Chapter 40
"Aku bilang, lepaskan aku, Kim Taehyung...!"
Taehyung tersenyum, benar-benar tersenyum walau sesuatu yang semakin terasa tidak enak menjalar didada kirinya, sangat menyesakan hingga tenggorokannya terasa pahit. Kedua tangan Taehyung seketika bergetar, tidak tahu karena apa. Lalu Taehyung tetap tersenyum, masih tersenyum saat kedua tangannya kini menjauh dari kedua pipi lembut Sooyoung, menggantung begitu saja disetiap sisi badannya dengan lemah sekarang ini. "Baiklah, mungkin tanganku terlalu kasar makanya-"
"Bukan hanya tanganmu!" Tatapan Sooyoung datar, kosong dan tidak mengisyaratkan apapun pada Taehyung kemudian ia menambahkan. "Tolong lepaskan aku, darimu...!"
Apa kalian pernah mendengar kabar paling buruk yang pernah terjadi dalam hidup kalian dan untuk kehidupan kalian? Kabar yang paling buruk, yang tiba-tiba saja terjadi disaat kalian merasa kalau hidup kalian baik-baik saja selama ini atau bahkan kehidupan kalian sedang terasa lebih baik dari biasanya. Tapi setelah mendengar kabar paling buruk itu, maka apa yang akan terjadi?
Begitulah...!
Sama sekali tidak bisa dipercaya bukan?
Dan walau rasanya hatimu sudah terasa tidak enak, tenggorokanmu terasa pahit dan segala sesuatu sudah dirasa semakin buruk, tapi sebagian akal kalian masih ingin terus berharap. Berharap kalau kabar paling buruk itu hanyalah bualan, omong kosong belaka yang tidak akan pernah terjadi, tidak akan bisa menggangu kehidupan kalian yang baik-baik saja ini.
Lagi, Taehyung masih menampilkan senyuman tampannya saat ini. Tatapan matanya yang sudah terlihat berbeda (sedikit berkaca-kaca) itu masih mampu membalas tatapan mata kosong Sooyoung untuknya. "Baiklah! Mungkin kau masih merasa tidak enak badan. Lagi pula, aku juga baru pulang, aku harus mandi dan melakukan banyak hal dulu. Jadi..." Taehyung hampir menjatuhkan air matanya walau ia sendiri tidak percaya dengan apa yang dikatakan Sooyoung tadi (masih ingin menyangkalnya) dan berharap kalau apa yang dikatakan Sooyoung barusan hanyalah kesalah fahaman saja dan tidak punya banyak artian yang lebih dalam lagi. Taehyung menarik nafasnya, menghempasnya sambil menambahkan. "Aku akan ke kamar lebih dulu! Jangan terlalu lama berdiri, dan beristirahatlah lebih banyak!" Setelahnya, Taehyung berbalik, menyeka sudut matanya dan melangkah lebar-lebar menjauhi Sooyoung. Bahkan langkah Taehyung terlihat buru-buru karena tidak ingin Sooyoung memanggilnya dan melanjutkan omongan yang tidak masuk akal menurutnya itu.
Ah... Padahal Taehyung masih ingin melihat wajah Sooyoung. Padahal ia ingin mengatakan sesuatu soal rencana pergi berliburnya pada Sooyoung. Padahal ia ingin memeluk Sooyoung lebih lama. Tapi sepertinya waktunya sedang tidak tepat bukan? Dan mungkin saja setelah beberapa jam nanti, suasanya tidak akan setegang barusan kan? Setelah Taehyung selesai mandi, Sooyoung akan kembali seperti sebelum ia pergi ke Jerman kemarin itukan? Iyakan?
Sooyoung sama sekali tidak memerhatikan Taehyung yang menjauhinya. Sooyoung bahkan lebih memilih untuk kembali berdiri menghadap bingkai foto pernikahannya itu. Sepasang mata bulatnya berkedip sebelum pandangannya yang kosong kembali fokus memerhatikan foto didepannya itu. "Aku tidak ingin menikah saat itu. Aku tidak ingin menikah dihari itu. Dan aku masih tidak ingin menikah hingga saat ini." Sooyoung mengepalkan kedua tangannya yang berada disetiap sisi badannya lalu ia kembali bergumam untuk dirinya sendiri. "Kenapa kalian selalu saja memaksaku?"
***
Taehyung tidak mandi, tidak bisa melakukan apa-apa walau tadi ia bilang ia akan kembali ke kamar mereka lebih dulu (kamarnya Sooyoung dan Taehyung tentunya) tapi kenyataannya Taehyung justru melangkah ke bagian dari rumah besarnya yang jarang sekali ia kunjungi itu, ke tempat dimana para pelayannya biasanya berkumpul disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fake Wedding
FanfictionKami menikah! Tapi bukan menikah! Ini semua hanyalah sesuatu yang harus dilakukan, walau tidak diinginkan. Yah...begitulah!