Chapter 54
Yuri melirik tangannya yang masih memegangi pergelangan tangan Sooyoung. Kemudian dia kembali tersenyum yang tampak semakin menyebalkan bagi Sooyoung. "Bukankah kau tidak akan pernah bisa memafkanku?" Kini mata tajam Yuri bersitatap dengan sepasang mata bulat Sooyoung yang berkaca-kaca. Lagi, Yuri tersenyum menyebalkan saat dia menambahkan. "Jadi untuk apa aku meminta maaf kalau hanya kematianku yang membuatmu bisa merasa senangkan?"
Apa hanya Sooyoung yang merasa sulit menerima hal yang satu ini? Yang satu ini, soal ibu kandungnya yang ternyata adalah musuh terbesarnya, yang dia sudah anggap seperti monster yang harus dibinasakan kalau memang kehidupannya ingin terasa bahagia?
Tapi masalahnya, Sooyoung tidak sekejam itu! Dia tidak akan pernah bisa diwawancarai para wartawan karena sudah membunuh ibu kandungnya sendiri. Sungguh, Sooyoung tidak akan pernah bisa masuk berita koran pagi hari karena pembunuhan sadis seorang anak pada ibu kandungnya, benar-benar tidak bisa!
"Apa kau tahu, Sooyoung?" Pandangan Yuri mulai berbeda dan Sooyoung merasakannya. Tapi pandangannya itu bukanlah pandangan seorang ibu pada anaknya dan Sooyoung juga tahu akan hal itu. "Saat kau lahir dulu, aku sudah lebih dulu ingin membunuhmu sebelum sekarang kau ingin membunuhku!"
Sooyoung tersenyum dan air mata menetes begitu saja dari sudut mata kananya. Sooyoung bahkan tidak mau mengelapnya dan lebih memilih untuk terus tersenyum seperti orang gila. "Jadi kau mau bilang kalau kita berdua ditakdirkan untuk saling membenci, begitukah?"
Yuri dengan ekspresi datarnya melirik kembali tangannya yang masih menggenggam pergelangan tangan Sooyoung itu. Kemudian tangannya dia gerakan untuk sedikit turun, mencari setiap selah jemari Sooyoung kemudian menyatukan setiap selah jemari putrinya itu dengan jemarinya. Wajahnya masih terlihat angkuh ketika kembali menatap Sooyoung, namun anehnya genggamannya mengerat pada tangan Sooyoung. "Saat kau memanggilku ibu, itu adalah hal yang lebih ku benci lagi."
"Cukup!" Sooyoung menggelengkan kepalanya, air mata semakin deras mengalir dan kini menular disudut mata kirinya. Dia kesal, ingin sekali mengusir Yuri sekarang juga tapi tangannya yang digenggam perempuan itu terasa hangat, sedikit membuat hatinya tenang, aneh sekali.
Masih dengan wajah, ekspresi serta tatapannya yang biasa dia perlihatkan pada Sooyoung, Yuri melanjutkan. "Aku benci karena semakin lama kau semakin mirip dengan ayahmu. Ayahmu yang sudah membuat kehidupanku hancur. Orang yang membuatku dibuang, dibenci dan ditinggalkan." Sooyoung sedikit terpana saat air mata mengalir begitu saja dari setiap sudut mata Yuri diwajah datarnya itu. Lalu dengan gerakan cepat Yuri menyeka air matanya dengan satu tangannya yang tidak memegangi tangan Sooyoung. Dia juga kembali menambahkan. "Dan semakin aku memikirkannya, semakin membuatku gila. Gila karena aku tidak ingin kau menjadi sepertiku! Aku tidak ingin kehidupanmu hancur, dibenci orang lain, ditinggalkan dan dibuang."
Kini Yuri kembali tersenyum. Senyuman yang tidak terlihat menyebalkan, justru terlihat menyedihkan. "Aku tidak ingin nasibmu menjadi sepertiku! Jadi aku ingin membuatmu menjadi seorang perempuan yang sempurna. Aku ingin dirimu juga kehidupanmu menjadi sempurna, disukai banyak orang, dielu-elukan setiap orang."
"Tapi tidak ada manusia yang bisa menjadi sempurna! Kau ataupun diriku yang coba kau bentuk agar menjadi sempurna, tidak akan ada yang bisa menjadi sempurna."
"Tidak!" Tatapan Yuri kembali tajam menatap Sooyoung. "Aku bisa membuatmu menjadi sempurna, menjadi apa yang aku harapkan hingga sore itu terjadi." Genggaman tangan Yuri semakin kuat, Sooyoung bahkan bisa merasakannya. Seolah ada rasa ketakutan yang hebat dari genggaman tangan itu.
Yuri lagi-lagi melirik tangannya yang menggenggam tangan Sooyoung. "Sore itu ada banyak darah ditubuhmu! Tanganmu terluka lebih buruk dari kakimu dulu setelah latihan ballet, sangat mengerikan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fake Wedding
FanfictionKami menikah! Tapi bukan menikah! Ini semua hanyalah sesuatu yang harus dilakukan, walau tidak diinginkan. Yah...begitulah!