27. Resha Mau Sekolah

2.6K 527 23
                                    


"Jadi selama ini kamu mendekati anak geng motor sialan itu?! "

Dhaka sudah dibuat pusing karena banyak hal yang menimpanya saat ini. Mulai dari pihak kepolisian yang memanggil putri satu-satunya ke ranah hukum, hingga namanya menjadi buruk di masyarakat. Sialan !

Belum lagi ia tahu alasan menghilang nya Abel beberapa Minggu ini. Dhaka benci anak motor terlebih lagi jika itu adalah Gibran.

...

"Yang acih nak ayam,namana capa?" dari tadi Resha sudah bertanya seperti itu tapi Gibran sepertinya jengkel jadi cowok itu memilih diam dan pura-pura tidak dengar.

"Ish! Eca anya au!"

"Hmmm" Gibran sengaja mengeraskan suaranya sambil melanjutkan acara makan mie dengan tenang.

Resha merengut. Kedua tangannya terkepal di atas meja. Bayi itu mencebik, "Acih au!!!"

"Hmmm,nyam nyam...."

Prang !

Gibran berkedip polos. Cowok itu melongo kaget saat melihat Resha melemparkan sendok ke lantai .

"Anjir, ni bocah belajar dari mana kok jadi ngamukan begitu," batin Gibran.

"HUAAAA !!!! BANG BIYANG CAYANG ECA,API NDA AU ACIH AU !!!" kan, nangis.

Bukan tanpa alasan Gibran diam. Cowok itu gak mau punya saingan baru jadilah ia pura-pura gak denger. Lagian Gibran cemburuan tau kalau Resha dekat-dekat dengan yang lain selain dirinya.

Dan Gibran juga heran, pelet apa sih yang Geon pakai,kok bisa-bisanya Resha biasa aja ?! Hello ! Gibran cemburu !

"Gue bisa beliin Lo anak ayam. Jadi gak usah tanya-tanya siapa dia" sungut Gibran sambil mengambil sendok yang tadi Resha lemparkan.

Bayi yang semula sok garang itu segera merubah raut wajahnya menjadi seperti semula. Resha tersenyum puas, tuh kan, dia yang menang.
Lagipula memang ini tujuan Resha.

Salah siapa Gibran gak peka ! Padahal sudah tahu kalau anak ayamnya dibuang hantu.

"Cayang Abang," ujar si bayi sambil berkedip genit.

"Nah kan, kumat".

...

"Resha, Nana bentar lagi sekolah loh, soalnya Nana udah mau enam tahun" ujar Sena. Bocah itu mengangkat tangannya sambil mengacungkan enam jarinya di depan Resha.

Resha manyun, "Cekolah ayak Abang?"

"Iya,sekolah kayak Abang nya Resha,nanti di sekolah Sena punya temen baru,bisa mainan juga!" ujar Sena senang. Sedangkan Resha sudah langsung melamun ketika mendengar kata "mainan".

"Eca oyeh Cekolah nda?"

Sena mengetuk-ngetuk kan jarinya di meja sambil berpikir ala-ala seorang CEO, "Boleh,kalau Resha udah gede"

"Emang Eca yum de?"

"Ya belum lah ! Resha juga belum bisa membaca, menulis, menghitung juga masih salah-salah"

"Api Eca au kut Cekolah" Resha menatap memohon pada teman bermainnya itu tapi secepat kilat,Sena menggeleng.

"Ih gak boleh ! Resha masih 3 tahun, nanti dinakalin temannya !!"

"Nda ko, Eca ica yawan !!"

"Iya Nana tahu,tapi sekolah itu kalau Resha udah umur 5 atau 6 tahun aja. Biar sama kayak temannya,"

Sesusah dan serinci apapun Sena berusaha menjelaskan,tapi semua itu serasa tak berguna untuk Resha karena bukti nya bayi itu langsung buru-buru pulang ke rumah bahkan sendirian. Resha mau sekolah juga !

"Gak boleh,Sha. Tunggu Lo lima tahun dulu ya"

"Nda au! Au cekolah cama Nana!"

"Gak boleh,Sha. Nanti Lo kecil sendiri disana"

"Api au cekolah"

"Ikut gue sekolah aja,"

"Emang oyeh?"

"Boleh lah,"

"Oke ,Eca au cekolah cama Abang!"

...

Geon,cowok dengan wajah penuh perban itu berdiri di depan anggota Alvares dengan santai. Cowok itu seolah gak peduli pada empat anggota inti yang sudah kepalang emosi.

"Gue lagi males bikin wajah lo makin babak belur,jadi pergi aja sana" sinis Zafran diikuti oleh Lucas yang mengibas-ngibaskan jarinya.

"Tau tuh,"

"Gue mau ketemu ketua Lo" ujar Geon tajam.

"Gue wakilnya,ketua lagi gak bisa diganggu soalnya" ujar Zafran.

"Gue mau ketemu ketua Lo," Geon menekankan ucapannya lagi, pertanda cowok itu sama sekali gak tertarik dengan penawaran Zafran.

"Mau apa" suara datar menyapa Geon yang membuat Geon menarik sudut bibirnya ketika tahu jika seseorang yang hendak ia temui ada di sini.

Geon maju,cowok itu menampar dada Gibran dengan sebuah surat, "Baca"

Dirasa rivalnya ini gak bercanda, Gibran membuka surat itu lalu membacanya perlahan sebelum akhirnya cowok itu merobek kertas tersebut hingga tak berbentuk.

"Luki sialan itu ngasih surat itu ke Gavin, guru sialan itu udah bikin kakak gue sekarat !"

Surat itu memang ditujukan untuk Gibran tapi Luki memberikannya melewati Gavin.

"Penyakit jantung Gavin kumat gara-gara guru sialan itu ngerundung dia ramai-ramai!" teriak Geon.

"Terus,Lo mau minta bantuan Gibran gitu? Wow lawak" julid Alan.

Geon meludah ke samping lalu tertawa sinis menatap anggota inti Alvares, "Gue bukan mau minta bantuan,tapi gue cuman mau bilang,kalau gue bakal bantuin lo,Gibran buat ngelindungi Resha" ucap Geon.

Anggota inti dibuat terkejut karena mereka bingung dengan perkataan Geon terlebih ketika Gibran tampak mengangguk setuju.

Melihat anggota inti yang tampak bingung,Gibran berkata,"Itu ancaman kalau Luki bakal nyelakain Resha,"

"Dan gue,gak bakal biarin itu terjadi," ucap Geon.

Semua paham, sepertinya Gibran dan Geon tetap tidak akan berbaikan apalagi bergabung tapi mereka akan bersatu untuk melindungi satu-satunya permata yang mereka punya.

Resha.

Bayi itu sangat berpengaruh untuk Alvares maupun Zhero.

...

GIRESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang