"Abang, Eca nda mau sekolah"
"Loh, kok gitu ? Resha kenapa? Temennya nakal? Bilang sama Abang"
Resha cemberut sambil tengkurap di pangkuan Gibran. Bocah itu memilih mencoret-coret buku gambarnya dengan spidol.
"Tadi kenapa nangis?" tanya Gibran pelan.
"Eca dipukul. Sakit"
"Resha kok bisa dipukul?pasti nakal ya?" tanya Gibran,kalau tidak dipancing seperti ini bisa saja Resha malah diam dan tidak mau bercerita.
Resha langsung duduk dan menatap Gibran kesal. "Eca nda nakal !"
"Terus kenapa Resha dipukul?"
Resha terdiam cukup lama.
"Abang..." panggil Resha pelan.
"Ya?"
"Kalau nda punya mama papa,nda boleh sekolah ya?" lirih Resha sambil menunduk.
Pandangan Gibran menajam, cowok itu mengangkat dagu adik kesayangannya pelan, "Siapa yang bilang begitu?"
"Tadi yang pukul Eca," jawab Resha lirih.
Gibran menarik nafasnya dalam-dalam. Cowok itu sepertinya benar-benar marah. Tentu saja, baru kali ini ia melihatnya Resha yang lemas seperti ini.
Gibran tahu betul seperti apa Resha. Resha bukan anak cengeng yang mudah menangis karena hal sepele. "Cerita sama Abang, semuanya"
"Tadi yang pukul Eca bilang, kalau Eca nda boleh sekolah. Kan nda ada mama papa. Mereka juga bilang kalau Eca nakal jadi mama papa pergi."
"Terus?"
"Eca marah, jadi dia Eca lemparin pake botol susu,terus kena di hidungnya. Dia marah terus pukul Eca. Kan sakit,jadi Eca nangis" ujar Resha sambil cemberut.
"Abang..."
"Tapi Eca nda dipukul,"
Gibran mengerjap bingung,
"Eca cuman di dorong sampe jatuh terus diinjak kakinya"
"HAH ?! MANA SINI LIHAT BADAN LOO!"
Brak !
"Wah...wah ! Gak bisa dibiarin ini! Besok gue bakal koar-koar sama kepala sekolahnya!" Ujar Kevin setelah dengan tidak ada akhlaknya mendobrak pintu kamar.
Dua cowok itu kaget ketika melihat pinggang Resha yang membiru. Mungkin itu efek karena didorong dan membentur sesuatu.
Gibran mencoba menenangkan dirinya. Ia tidak mungkin bergerak brutal seperti biasanya karena kali ini lawannya hanya anak kecil. Ya biarpun dulu ia pernah hampir membunuh anak kecil,tapi kan dulu ia juga masih kecil. Jadi seimbang.
Tapi cowok itu juga gak mungkin tenang setelah melihat pinggang juga pergelangan kaki kanan Resha yang membiru dan sedikit bengkak.
"Eca nda mau sekolah..."
"Sha,Lo harus tetep sekolah. Jangan takut sama mereka" tegas Gibran membuat Kevin melotot gak setuju.
"Gak bisa dong! Kakinya sakit ! Ntar kena bully lagi di sekolah ! No! Gue gak setuju!" bantah Kevin.
"Dia adik gue" sinis Gibran.
"Ya gue tahu,tapi Resha tetep aja kakak sepupu gue. Gue juga berhak,"
"Gue lebih berhak"
Gibran tahu kalau Resha tidak mau masuk sekolah bukan karena ia takut melainkan karena rasa sakit yang bocah itu rasakan.
Mungkin terdengar kejam,tapi mau bagaimana lagi ?
...
Gibran berjalan menuju kelas Resha sambil membawa bocah itu di gendongannya. Padahal Resha bisa jalan sendiri tapi Gibran tetep aja ngotot mau gendong.
Gibran gak sendiri kali ini tapi ada Kevin di belakangnya yang berniat mengadu pada kepala sekolah. Gibran sih Bodo amat. Lagian dia juga mendapat keuntungan dari hal itu tanpa bersusah payah.
"Reshaaaaa !!!" heboh Haje yang pertama kali melihat Resha masuk ke kelas bersama Gibran.
