"Bran,Bran ! Bran tenang !" Lucas menarik tangan Gibran ketika cowok itu hendak memukul Abel dengan tangannya."Kontrol emosi Lo! Kali ini aja! Dia cewek,Bran !" peringat Alan sambil berusaha menghalangi Gibran yang masih saja ingin memukul Abel.
Cewek itu kelihatan ketakutan karena Gibran terlihat lebih menakutkan daripada dulu waktu menceburkan dirinya ke kolam renang. Bagaimana jika cowok itu benar-benar lepas kendali?
Brak !
Sebuah meja kantin terhempas begitu saja karena tendangan Gibran. "Cewek bajingan kayak dia gak pantes hidup!" tuding Gibran pada Abel yang berdiri ketakutan di belakang Alan.
"Bran...kali ini aja," lirih Lucas.
Gibran menghempaskankan tangan Lucas dan menatap tajam Alan yang berdiri di depan Abel, "Gue gak ngehabisin dia buat sekarang, dan Lo gak usah ngelindungi dia," ujar Gibran.
Sebelum pergi cowok itu menatap Lucas dan anggota inti Alvares lain ,"Jangan lupa kalau gue masih Gibran Melviano, jangan harap gue lupa sama masalah kali ini"
Tidak ada yang mencegah Gibran. Mereka membiarkan cowok itu pergi begitu saja.
Kini Alan mengusak rambutnya kasar kemudian menatap tajam Abel, "Jangan Lo pikir tadi gue ngelindungi Lo," ujar cowok itu dingin lalu beranjak pergi meninggalkan Abel.
Seperginya anggota inti Alvares, Abel mengepalkan tangannya kemudian tersenyum sinis, "Makin kesini gue makin ingin jadi nyonya Alvares" kekeh cewek itu.
"Kenapa si bocil itu masih tetep ada di sekolahnya sih,!!"
...
"Resha?" Haje menatap Resha sambil melongo . Mereka berempat yaitu Resha,Jean, Haje dan Felix berencana mau ngelabrak anak kelas 3 yang kemarin sempat bercekcok dengan Resha.
Tapi...masa iya si Resha sambil bawa botol susu.
"Resha ! Kamu gak boleh minum ini ! Nanti kamu gak sangar !" teriak Jean sambil menarik botol itu dari mulut Resha.
Bocah dengan tubuh paling mungil itu tampak cemberut, kedua alisnya seakan saling bertautan. "aku mau susu!" teriaknya sambil menunjuk botol susu yang ditawan Jean.
"Gak boleh !"
Grek !
Resha berdiri dan menarik topi yang dipakai Jean dengan kasar," Aku mau susu,Jeannnn !!!! Susuuu !!!" teriak Resha makin keras.
Haje dan Felix dibuat kewalahan dengan sifat Resha yang baru bagi mereka. Ya bagaimana tidak ,Resha yang mereka kenal biasanya adalah bocah bandel sekalian pencicilan, la sekarang kok malah kayak bayi begini tingkahnya.
"Aku bilang gak boleh ! Aku ketua geng nya,lho ! Kamu harus nurut sama aku!" teriak Jean tidak terima .
"Susuuuuu!!!"
Felix mendekati Haje dan berbisik,"kelakuan Resha sama kayak adek aku,si Chiko"
"Terus kalau adek kamu kayak gitu,kamu apain?" tanya Haje.
"Kalau sama aku ya aku pukul. Tapi kalau sama mama bakal di cup cup" jelas Felix.
"Hajeeeee Feliiixxx !!! Jean tuuhh ! Ambil ambil susuuuuu!!!"
Haje dan Felix makin melongo saat sadar kalau sekarang Resha dan Jean lagi kejar kejaran hanya karena sebuah botol susu.
"Ayo kita tangkap di Resha ! Kalau dia kesandung terus nyungsruk kan bahaya!!!" teriak Haje. Si bocah langsung ambil ancang-ancang dan ikutan lari ngejar Resha."Betull ! Mari tegakkan keadilan !!" si Felix juga ikut-ikutan ngambil kacamata bintang kesayangannya dan langsung lari ala ala superhero.
"Heh teman-teman! Ya ampunnn ! Jangan di roboh-robohin kursi nyaaaa!!!" teriak Yasya yang baru aja masuk kelas .
...
Sekarang, empat bocah yang menjadi tersangka perobohan kursi tengah duduk di depan Bu Sisi,wali kelas mereka.
"Kenapa lari-larian di kelas?"
"Resha ngejar aku" tunjuk Jean pada Resha yang duduk paling ujung.
Bocah yang tengah asik ngedot itu tidak terima dan langsung melepaskan dot dari mulutnya, "ndaaa ! Bukan Eca ,Bu!"
"Ih aku benar ,Bu! Aku dikejar Resha ! Resha dikejar Haje terus Haje di kejar Felix !" jelas Jean.
Bu Sisi langsung tersenyum terpaksa, "Iya itu namanya kalian kejar-kejaran. Sekarang ibu tanya,kenapa kejar-kejaran" tanya Bu Sisi berusaha bersabar.
"A-
"Bu guru," panggil Resha.
"Ya,Resha?"
"Susu Eca abis,boleh minta dibikinin?" dengan malu-malu Resha menunjukkan botol susunya yang sudah kosong.
"Ih Resha ! Jangan ngedot ! Kamu entar enggak sangar !" bisik Jean cukup keras.
"Aku haus,tadi susunya tumpah pas dibawa kamu!" sinis Resha.
"Sudah-sudah, jangan berantem. Pokoknya kalian gak boleh kejar-kejaran seperti tadi, berbahaya. Sekarang kalian boleh kembali ke kelas. Dan Resha, ayo ikut Ibu ke dapur" ajak Bu Sisi ramah.
"Yes ! Eca minum susu!"
...
"Abangggg !!!"
Gibran merentangkan tangannya seraya tersenyum lebar sambil menerima pelukan dari Resha. Jelas Gibran senang, karena Resha udah beda dari tadi ketika berangkat sekolah.
"Kenapa si? Kayaknya Lo lagi seneng banget" tanya Gibran.
"Iyaa ! Eca tadi habis susu dua botol!" teriak nya sambil menunjukkan botol susunya yang kosong.
"Ha?dua?"
"Iya. Bu guru kasih!"
Kedua bola mata Gibran memincing curiga. "Dikasih apa Lo minta?"
Resha menutup matanya malu,"hehe ! Eca minta!"
Puk !
Terlanjur gemas,Gibran menggendong bocil serasa bayi itu lalu memukul pantatnya. "Abis ini berarti gak usah minta dibikinin lagi,kan?"
"Ish ! Sampe rumah mau lagi!"
Gibran hanya bisa mengangguk. Resha itu paling kuat kalau soal minum susu. Sehari bisa habis banyak ! Untung Gibran gak bangkrut.
...
"Reshhaaa !!! Ngumpet dimana Lo!? Ini susunya udah jadi !"
"Sha ! "
"Oke kalau gak mau keluar,gue yang minum susunya !"
Baru saja Gibran mau melangkah keluar kamar ia sudah tersenyum lebar ketika melihat kaki Resha dibalik selimut.
Ya,bocah itu masih memiliki perawakannya layaknya bayi.
"Hihihi Abang pasti nda tau Eca dimana" kekeh Resha bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRESHA
Teen FictionTidak ada yang bisa mengalahkan seorang ketua geng begajulan dan kejam seperti Gibran, kecuali Resha , balita aktif berumur 3 tahun yang selalu membuat geleng-geleng kepala. (BROTHESHIP) 23 September 2022