Chapter 47
"Park Sooyoung!"
Sooyoung menghentikan laju sepedanya. Dia menolehkan kepalanya ke belakang lalu tersenyum. "Apa kau sudah pulang berbelanja pagi ini, Nana?"
Nana, seorang perempuan yang usianya sama dengan Sooyoung itu menganggukan kepalanya. Kemudian Nana yang menuntun sepedanya itu melangkah mendekati Sooyoung. "Apa kau tahu kalau harga daging hari ini naik lagi? Astaga...! Apa karena kita semua hidup di kota terpencil makanya harga daging harus terus menerus naik setiap bulannya? Tidak adil sama sekali bukan?"
Sooyoung masih tersenyum saat dia menggidikan kedua bahunya kemudian Nana mencibikan bibirnya sebelum melanjutkan. "Kau tahu Sooyoung? Kau akan jadi orang yang paling miskin jika daging terus menerus naik karena kau hanya makan daging saja bukan? Ya Tuhan... Apa kau ini seorang tuan putri di kehidupan sebelumnya yang hanya mau makan daging saja? Atau, kau ini sebenarnya siluman rubah yang suka makan daging?"
"pffttt...!" Sooyoung tertawa lebih dulu sebelum menjawab. "Benar! Aku seorang tuan putri juga siluman rubah di kehidupan sebelumnya. Dan jika harga daging terus menerus naik, mungkin aku akan makan daging yang gratis saja."
"Daging gratis?" Nana mengernyitkan dahinya, tidak mengerti dan kembali bertanya. "Daging gratis itu maksudnya apa?"
Sooyoung sudah dalam posisi siap untuk melajukan sepedanya lagi saat dengan jahilnya dia menjawab. "Daging yang aku ambil dari lengan gemuk tetangga yang punya kelebihan lemak sepertimu, Nana!" Setelahnya, Sooyoung segera mengayuh pedal sepedanya, tertawa dan menjauhi Nana.
Nana segera menaiki sepedanya, mengayuhnya untuk menyusul Sooyoung sambil berkata. "YAK Park Sooyoung, sini kau kalau berani! Katakan sekali lagi kalau kau memang masih ingin hidup!"
"Tidak mau, wee...!" Sooyoung terus mempercepat laju sepedanya. Angin musim semi berhembus menyapu wajahnya, segar dan Sooyoung sangat menikmati hal itu. Dan tunggu, apa yang Nana katakan barusan? Masih ingin hidup katanya?
Sooyoung lagi-lagi tersenyum, sangat cantik karena senyumannya yang benar-benar tulus itu. Tentu saja Sooyoung masih ingin hidup. Sooyoung ingin hidup, seperti sekarang ini, seperti dua tahun yang sudah ia jalani ini dan setelah orang-orang mungkin berpikir kalau dia sudah mati waktu itu. Tapi jika dipikir kembali, Sooyoung memang sudah mati saat itu. Park Sooyoung, si anak manis yang penurut itu memang sudah mati dua tahun yang lalu.
Karena Park Sooyoung yang hidup sekarang adalah Park Sooyoung yang baru. Yang bisa mengatakan apapun yang ingin dia katakan, yang mampu melakukan apapun yang dia ingin lakukan dan yang berhasil menjalani hidupnya sebagai Park Sooyoung yang baru. Benar-benar hidup sebagai Park Sooyoung, menjadi dirinya dan bukanlah menjadi orang lain yang harus dituntut untuk menjadi begini dan begitu.
"Nana jika kau terus mengejarku maka aku akan benar-benar memakanmu!" Sooyoung lagi-lagi menambah kecepatan laju sepedanya, semakin merasa senang dengan angin musim semi yang terus menerjang wajahnya itu.
"Kalau kau memakanku maka aku akan menghantuimu, jadi tunggu aku Park Sooyoung! Tunggu!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fake Wedding
FanfictionKami menikah! Tapi bukan menikah! Ini semua hanyalah sesuatu yang harus dilakukan, walau tidak diinginkan. Yah...begitulah!