"Ih Resha ! Kakinya sakit ya? Kok digendong?" Felix buru-buru mendekati Resha yang sudah duduk di bangkunya.
Gibran tersenyum sekilas ketika melihat teman-teman Resha yang sangat perhatian. Cowok itu melirik Jean yang tengah asyik mengikat belalang di pojokan kelas.
"Jean" panggil Gibran.
"Ya? Woah !! Bang Gibran !!"
"Jagain Resha ya,bisa?" tanya Gibran . Jean buru-buru mengangguk patuh.
"Bisa,Bang ! Aku kan udah jadi ketua geng,jadi aku bakal melindungi anggota aku!" teriak Jean mantap.
Gibran mengangguk lalu menatap Resha yang masih cemberut. Ya iya lah orang Resha sebenarnya gak mau masuk sekolah,eh si Gibran tetep aja maksa buat masuk sekolah.
Cowok itu menurunkan badannya, mendekati telinga Resha lalu berbisik, "Apapun yang Resha mau,abang turutin. Asal jangan cemberut"
"Besok Eca nda mau sekolah!"
"Gak boleh"
"Eca-
"Oh...kalau Resha cemberut terus,ntar pulang sekolah,Abang bawa ke tukang pijat,mau?"
Buru-buru Resha menggeleng. Nangis kejer yang ada dia kalau sampe di bawa ke tukang pijat. Buru-buru juga Resha tersenyum lebar, "Eca suka sekolah. Nda cemberut kok,hus hus Abang pergi sana!"
...
"Sebagai ketua geng,aku gak terima kalau anggota aku dijahati,jadi kita harus balas dendam. Kalian setuju?" tanya Jean dengan gaya sok cool nya.
"Aku enggak setuju ! Kamu kan kemarin udah mukulin kak Riko!" teriak Yasya.
"Kamu bukan anggota geng aku ! Gak boleh ikutan !" ketus Jean.
"Aku setuju! Kita harus balas dendam, biar keren!" teriak Felix lantang.
"Eh ! Eh ! Jangan berantem ih!" heboh Yasya.
Lima bocah yang berkumpul di meja Resha itu bermusyawarah ala ala geng yang sering mereka lihat di tv.
"Resha,gimana?"
"Aku bakal balas nanti pas istirahat." jawab Resha santai.
"Serius?! Haduhhh! Resha gak boleh keluar kelas ! Yang balas dendam itu aku ! Kamu di kelas aja,ntar pintunya dijagain sama Haje sama Felix !" teriak Jean.
"Enggak mau ! Pokoknya aku mau ikutan nyerang!" kekeuh Resha.
"Sama ! Aku juga gak mau ! Aku bukan pak satpam ya,yang harus jagain pintu!" ketus Haje.
"Betul betul betul ! Aku juga gak mau jagain pintu!" tentu aja ini Felix.
"Ehhh ! Jangan Berantem dongg!" Yasya masih berusaha mencegah.
"Udah kamu diem aja, jangan ngadu sama ayah kamu," sinis Resha.
Haje buru-buru menarik telinga Felix dan berbisik , "kok Resha sekarang galak ya?"
Plak !
"Telinga aku jangan ditarik-tarik! Entar panjang !" ketus Felix sambil mengusap-usap telinga nya.
"Lebay!"
"Eh ! Kalian berdua jangan berisik ! Ketua lagi disini" sombong Jean.
"Jean ! Kamu gak usah ngomong-ngomong ketua ! Aku sebel !" Resha langsung menelungkupkan kepalanya di meja membuat empat bocah disampingnya kaget.
"Kayaknya Resha marah" bisik Haje ,dan seperti biasa jawaban Felix adalah, "betul betul betul, marah"
"Kamu gak terima ya kalau aku yang jadi ketua nya?!" teriak Jean nyolot.
"Eh udah udah ! Resha lagi sakit ! Jangan berisik !!" teriak Yasya.
"Kamu juga berisik tauk..." bisik Haje.
"Hehe..." cengir Yasya
...
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRESHA
Teen FictionTidak ada yang bisa mengalahkan seorang ketua geng begajulan dan kejam seperti Gibran, kecuali Resha , balita aktif berumur 3 tahun yang selalu membuat geleng-geleng kepala. (BROTHESHIP) 23 September 2022