With You

383 95 38
                                    

Chapter 34

Sooyoung merasa kalau kakinya kini terangkat, tidak menyentuh dasar kolam kemudian seolah tubuhnya tertarik ke belakang ketika Taehyung berkata sambil membawanya dengan satu tangan yang ia lingkarkan diperut Sooyoung (Benar, Taehyung menyeret Sooyoung didalam air kolam, membawa Sooyoung pergi ke tepian kolam yang sebelumnya sudah Taehyung tempati tadi). "Jangan merasa menyesal karena kalau kau mencoba pergi dari sinipun aku akan terus menyeretmu agar kembali ke sini!"

Aneh, Sooyoung justru tersenyum alih-alih merasa kesal. Menurut Sooyoung suara Taehyung dengan kalimatnya barusan itu kedengaran lucu. Sooyoung bahkan membiarkan tanpa meronta sedikitpun saat Taehyung masih membawanya kini.

Punggung Taehyung sudah bersender dengan tepian kolam kemudian ia biarkan punggung Sooyoung bersender didadanya, membiarkan kulit punggung Sooyoung yang terbuka itu menempel langsung dengan kulit dadanya yang juga terbuka (Taehyung hanya mengenakan celana pendeknya tanpa atasan) lalu Taehyung tersenyum, merasa puas dan senang dengan posisinya kini. Kedua tangannya juga sudah melingkari perut Sooyoung erat.

Sooyoung menolehkan kepalanya ke belakang, ingin melihat Taehyung tapi tidak jadi saat Taehyung berkata. "Jangan menolehkan kepalamu atau aku akan menciumu mu!"

Oke, Sooyoung tidak bisa menolehkan kepalanya jadi ia menatap lurus ke depan, memandangi pemandangan di luar jendela kaca yang menurutnya indah dengan menampilkan kota yang penuh dengan kerlap kerlip lampu pada malam hari. "Aku rasa Jia benar, kolam jacuzzi nya punya pemandangan yang hebat!"

Taehyung tersenyum tapi seperkian detik kemudian ia segera mengernyit. Sepasang telinganya memerah saat bokong Sooyoung tidak sengaja menyentuh sesuatu di bagian bawah tubuhnya yang sekarang sedang terasa sensitif. Taehyung menahan nafasnya, lupa dengan apa yang ingin ia katakan sebelumnya lalu ia mencoba untuk tidak membayangkan bokong Sooyoung yang kemungkinannya sangat indah itu jadi Taehyung berdehem, salah tingkah. "Ehem...! Aku...!" Aku apa? Aku merasa panas? Aku merasakan sesuatu yang sedikit bergairah? Atau aku apa memangnya? Sungguh, Taehyung yang gila kini bodoh, sejadi-jadinya.

Sooyoung tersenyum, tulus dan cantik kemudian ia justru bergerak, melangkahkan kakinya satu langkah setelah melepas lilitan tangan Taehyung diperutnya. Sooyoung berbalik, menghadap Taehyung dan tersenyum geli melihat Taehyung dengan sepasang telinga yang sangat memerah kini. "Sudah berapa lama kau berendam? Apa kau tidak merasa dingin?"

"Dingin?" Ya tuhan... Untuk menelan salivanya sendiri saja Taehyung merasa kesulitan setelah berhadapan dengan Sooyoung saat ini (walau sudah tidak saling berdekatan dan bersentuhan tentunya). Taehyung mengedipkan sepasang matanya, mulutnya megap-megap hingga Sooyoung yang masih memerhatikan semua gerak-gerik dari lelaki yang biasanya bersikap menyebalkan itu kini menahan tawa gelinya.

"Pffttt...! Taehyung, apa kau mabuk?"

Taehyung mencoba sebisa mungkin, mencoba untuk meredam semua emosi yang kini tengah ia rasakan (sebenarnya bukan emosi sebutannya, tapi Taehyung tidak mau mengakuinya). "Aku tidak mudah mabuk, tapi karena ada dirimu di sini, aku rasa aku jadi mabuk. Mabuk kepayang karenamu!"

Tawa Sooyoung terhenti. Kakinya kembali melangkah mundur, terus mundur hingga punggungnya menabrak tepian kolam lalu Sooyoung bersandar disana, bersebrangan dengan Taehyung. Sooyoung menark nafasnya dalam-dalam sebelum memberanikan diri untuk menanyakan satu hal yang sebenarnya ingin dia tanyakan sedari awal ia datang. "Di mana, Jia? Apa kau ti-"

"Jia datang setiap sepuluh menit sekali dan setiap kali ia datang aku selalu mengusirnya!" Tatapan Taehyung dan Sooyoung saling bertemu, kemudian Taehyung tersenyum dan menambahkan. "Aku sudah bilang kalau ada selusin perempuan seperti Jia pun aku tidak mau ditemani kecuali dirimu bukan?"

The Fake WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang