7. Geng Motor

4.1K 499 8
                                    

"Bang,angun. Dah ciang "

Puk puk !!

Rupanya usaha Resha membangunkan makhluk bernama Gibran itu tidak mudah. Buktinya ia sudah memukul pipi ataupun muka cowok itu tapi apa? Dia masih terlelap.

Bahkan saat ini Resha yang duduk di atas perutnya pun tak Gibran hiraukan.

"Bang ! Angun ! Nda cekolah pa?"

Resha mencoba menyentuh jidat sang Kakak dan,tidak panas. Artinya Gibran tidak sakit jadi Resha kembali memukuli wajah kakaknya dengan brutal.

"Ish ! Angun ! Bang ! Yo cekolah !"

"Bang ! Bang ! Bang !"

"Hmm,diem Sha. Ah gue masih ngantuk" Gibran merubah posisi tidurnya menjadi miring membuat Resha jatuh ke samping dan segera Gibran peluk.

Resha menutup hidungnya iseng,"Ish ! Bau ! Bang auu"

"Gue wangi"

"Wekk ! Au ucuk!" Resha memejamkan matanya dan mengipas-ngipas wajahnya dengan tangan kiri sementara tangan kanannya menutup hidungnya sendiri.

"Kurang asem ini bayi,gak sadar diri lagi" gerutu Gibran. Gak percaya dia. Enak aja dikata bau!

"Bang nda cekolah?"

"Gak,dah telat"

"Akan yuk! Eca yapay"

"Hah ?! Lu belum makan?!" Gibran berteriak membuat Resha ikutan kaget.

Resha menggeleng, "Yo akan !"

...

"Siapa yang udah gebukin si Erik ?! Kurang ajar! Gak tahu siapa gue kayaknya" marah Lucas ketika melihat salah satu teman se-geng nya yang terbaring koma di salah satu rumah sakit.

Jika ia sudah tidak menggunakan bahasa campur aduknya, maka jelas dia sedang dalam mode serius.

Gibran juga ada di sana, cowok itu menautkan kedua tangannya di atas lutut sembari menatap tajam ke arah depan.

Banyak anak dari geng nya yang tengah menunggu Erik saat ini, cowok yang berstatus sebagai adik kelas sekaligus teman geng itu benar-benar mengenaskan.

"Bran, gue gak mau kita diem aja! Mereka udah main curang ! Peraturannya kan kita cuman boleh saling nyerang pas di medan doang ! Bukan keroyokan gini!" amuk Lucas yang langsung di tenangkan oleh temannya yang lain.

Bisa bahaya kalau ngegas di depan Gibran seperti tadi. Bisa-bisanya ikutan bonyok.

"Bran ! Bertindak! Lo jadi ketua yang becus dong!" amuk Lucas tiba-tiba.

Cukup sederhana sih alasan kenapa Lucas begitu marah, karena bagaimanapun ia dan Erik masih ada ikatan saudara.

Gibran berdiri, menatap tajam Lucas lalu semua anggotanya bergantian. "Gue tahu kapan harus bertindak, ini udah malam. Kita bahas besok pagi di markas. Semua harus hadir tanpa terkecuali"

Semua mengangguk dalam. Tidak ada yang berani membantah. Mereka sadar jika saat ini,Gibran juga tengah mengontrol emosinya.

Mereka terselamatkan karena sosok bayi yang tertidur dengan tenang dalam gendongan sang ketua.

Ya Gibran mana mungkin meninggalkan bayi nakal itu dirumah dengan maid seorang diri. Gibran tidak bisa menjamin 100% keselamatan adiknya.

Kalau tidak ada Resha,maka sudah dipastikan Lucas akan sama bonyoknya dengan Erik karena sudah menghina ketuanya sendiri.

"Sorry,gue harus pulang" Gibran rasa ia tak perlu memberikan alasan kenapa ia pulang lebih dahulu karena pasti semua orang juga paham keadaannya saat ini.

Ini adalah pertama kalinya Gibran sedikit sabar dengan sekitar. Biasanya cowok itu akan langsung membabi buta gara-gara ada yang mencari gara-gara dengan geng nya.

Oh, mungkin belum.

Sekali  lagi, mereka terselamatkan karena Resha.

...

Sesuai perkataannya kemarin, saat ini Gibran dan semua anggota Alvares tengah berkumpul di markas mereka.

"Gue gak mau tahu, kita harus balas dendam sama Zhero sialan itu!" teriak Lucas masih di lingkar emosi yang sama. Cowok itu belum bisa menstabilkan emosinya apalagi saat ia tahu jika kondisi Erik bukannya makin bagus malah makin memburuk.

"Gue setuju! Lagian mereka duluan yang ngelanggar peraturan!" tuntut anggota lain.

"Ya betul, setidaknya kita harus buat salah satu dari mereka menginap di rumah sakit"

"Oke ! Kalau itu mau kalian semua, kita turun " ucap Gibran tegas.

Semua anggota Alvares tersenyum puas. Ketuanya memang tidak pernah mengecewakan. Biarpun cowok itu terlalu otoriter pada geng nya,tapi sekalinya dikhianati,cowok itu benar-benar menakutkan.

Zhero dalam bahaya.

"Persiapkan semuanya,nanti malam biar jadi pesta buat mereka" smirk Gibran.

Gibran bukanlah sosok ketua yang akan menasihati anak geng nya untuk menjadi anggota geng motor yang baik. Mereka itu liar. Sangat liar bahkan sering juga menjadi buronan polisi karena ulah mereka dijalanan.

Malam harinya,Gibran dan seluruh anggota Alvares langsung menyerbu markas Zhero. Diantara mereka ada yang hanya menggunakan tangan kosong, dan beberapa ada yang membawa senjata tajam.

Jangan tanya soal Resha. Bayi itu sudah tertidur pulas dalam dekapan grandma nya yang baru sampai tadi sore. Katanya kangen.

Pertarungan yang dibilang dadakan itu berlangsung tak seimbang dengan Alvares yang menang telak . Zhero saat itu juga kurang anggota dan tanpa persiapan membuat lima orang dari mereka terpaksa dilarikan ke rumah sakit sedangkan hampir semua sisanya, mengalami luka-luka.

Sepertinya setelah ini, Alvares dan Zhero akan lebih sering bentrok.

GIRESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang