I am his wife

321 89 22
                                    

Chapter 31

"Jadi, ini semua bukan rencana ibu?"

Lia mengernyit, berpikir sejenak kemudian ia bangun dari duduknya untuk berjalan menghampiri Taehyung lalu Lia memukul lengan Taehyung beberapa kali sambil berkata. "Memangnya kau pikir ibu sengaja membuat ayahmu sakit, begitu? Astaga Kim Taehyung...! Apa sih yang ada didalam otakmu itu?"

Pukulan ibunya dilengannya itu memang tidak sakit dan tidak seberapa, jadi dengan santainya Taehyung membenahi letak jas dilengannya itu dan menjawab. "Yang benar itu: Apa yang ada didalam kepalamu, bu! Bukan apa yang ada didalam otakmu! Memangnya apa yang berada didalam otak?" Taehyung menatap remeh ibunya sendiri dan menambahkan. "Otak didalam otak? Ck!"

Sepasang mata Lia membelalak, merasa kesal tapi yang dikatakan puteranya kali ini ada benarnya. Jadi Lia kembali duduk di tempat duduknya yang semula. Kemudian Taehyung tersenyum geli menertawai ibunya sendiri.

"Omong-omong, aku rasa ayah sakit disaat yang tepat."

Sebagai ibunya, Lia memang harus berkali-kali mengakui kalau Taehyung sang puteranya itu menyebalkan. Sangat bahkan! Dengan tatapan tajamnya, Lia berkata. "Jadi sekarang kau merasa bersyukur karena ayahmu sakit sekarangini?"

"Sedikit!" Taehyung tersenyum, benar-benar menyebalkan dan minta dipukul kemudian ia menambahkan. "Setidaknya Sooyoung bisa berpisah lebih cepat dengan si brengsek itu."

Lia mengernyit. "Tunggu! Apa maksudmu Sooyoung sedang bersama dengan rekan kerjamu tadi itu?" Dengan ekspresi berlebihannya , Lia membuka mulutnya, merasa tidak percaya kemudian menambahkan. "Saat ibu megunjungi kantormu tadi siang dan kau menghubunginya setiap lima belas menit sekali apa itu karena Sooyoung sedang bersama orang itu? Berdua dengan orang itu?"

Entah kenapa Taehyung seketika merasa kesal saat ibunya bilang Sooyoung berduaan dengan orang itu alias si brengsek itu (Taehyung tidak mau menyebut namanya, tidak sudi). Taehyung bahkan harus mengedipkan sepasang matanya dengan gaya paling aneh sebelum ia menjawab. "Ya begitulah!"

"Begitulah katamu? Astaga....! Ibu benar-benar tidak mengerti! Dan lagi, kenapa bisa Sooyoung masih menemui orang itu?"

"Aku yang mengizinkannya." Taehyung menatap ibunya, sedikit serius dan melanjutkan. "Aku pikir Sooyoung akan merasa senang jika bertemu dengan temannya, jadi aku memberinya izin untuk bertemu dengan si brengsek itu walau sebenarnya aku tidak rela kalau mereka bertemu."

Lia masih kesal dan bertambah kesal karena tidak mengerti dengan pemikiran puteranyaitu. Tapi melihat Taehyung yang ekspresi nya seketika terlihat menyedihkan membuatnya jadi tidak tega. "Ibu akan bicara pada Sooyoung setelah ia selesai menemui ayah nanti. Ibu akan bilang pada Sooyoung untuk tidak menemui orang itu lagi."

"Kenapa ibu harus berkata begitu pada Sooyoung?"

"Memangnya kenapa lagi? Tentu saja agar orang lain tidak salah faham padanya dan yang paling penting, karena ibu tidak mau melihat wajahmu yang biasanya angkuh itu terlihat jadi menyedihkan begini."

Taehyung berdiri bangun, menatap ibunya sangat tajam dan berkata. "Jangan mengatakan apapun pada Sooyoung! Kalau memang ibu benar-benar ingin membantuku, pikirkan saja cara yang lainnya dan jangan pernah mengatakan apapun apalagi soal pertemanannya dengan si brengsek itu! Aku yang akan mengurus soal itu, jadi ku mohon... Tolong jangan membuat Sooyoung merasa tersuduti, jangan membuat Sooyoung merasa tidak bebas karena terlalu banyak larangan!" Setelahnya Taehyung melangkah, pergi menjauhi ibunya sambil menambahkan. "Aku akan menyusul Sooyoung ke kamar ayah!"

Lia mengedipkan sepasang matanya cepat, terkejut melihat sikap Taehyung yang sekali lagi berbeda karena Sooyoung. Kemudian ia ingat akan sesuatu dan membuatnya berteriak untuk mengatakannya sebelum ia lupa. "JANGAN  LUPA PESTA ULANG TAHUNNYA JIA JUMAT MALAM BESOK!"

The Fake WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang