Chapter 26
"Apa benar Taehyung tidak melakukan kesalahan padamu?"
Sudah dua kali ayah mertuanya menanyakan hal ini, dan kedua kalinya juga Sooyoung harus menggelengkan kepalanya malam ini. Benar, malam ini! Malam dimana tadi siang ibu mertuanya baru saja mengetahui soal dirinya dan Taehyung yang memiliki kamar terpisah. Kemudian saat Sooyoung ingin menyendiri, kedua mertuanya justru datang hingga saat ini Sooyoung merasa seolah sedan dihakimi (lagi) oleh ayah mertuanya ketika mereka berdua duduk berdua diteras belakang rumah Taehyung ini.
Ayah mertuanya tersenyum, tulus. "Ayah rasa ayah yang bersalah selama ini."
Sooyoung menatap ayah mertuanya lalu ayah mertuanya itu kembali tersenyum sebelum berkata. "Dari dulu hingga sekarang, ayah terlalu terobsesi dengan dirimu. Dengan sosok anak perempuan manis yang penerut yang sangat ingin ayah miliki. Jika saja dulu Taehyung tidak kabur, mungkin semuanya tidak akan sesulit ini bukan? Kau hanya perlu menjadi putri ayah, bukan menantu ayah dan punya suami seperti Taehyung." Lagi, ayah mertuanya tersenyum tapi kali ini pandangannya lurus kedepan, tidak menatap Sooyoung walau Sooyoung masih terus menatapnya.
Ayah mertua Sooyoung menarik nafasnya dulu sebelum ia menambahkan. "Taehyung itu punya tempramen yang buruk, susah diatur dan hidup sesuka hatinya. Kau pasti lelah menghadapi suami yang seperti itu bukan?" Lagi, ayah mertuanya Sooyoung tersenyum sambil menatap kosong ke arah depan sebelum ia melanjutkan. "Tapi masalahnya, ayah juga tidak mau kehilanganmu. Ayah benar-benar ingin sekali punya anak perempuan sepertimu, jadi ayah mohon...."
Sooyoung berkedip, meluruskan kepalanya kemudian ayah mertuanya menolehkan kepalanya ke arahnya. Ayah mertuanya itu menatap sisi samping wajah Sooyoung dan berkata. "Ayah mohon, bertahanlah pada pernikahan ini! Bertahanlah walau Taehyung terlalu menyebalkan untukmu! Bertahanlah dan tetap menjadi putri menantu ayah, Park Sooyoung!"
Memohon untuk bertahan katanya. Apa tidak ada satupun orang di dunia ini yang bisa mengerti Sooyoung alih-alih terus meminta sesuatu padanya? Atau, apa memang Sooyoung lah yang bersalah selama ini dan Yuri lah yang benar? Tidak ada orang yang mau menerima Sooyoung jika Sooyoung tidak menjadi anak yang penerut? Jadi ia harus tetap menjadi si anak manis yang penurut selamanya.
***
Jika Sooyoung sedang bersama dengan ayah mertuanya saat ini, maka sudah dipastikan Taehyung sedang bersama dengan ibunya sekarang. Mulut Taehyung sudah gatal rasanya karena sedari tadi mencoba diam dan hanya mengamati ibunya yang terus saja bergerak entah melakukan apa didalam kamarnya ini dengan setumpuk bahan sutra tipis itu . Oh, salah! Kamarnya dengan Sooyoung mulai sekarang.
"Sekarang sudah masuk musim gugur, jika Sooyoung mengenakan baju terbuka begitu dia bisa saja kedinginan, bu."
Tanpa mau menolehkan kepalanya pada putranya yang menurutnya menyebalkan, Lia terus saja menata beberapa gaun tidur yang baru ia pesan dan langsung ia terima sebelum ia menuju ke rumah Taehyung dan Sooyoung ini. "Bukankah kau juga membuka bajumu saat tidur? Lagi pula ibu hanya sedang membantu menantu ibu untuk menarik perhatian suaminya yang lebih menyukai pekerjaan dibandingkan dengan perempuan seksi."
"Siapa yang bilang aku lebih suka pekerjaan dari pada perempuan seksi?"
Lia selesai merapikan beberapa potong gaun tidur barunya yang dia sedikan untuk Sooyoung pada walk in closet yang memang sedari siang sudah ia rapikan bersama dengan orang suruhannya (wak in closet berdua untuk Sooyoung dan Taehyung) kemudian ia menghadap Taehyung, bertolak pinggang dan memincingkan sepasang matanya tajam. "Kau yakin kau lebih suka perempuan seksi dari pada pekerjaanmu?"
Taehyung mengecap lidahnya, menaikan sebelah alisnya sebelum menjawab. "Tergantung siapa perempuannya! Kalau Sooyoung aku suka, yang lain tidak!"
"Lalu kenapa kau tidur berpisah jika kau menyukai Sooyoung? Apa salah menantu ibu itu hingga kau memilih tidur sendirian di dalam kamarmu yang serba pucat ini dibanding tidur dengan menantu ibu yang paling cantik itu? Apa kau tahu kalau kepala ibu rasanya hampir pecah memikirkan dirimu yang tidak-tidak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fake Wedding
FanfictionKami menikah! Tapi bukan menikah! Ini semua hanyalah sesuatu yang harus dilakukan, walau tidak diinginkan. Yah...begitulah!