Chapter 8
"Siapa Jang Jiyeol itu?"
Sepasang mata Sooyoung terbelalak, kembali terkejut lebih dari kejutan-kejutan sebelumnya yang ia pernah rasakan. Jang Jiyeol? Mendengar setiap kali namanya disebutkan saja membuat seluruh anggota tubuh Sooyoung gemetaran. Bukan karena ia takut, bukan juga karena ia membenci si pemilik nama itu, tapi Sooyoung hanya rindu. Merindukan orang yang sudah tidak pernah ia lihat itu belasan tahun lamanya.
Taehyung tersenyum, meringis atau apapun itu yang dia sendiri asal ekspresikan saat ini. Park Sooyoung yang biasanya diam saja, yang bisanya berwajah datar itu baru saja terlihat terkejut hanya karena satu nama yang ia sebutkan. Wah... Bukankah ini lucu?
Taehyung menaikan sebelah alisnya, menatap tajam Sooyoung yang kini sudah menyetabilkan ekspresinya dan menundukan kepalanya seolah ia benar-benar akan dijatuhi hukuman mati sebentar lagi. "Jadi, siapa itu Jang Jiyeol?"
Kepala Sooyoung tertunduk, tidak berani menatap balik Taehyung yang memang masih terus menatapnya tajam lalu ia menjawab. "Kenapa kau menananyainya?"
"Kenapa aku menanyakannya kau bilang? Wah...!" Taehyung menghempaskan nafasnya tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Lalu ia kembali menatap Sooyoung, lebih tajam lagi dari sebelumnya dan sadar kalau tatapan tajamnya ini bisa membuat Sooyoung tahu kalau ia menatapnya sangat tajam dan lebih tajam dari biasanya walau perempuan itu menundukan kepalanya. "Park Sooyoung, aku yang bertanya lebih dulu jadi tidak bisakah kau menjawab pertanyaanku dulu?"
Sudah Sooyoung katakan diawal cerita kalau ia tidak suka menjawab pertanyaan, jadi sebisa mungkin ia akan menghindar atau membahas hal lainnya. Apalagi untuk pertanyaan yang Taehyung tanyakan barusan itu. Kenapa Taehyung tiba-tiba membahas soal ini? Apa mungkin....
Sooyoung menarik nafasnya, menghempaskannya perlahan lalu memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya. Bibirnya bergetar, sepasang matanya juga ketika mata bulatnya itu berpapasan dengan mata tajam Taehyung. "Aku..." Sooyoung tidak mampu melanjutkannya, jadi ia menggigit bibir bawahnya.
Kemudian Taehyung gemas melihatnya. Gemas dan kesal lebih tepatnya. Dan karena Taehyung bukan tipikal lelaki yang penyabar jadi dengan (sedikit kasar) tangannya meraih pergelangan tangan Sooyoung, seperti menariknya dan menuntun perempuan itu (agak memaksa) untuk kembali berjalan menuju kamarnya.
Taehyung membuka pintu kamarnya, menghempaskan tangan Sooyoung saat Sooyoung sudah masuk ke dalam kamar kemudian ia menutup dan mengunci kamarnya sebelum berbalik untuk kembali (lagi-lagi) menatap tajam Sooyoung. "Dengar! Aku rasa kau tahu kalau aku bukanlah orang yang punya stock kesabaran seperti lelaki baik pada umumnya. Aku juga sudah berusaha mengatur emosiku sejak dulu, dan itu benar! Tapi entah kenapa rasa-rasanya aku kesal saat ini. Jadi tolong kerja samanya, Park Sooyoung! Jawab pertanyaanku tanpa berbelit-belit dan jangan menanyakan balik dengan pertanyaan sialan saat aku bertanya padamu."
Sooyong mengedipkan sepasang matanya yang terasa pedih. Benar! Kim Taehyung yang sedang tidak kesal saja membuat Sooyoung malas berlama-lama dengan lelaki itu, apalagi dengan Kim Taehyung yang dalam mode kesal seperti sekarang ini. Tapi sekali lagi, kenapa bisa Taehyung menanyakan nama itu? Sooyoung juga ingin mengetahui jawaban dari pertanyaannya, alasannya.
"Sekali lagi aku mengulang pertanyaan ini. Siapa Jang Jiyeol itu, Park Sooyoung? Siapa Jang Jiyeol itu, SIAPA?"
"Temanku!"
Taehyung kembali harus menghempaskan nafasnya tidak percaya. Sooyoung baru saja menjawabnya, menjawab pertanyaan yang ia layangkan dan memang sangat ia ingin dengar jawabannya. Tapi entah kenapa mendengarnya justru membuat Taehyung tiga kali lipat lebih kesal. Apalagi barusan Sooyoung menjawab masih sambil menundukan kepalanya, tanpa melakukan eye contact dengan Taehyung. Apa mungkin itu alasannya yang membuat kekesalan Taehyung semakin bertambah saat ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fake Wedding
FanfictionKami menikah! Tapi bukan menikah! Ini semua hanyalah sesuatu yang harus dilakukan, walau tidak diinginkan. Yah...begitulah!