6. Di Sekolah Lagi

3.8K 590 4
                                    


Hal yang orang lihat dari seorang Rhesa? Sudah pasti anak orang kaya, imut, menggemaskan, tampan dan yang jelas dia itu nakal nya bukan main. Bayi itu juga dikenal tidak punya rasa takut.

Saat ini Rhesa didekap di dada Gibran dengan kedua tangannya yang ia gunakan untuk menangkup pipi kakaknya. Mereka tengah dalam perjalanan ke kelas.

Kenapa hayo? Karena Rhesa sedang heran kenapa kakaknya ini mukanya beda dari biasanya.

Iya, biasanya Rhesa selalu melihat Gibran yang banyak tingkah dan juga banyak tertawa. Tapi kenapa sekarang cowok itu judes abis?!

Rhesa kan jadi bingung.

Jawabnya karena ia sedang mempertahankan image cool nya di kalangan siswa tapi jatuhnya malah lucu karena ulah Rhesa.

Puk puk !

Dengan tudak sopanya, Rhesa memukul pipi Gibran pelan.

"Bang uka na napa cih?" tanya si bayi yang tidak Gibran jawab.

Ingat,cowok itu sedang mempertahankan image cool.

"Cenyum bang ! Jeyek tu!" sungut Rhesa.

Karena tidak dijawab membuat Rhesa kesal bukan main. Akhirnya bayi itu mencari perhatian dengan cara memberontak di dekapan sang kakak.

"Eca angis nih!"

"Bang napa cih?"

"Bang jeyek!"

"Bang, Eca au num cucu"

Habis sudah kesabaran Rhesa. Dia ini minim kesabaran ya jadi kalau sudah begini, andalannya adalah membuat wajah Semarah mungkin dan tangannya ia gunakan untuk menjambak rambut Gibran.

"Aw! Sakit,Sha!"

"Do mat"

"Minta maaf buruan"

"yuhh nda au"

"Minta maaf,atau gue jatuhin"

"Nda duli"

...

Jangan heran kenapa siswa di sekolah Gibran tidak mengetahui tentang Rhesa karena Gibran juga tidak ingin mereka tahu.

Lucas yang teman dekatnya saja hanya tahu jika Rhesa adalah adik Gibran tapi Lucas juga belum pernah bertemu dengan Rhesa.

Pada dasarnya, Gibran dan grandma memang sedikit membatasi interaksi Rhesa dengan dunia luar. Bahkan sampai saat ini,teman Rhesa pun hanya Sena.

Seperti keinginan nya kemarin, hari ini Resha kembali ikut Gibran ke sekolah dan posisinya sekarang bayi itu tengah duduk sambil melihat kakaknya yang tengah persentasi bersama kelompoknya.

Gibran tidak mengucapkan kata apapun. Cowok itu hanya numpang nama meski sebenarnya ia pintar,tapi cowok itu memang pemalas kalau untuk mengerjakan tugas.

Bahkan anak-anak yang satu kelompok Gibran pun tampak memilih diam,siapa juga yang mau berteman dengan Gibran.

Sementara disisi lain, ketika Resha jauh dari Gibran,itu artinya ada kesempatan bagi para cewek yang ngefens gila pada Gibran . Mencoba dekat dengan cowok itu melewati bayi nakal yang cowok itu bawa.

"Hai adek, namanya siapa?" tanya seorang perempuan yang duduk di depan Resha.

Bayi itu menatap tak peduli dan lebih memilih menatap satu-satunya orang yang ia kenal.

Huh! Bayi yang menyebalkan. Pasti ia kalau dewasa tidak ada bedanya dengan Gibran.

Tuk

Resha menatap kesal bada tutup botolnya yang terjatuh di lantai. Tangan mungilnya mencoba meraih tapi ia tidak menggunakan perkiraan hingga,

Duk

Bayi itu terjatuh disamping tutup botol susunya yang tadi hendak ia ambil.

Semua cewek langsung menjerit,takut jika bayi itu akan menangis.

Tapi tidak. Rhesa mengambil tutup botolnya lalu memainkannya layaknya mainan.

Beberapa anak juga heran kenapa Gibran diam saja saat melihat adiknya terjatuh. Apa memang cowok itu tidak punya belas kasihan ?

Bukan.

Gibran selalu mendidik Rhesa menjadi anak yang tangguh bahkan dimulai dari saat ini. Meskipun cowok itu akan puas ketika melihat adiknya menangis akibat ulahnya, bukan berarti Gibran akan membaik seperti itu.

Rhesa harus bisa bangkit sendiri,jika anak itu sudah tidak sanggup,maka Gibran akan turun untuk membantu.

"Bangun Sha, ngapain lo disitu" ucap Gibran membuat semua siswa bahkan guru menjadi menatap cowok itu heran..

Tinggal di dudukin lagi kan bisa. Kenapa harus memerintah sih ?

"Nda au" ternyata bayi itu memang nakal.

"Bangun gak,gue buang botol susunya kalau gak bangun"

"Nih uang ja,dah abis"

Karena kesal, Gibran berjalan mendekati adiknya yang masih duduk di lantai. Niat nya sih ingin melakukan sesuatu yang membuat adik nya jera tapi ia urungkan ketika sadar jika Rhesa tengah menahan kantuk nya.

Gibran berjongkok, "Ngantuk?"

"Au bobok"

"Di?"

"Abang"

Ya,bayi itu ingin tidur di gendongan kakaknya. Jangan dipikir itu tidak sulit. Karena jika sampai Gibran menurunkan nya maka konsekuensinya adalah bayi akan segera balas dendam.

Si bayi merentangkan tangannya minta di gendong,dan Gibran menurutinya dengan senang hati.

Cowok itu duduk di kursinya sambil menepuk-nepuk pantat adik nya agar pulas tertidur.

"Pulang aja yuk" selain menakutkan, Gibran ini ternyata juga menyesatkan.

" No,"

Huh suka-suka Rhesa saja kalau begitu.

GIRESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang