos kesayangannya Gibran.
Mau tahu kenapa jadi kesayangannya? Ya karena ada gambar muka Resha di kaos itu. Lah malah disobekin sama si bocil."Aduh!"
"Hahahaha! Rasain ! Makanya jangan durhaka sama Abang sendiri ! Kualat kan Lo!"
Iya,si bocil barusan kepeleset dan jatuh,untung pantat duluan yang kena lantai,kalau muka yang dijamin nangis.
"Bang,sakit Eca sakit" adunya sambil mendekati Gibran yang masih sibuk tertawa.
"Kapok!"
"ABANGGGG!!!!!!"
"Hahahaha!!! Resha kualat !!!"
"Abang !"
"Wle,Bodo !"
"Ya udah,Eca cari Abang lain aja"
"Heh ! Ulangin! Tadi ngomong apa?!" si bongsor langsung berjalan cepat menghampiri Resha sedangkan Resha yang kaget,gak sempet lari. Jadi gak ada hal lain yang bisa ia lakukan selain nyengir.
"Eca sayang Abang"
"Nah gitu dong," entahlah namanya juga bucin.
...
"Abis lulus mau kemana,bestie?" tanya Alan pada teman seperjuangannya.
"Lulus aja masih lama, sok-sokan mikir lu" cibir Lucas.
"Ya ini namanya rencana,bro ! Rencana !" teriak Alan jengkel.
"Iya juga sih,gak mungkin juga kita bakal tawuran terus sampai kita tua,Alvares pasti ada penerusnya lagi setelah kita," ucap Zafran membenarkan.
"Kalau gue mau jadi ustadz deh" ucap Umay.
"What ?! Serius Lo?!" kaget Lucas berdrama.
"Gak tau" si aneh,batin Zafran.
"Lo,Bran? Gue rada gak yakin kalau Lo jatuhnya megang perusahaan." ujar Zafran. Secara,yang namanya Gibran itu paling anti dengan yang namanya duduk anteng sambil mikir.
"Sebenarnya gak minat,tapi mau gimana lagi" ujar Gibran datar.
"Iya juga sih,jarak umur Lo sama Resha juga jauh,"
"Tapi gue bakal cari kerja sampingan,"
Empat orang berstatus sahabat Gibran itu saling menatap heran,"Perasaan Lo udah kaya deh"
Gibran acuh,ia kembali melanjutkan ucapannya. "Gue tertarik buat jadi guru konseling. Lumayan kan,bisa sambil ngawasin Resha kalau dia udah mulai dewasa."
"Bener juga sih, soalnya gue udah yakin,kalau Resha besok bakal lebih nyeremin dari abangnya" ujar Zafran membenarkan.
"Tingkahnya aja udah keliatan" Alan menambahkan.
"Resha itu sulit diatur, sebenarnya dia gak bisa di kekang. Tapi kalau gak diawasi,justru dia makin menjadi."
Keempat nya mengangguk paham. Mencoba tidak tertawa ketika bos nya banyak bicara.
"Gue dulu punya keinginan kalau Resha sebaiknya gak ikut urusan geng kayak gue,tapi kayaknya mustahil,"
"Bener. Kalau yang itu mustahil. Pergaulannya aja sama anak geng,anjir" ujar Lucas.
"Bukan cuma itu,tapi Papa dulu juga seperti gue"
"Alvares ada juga karena bokap gue" lanjut Gibran.
"Walah"
...
"Mana yang namanya Resha ?!" Johan,si preman kelas 1-B bersama antek-antek nya masuk ke kelas 1-A dengan sok berani,padahal mereka sebenarnya berani masuk karena dikelas itu tidak ada Jean.
"Aku! Aku !" Resha yang lagi asyik makan cilok teriak tapi masih sambil melanjutkan acara makannya.
Johan mendekat, bocil itu menunjuk Resha dengan sok galak. "Kamu ! Urusan kamu belum selesai sama aku!" ujarnya.
"Urusan apa?"
"Jangan sok lupa ! Kemarin, kamu bilang mau berantem !" ujar Johan lagi.
"Ooh itu,kan yang berantem kamu sama Jean ! Aku sama Roy" ujar Resha pede.
"Gak mau ! Aku maunya lawan kamu ! Biar aku menang!"
Dih, mentang-mentang Resha kecil apa?! Sepertinya Johan tidak tahu kalau Resha diam-diam mematikan. Kan Gibran sudah mengajarkan bela diri dengan jurus ayam mengigit dan sapi mematok.
"Ya udah ! Tapi jangan nangis kalau kalah!" ujar Resha.
"Oke ! Pulang sekolah kita berantem !"
"Oke!"
Emang dasar juga Resha suka cari gara-gara. Tapi bocil satu ini juga curang. Setelah Johan pergi, ia berlari menuju kelas 3,kelas Sena.
"Eh Resha,nyari siapa?" namanya juga sama anak ganteng,jadi ya banyak yang ramah.
"Sena"
"Oh itu,Sena lagi ngerjain tugas."
"Eca boleh masuk?"
"Boleh kok"
"Nana !!"
"Loh,Resha ngapain?" Sena menghentikan acara menulisnya dan segera bergeser tempat duduk sehingga Resha bisa ikut duduk.
"Eca nanti mau berantem,Nana bantuin Eca ya"
"Nanti dimarah Abang Gibran loh"
"Ish. Kalau Nana diam,Abang nda tau"
"Tapi Nana gak mau,ntar Nana dimarah bang Gibran,Nana takut"
"Tapi Eca udah janji"
"Oke, berantemnya sama siapa?"
"Johan, tapi nanti ada Jean juga"
Sena diam. Dalam batinnya ia berbicara," kalau ini mah udah pasti menang, ngapain minta tolong ke aku ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRESHA
Teen FictionTidak ada yang bisa mengalahkan seorang ketua geng begajulan dan kejam seperti Gibran, kecuali Resha , balita aktif berumur 3 tahun yang selalu membuat geleng-geleng kepala. (BROTHESHIP) 23 September 2022