Chapter 18
"Kenapa kau memberitahuku soal kepulangan orang itu? Bukankah kau itu temannya Sooyoung? Seharusnya kau memberitahu Sooyoung lebih dulu alih-alih memberitahuku." Taehyung mengangkat sebelah alisnya sebelum sepasang mata tajamnya menatap Yena yang duduk menundukan kepalanya dihadapannya kini, kemudian dia menambahkan. "Bukankah bagus kalau lelaki itu kembali untuk bertemu dengan Sooyoung? Apa masalahnya jika seorang teman lama kembali dan mereka saling bertemu?"
Yena mengepalkan kedua tangannya yang berada diatas setiap pahanya. Kepalanya yang tertunduk itu seketika terangkat. Dan walau terlihat sekali ketakutan dan mencoba memberanikan diri, Yena menjawab. "Apa tuan Kim mengenal Jang Jiyeol sebelumnya?"
Taehyung tersenyum, tipikal senyuman meremehkan saat ia berakta. "Untuk apa aku harus mengenal lelaki itu?"
"Kalau begitu tuan Kim harus mencoba mengenalinya mulai dari sekarang!"
Lagi, Taehyung menaikan sebelah alisnya sebelum tersenyum dengan seramnya. "Berikan aku satu alasan kenapa aku harus mulai mengenalinya?!"
Yena bergeming, berpikir untuk sejenak. Kedua kakinya bahkan terus saja terhentak dengan sendirinya saat ini. Sepang mata perempuan itu menatap apa saja di sekelilingnya selain mata tajam Taehyung yang seolah ingin mengulitinya. Pertama, Yena memang nekat menunggu majikannya ini didepan pintu kamarnya karena ia ingin sekali memberitahukan kabar terbaru mengenai Jang Jiyeol setelah Jeremy (Lelaki yang baru ia kenal tadi) mengatakan soal kembalinya Jang Jiyeol dan menyuruhnya agar memberitahu Sooyoung untuk segera bersiap-siap (Bersiap-siap untuk apa coba?). Kedua, Yena masih bingung dari mana harus membicarakan soal Jiyeol pada majikannya yang seram ini. Dari mulai kisah masa kecilnya Sooyoung dengan Jiyeol kah?
"Kenapa diam? Apa kau sedang mempermainkanku?"
Yena menatap Taehyung, menggelengkan kepalanya. "Tidak tuan Kim, tidak! Hanya saja..." Lagi, Yena bingung dan hanya bisa mengulum bibirnya saat tidak mampu menyelesaikan kalimatnya itu.
Taehyung lebih suka menatap Sooyoung, tapi kali ini dia terus menatap tajam Yena (bukan karena ia suka) lalu mulutnya yang suka bicara sembarangan itu seketika berkata. "Apa Jang Jiyeol bukanlah teman biasa bagi Sooyoung? Lalu, apa kalau mereka bertemu mereka akan berselingkuh di belakangku?"
Berselingkuh bukanlah kata yang tepat apalagi disudutkan untuk Sooyoung. Yena bahkan ragu Sooyoung bisa membunuh nyamuk yang telah mengigitnya. Selama mengenal Sooyoung, tidak pernah sekalipun Yena melihat prilaku menyimpang dari perempuan itu. Dari dulu hingga saat ini, Park Sooyoung adalah anak yang penurut dan baik-baik menurutnya. Jadi Yena sedikit kesal mendengar kata selingkuh yang baru saja dikatakan majikannya itu.
"Sooyoung tidak akan mungkin melakukan itu!"
Lagi dan lagi, Taehyung menaikan sebelah alisnya. Ia bahkan sempat menyinggungkan sudut bibir kanannya, licik dan benar-benar menyeramkan. "Lalu, apa yang harus aku khawatirkan kalau kau sendiri seyakin itu dengan Sooyoung?"
Yena sadar kalau mungkin saja wajahnya terlihat sudah ingin menangis saat ini, tapi dia tidak peduli. "Sooyoung tidak akan mungkin melakukan hal semacam itu, tapi Jiyeol..." Yena sempat mengigit bibir bawahnya lumayan kencang sebelum menambahkan. "Jiyeol mungkin saja bisa melakukan hal-hal yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya. Saat kecil, ia bahkan pernah hampir membunuh seseorang hanya karena Sooyoung."
"Hampir membunuh seseornag karena Sooyoung? Wah... Kenapa anak itu tidak di penjara saja kalau pernah hampir membunuh seseorang? Bukankah itu tindakan kriminal?"
Jatuh sudah air mata Yena lalu dengan cepat Yena menyekanya sebelum ia (berkali-kali) memberanikan diri untuk menatap mata tajam majikannya itu dan berkata. "Semua penghuni yang ada di panti tahu kalau Jang Jiyeol itu menganggap Sooyoung lebih dari sekedar adik perempuannya saja. Jang Jiyeol punya perasaan lebih pada Sooyoung. Dan mungkin, jika saja malam itu Jiyeol tidak pergi, bisa jadi mereka berdua telah melarikan diri, kabur dari panti sejauh yang mereka berdua bisa lakukan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fake Wedding
FanfictionKami menikah! Tapi bukan menikah! Ini semua hanyalah sesuatu yang harus dilakukan, walau tidak diinginkan. Yah...begitulah!