Chapter 4
"Aku tidak tahu kalau kalian sedekat ini selama ini..."
Jeremy tersenyum lebar kemudian ia mendekati Taehyung dan memukul pelan lengan kanan atas Taehyung. "Kami bahkan lebih dekat dari yang kau kira. Jadi, dari mana saja kau wahai Kim Taehyung? Bisa-bisanya kau terlambat pada pesta ulang tahun pernikahanmu sendiri."
Tatapan Taehyung masih tertuju pada Sooyoung yang tentunya sedang menundukan pandangannya saat ini. Sooyoung itukan tidak pernah mau menatap Taehyung, takut atau apalah yang Taehyung sendiri tidak ketahui alasan lebih jelasnya. Taehyung kembali melangkah, mendekati Sooyoung hingga Sooyoung reflek sedikit menggidikan kedua bahunya. Jika di belakang Sooyoung tidak ada pagar, mungkin Sooyoung sudah jatuh ke bawah barusan karena pergerakan mundur perlahannya.
Jeremy yang menyaksikan, kembali tersenyum renyah. "Begini, aku rasa kita harus kembali kedalam. Ibumu pasti sedang mencari menantu kesayangannya yang paling cantik itu. Jadi Sooyoung, aku rasa kau harus segera masuk kedalam!"
Sooyoung mengangkat pandangannya, melewati Taehyung yang berada dihadapannya (tidak berani menatapnya maksudnya) lalu ia justru lurus memandang Jeremy. Sooyoung menganggukan kepalanya, tersenyum (agak memaksa) kemudian melangkah perlahan (lagi namun kali ini ke depan). Tapi baru satu langkah berlalu, langkahnya harus terhenti ketika lengannya seketika disambar oleh tangan Taehyung.
Taehyung memegangi lengan kanan atas Sooyoung, menghentikan Sooyoung kemudian dengan pandangan tajamnya ia berkata. "Lepaskan jas itu dulu! Ibu pasti akan menanyakannya jika kau masuk dengan mengenakan itu."
Sooyoung mengigit bibir bawahnya, merasa gugup kemudian dengan gerakan perlahan ia mencoba melepaskan jas Jeremy. Sebenarnya melepaskan jas yang hanya tersampir diatas bahu itu sangatlah mudah bukan? Tapi karena Taehyung sedang pusing karena pekerjaan yang ia tinggalkan tadi belum terselesaikan dengan sempurna maka ia membantu Sooyoung dengan gerakan yang tidak perlu untuk melepas jas yang Taehyung bisa tebak milik Jeremy itu dari kedua bahu Sooyoung.
Taehyung segera melempar jas itu ke arah Jeremy dengan satu tangan (Satu tangannya yang lain masih memegangi lengan Sooyoung). "Terima kasih! Tapi lain kali aku rasa kau tidak perlu meminjamkan jas lagi pada istri orang lain!"
"Kenapa?" Sambil mengenakan jasnya kembali, Jeremy menggerutu merasa tidak terima. "Di sini itukan dingin dan aku tidak mau perempuan secantik Sooyoung terkena flu. Jadi..." Ucapan Jeremy terhenti begitu saja ketika sepasang matanya melihat Taehyung kini melepaskan jasnya sendiri kemudian menyampirkan jas nya itu keatas kedua bahu Sooyoung. Tidak terlihat lembut seperti pada adegan-adegan film romantis yang biasa Jeremy saksikan. Taehyung bahkan terlihat kaku saat menyampirkan jasnya itu. Sooyoung juga terlihat ketakutan. Tapi menyaksikannya langsung, entah kenapa membuat sesuatu bergejolak aneh didalam perut Jeremy.
Sedang Sooyoung, sekarang ia sudah tidak bisa lagi bergerak sesuai apa yang ia inginkan. Taehyung meletakan kedua tangannya diatas kedua bahunya saat ini, menggerakan bahunya agar ia bisa menghadap ke depan Taehyung dan si Park Sooyoung yang sudah dalam mode boneka itu hanya bisa mengikuti saja (Memangnya kapan Sooyoung bisa leluasa bergerak didepan Taehyung? Tidak pernah kan!)
Sambil membenahi letak jasnya diatas kedua bahu Sooyoung, Taehyung berkata. "Kenapa kau senang sekali bersembunyi sih? Ayah mencarimu sedari tadi!"
Senang sekali bersembunyi? Memangnya siapa yang sedang bersembunyi dan memangnya Taehyung tahu apa tentang dirinya? Sooyoung mencoba menguatkan dirinya untuk berkata. "Kalau begitu, aku rasa aku harus segera menemui ayah."
"Benar! Kau harus segera mencari ayahmu itu!" Taehyung kini menghadap Jeremy. Kemudian tanpa melirik Sooyoung, ia menambahkan. "Cepat masuklah!"
Memangnya apalagi yang bisa Sooyoung lakukan? Tentu saja masuk dan menghindari Taehyung adalah hal yang paling ia inginkan. Lalu sebelum benar-benar masuk, Sooyoung sempat menundukan kepalanya pada Jeremy dan berkata. "Terima kasih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fake Wedding
FanfictionKami menikah! Tapi bukan menikah! Ini semua hanyalah sesuatu yang harus dilakukan, walau tidak diinginkan. Yah...begitulah!