Chapter 36
Jeremy tidak tahu kalau sesuatu yang pada awalnya tidak suka dilakukan tapi karena kalian mulai terbiasa terus melakukan hal itu berulang kali maka sesuatu yang tidak disukai itu lama kelamaan menjadi sebuah kebiasaan yang justru sulit untuk dihindari, menjadi menyukainya tanpa disadari. Seperti siang ini dan seperti biasanya, Jeremy akan datang kesini disetiap minggunya, berdiri di bawah pohon oak di taman belakang panti. Dia sendiri tidak sadar sudah berapa lama ia berdiri disana saat Yuri tiba-tiba saja datang, mengganggunya.
"Sudah aku duga! Setiap melihatmu, seperti melihat seseorang yang sudah lama ku kenal." Jeremy membalikan tubuhnya, menatap Yuri kemudian Yuri tersenyum sebelum menambahkan. "Haruskah aku memanggilmu dengan Jiyeol saja mulai dari sekarang? Atau aku harus tetap memanggilmu dengan sebutan tuan Jung Jeremy karena kau masih salah satu donatur terbaik untuk panti kami?"
Jeremy tidak mengerti kenapa dia selalu merasa kesal setiap kali melihat Yuri sedari ia kecil dulu. Tapi Jeremy tetap menampilkan senyuman tampannya saat ini dihadapan Yuri sebelum ia berkata. "Aku tidak peduli kau ingin memanggilku apa! Dan lagi, aku akan tetap menjadi donatur tetap disini sampai kau lelah mengurus panti ini dan menyerahkannya padaku."
Senyuman Yuri melebar bahkan sampai terlihat menahan tawanya seolah apa yang Jeremy katakan barusan adalah lelucuan paling lucu yang pernah perempuan itu dengar. Sambil menyetabilkan nafasnya, Yuri membuka suaranya. "Sekarang kau punya uang yang banyak, punya karier yang cemerlang serta penampilan yang bisa membuat seribu perempuan cantik bertekuk lutut padamu. Jadi, untuk apa kau menginginkan panti asuhan ini?" Yuri melirik Jeremy dengan pandangan paling menyebalkan sebelum perempuan setangah baya yang selalu terlihat anggun itu menambahkan. "Berhentilah mengatakan omong kosong yang lucu itu, Jiyeol!"
"Aku sedang tidak melucu, Han Yuri! Asal kau tahu saja, niatku sedari awal kembali kesini karena aku memang ingin mengambil alih panti asuhan ini dari tanganmu! Aku ingin menendang orang egois sepertimu, menyelamatkan anak-anak yang tidak tahu apa-apa itu darimu!"
Lagi, Yuri tersenyum sambil memandang geli Jeremy sebelum ia menimpali lelaki yang sekarang jelas sekali kelihatan kesal padanya (Tidak ada rasa takutnya sama sekali ibu-ibu itu memang!). "Apa Sooyoung yang memintamu melakukannya? Astaga...! Kenapa kalian berdua kekanak-kanakan sekali sih?!"
"Kekanak-kanakan?" Jeremy mengernyit, merasa tidak percaya kemudian ia tersenyum (masih tidak percaya dengan pemikiran orang tua itu) lalu ia menambahkan. "Apa kau masih belum sadar juga dengan perbuatanmu pada Sooyoung selama ini?"
"Memangnya apa yang aku perbuat pada Sooyoung?" Lagi, senyuman Yuri terlihat semakin menyebalkan saat ia melanjutkan. "Bukankah Sooyoung sekarang sudah menjadi menantu orang kaya dan punya suami kaya raya yang tampan? Park Sooyoung itu sudah menjadi perempuan sukses, dan itu semua karenaku, jadi apa masalahnya?"
Jika saja Yuri bukanlah seorang perempuan, mungkin saja Jeremy sudah memukul kepala orang itu saat ini. Jeremy menghempaskan nafasnya, seperti orang yang kelelahan (lelah berhadapan dengan orang seperti Yuri) baru kemudian ia menjawab. "Masalahnya tolak ukur kebahagiaan seseorang bukan hanya karena menikah dengan putra dari keluarga kaya yang terpandang saja, Han Yuri! Masalahnya, Park Sooyoung sudah hidup tertekan sejak kecil karenamu, karena kau menyiksa batinnya, mengurung kebebasannya dan masalahnya mungkin saja akan semakin menyebar nantinya pada Sooyoung karena apa yang telah kau lakukan padanya selama ini." Jeremy tersenyum, tatapan matanya tajam mengintimidasi Yuri. "Dan aku tidak mau ada anak lainnya yang punya masalah seperti Sooyoung. Aku tidak mau ada Sooyoung lainnya, yang hidup tertekan dalam tekananmu, yang tersiksa karenamu dan yang tidak punya kebebasan karenamu!"
"Tertekan? Tersiksa? Dan itu semuanya karenaku kau bilang?" Yuri menaikan kedua alisnya, merasa tidak terima lalu dengan wajahnya yang biasanya terlihat bijak itu (sok sebenarnya) ia menambahkan. "Bagaimana denganmu? Bagaimana dengan dirimu yang meninggalkan anak itu dulu?" Pandangan Yuri mulai kembali terlihat meremehkan Jeremy. "Kau bahkan meninggalkannya saat Sooyoung punya harapan tinggi padamu. Menurutmu, apa sekarang dia tidak membencimu karena sudah ditinggalkan tanpa sepatah kata apapun darimu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fake Wedding
FanfictionKami menikah! Tapi bukan menikah! Ini semua hanyalah sesuatu yang harus dilakukan, walau tidak diinginkan. Yah...begitulah!