Chapter 37
Katanya segala sesuatu yang terjadi, baik buruk maupun setengah buruk atau bisa jadi paling buruk pasti ada buah yang bisa kita petik setelah menjalani serangkaiannya itu (sebenarnya kalau menjalaninya dengan sabar). Dan Taehyung rasa ia (yang sebenarnya tidak sabaran itu) kini tengah memetik buah manis yang ia jalani dari rangkaian setengah buruk (paling buruk menurutnya) setahun ini.
Taehyung tidak bisa untuk tidak tersenyum memerhatikan Sooyoung yang sibuk membantunya memasukan beberapa barang (pakaian dan kebutuhan Taehyung lainnya) kedalam koper milik Taehyung yang akan lelaki bawa itu besok. Mulutnya yang suka sekali bicara itu seketika berkata. "Kalau sedang begini, bukankah kita terlihat seperti suami-istri betulan?"
Seketika Sooyoung berhenti bergerak (agak berlebihan memang). Kemudian kepalanya yang sebelumnya sama sekali tidak melirik Taehyung kini terangkat untuk menatap suaminya yang masih saja tersenyum itu. Sooyoung berkedip, beberapa kali sambil berpikir. Kalau sedang begini, bukankah kita terlihat seperti suami istri betulan, katanya! Entah kenapa Sooyoung jadi ingin tersenyum, mengingat kalimat Taehyung yang barusan.
Bukankah Taehyung dan Sooyoung memang sudah menikah sejak setahun yang lalu, bahkan lebih?! Bukankah mereka berdua memang sudah saling berikrar, berjanji sehidup semati untuk berdua saja yang mana disaksikan banyak orang pagi itu?! Lagi, Sooyoung tersenyum, merasa lucu. Lucu kalau dipikir-pikirnya! Lucu kalau Sooyoung mengingat yang terjadi selama setahun ini. Lucu menurut Sooyoung kalau Sooyoung sendiri merasa pernikahan mereka berdua selama ini semacam main-main, sebut saja pernikahan palsu.
"Bukankah kita memang sepasang suami-istri?" Lagi, Sooyoung mengedipkan sepasang matanya (seperti orang normal) kemudian Sooyoung kembali memusatkan seluruh atensinya pada pekerjaannya yang sebelumnya tertunda.
Taehyung menghentikan senyumannya, dahinya mengernyit (Taehyung itukan memang mudah kesal, seperti perempuan yang sedang datang bulan, merasa serba sensive). Dengan pandangan tajamnya (kenapa juga Taehyung kesal coba?) Taehyung masih memerhatikan Sooyoung. "Benar! Kita berdua memanglah sepasang suami-istri! Jadi, jangan macam-macam saat aku pergi ke Jerman nantinya! Jangan pergi berduaan dengan si brengsek Jerem- Jiyeol maksudku! Dan jangan pernah mau bertemu dengannya saat aku tidak ada!"
Sooyoung kembali mengangkat kepalanya, menatap Taehyung dengan wajah bingung. "Kenapa aku tidak boleh bertemu Jiyeol?"
"Itu karena suamimu sedang pergi tugas bekerja ke luar negeri dan sebagai istri kau harus menunggu suamimu pulang di rumah."
"Jadi aku harus diam saja di rumah dalam beberapa minggu kedepan, begitukah maksudmu?"
Aneh melihat tatapan Sooyoung yang sedang dipancarkan perempuan itu pada Taehyung kali ini. Biasanya tatapan Sooyoung itu kosong, lugu, penuh tanya dengan menggemaskannya. Atau terkadang, tatapan Sooyoung itu datar, tapi sekarang?
"Apa kau sedang marah karena tidak boleh pergi bersama Jiyeol saat aku tidak ada?"
"Bukan karena itu!" Sooyoung menarik nafasnya, menghempaskannya kemudian memilih untuk kembali fokus pada tumpukan pakaian Taehyung. Sambil melipat tidak rapi (sungguh, dari awal lipatan pakaian yang Sooyoung lakukan itu memang tidak rapi tapi karena Sooyoung yang melakukannya makanya Taehyung diam saja) Sooyoung menambahkan. "Kenapa aku tidak boleh pegri kemana-mana sedangkan kau bisa pergi kemanapun yang kau mau?"
"Apa?" Taehyung berkedip cepat dalam beberapa kali, merasa bingung. "Memangnya kau mau pergi kemana? Bukannya aku melarangmu untuk berpergian, tapi setidaknya beritahu aku kalau ada tempat yang ingin kau kunjungi."
"Sebelumnya kau bilang kalau aku tidak boleh pergi kemanapun. Kenapa sekarang bertanya kemana aku ingin pergi?"
Taehyung membelalakan sepasang matanya. Apa hanya Taehyung yang merasa kaget setelah mendengar mulut Sooyoung yang punya bibir manis itu mengatakan omong kosong seperti barusan? Omong-omong yang Sooyoung katakan tadi itu memang omong kosongkan? Benar-benar tidak ada manfaatnya sama sekali, Ck! Taehyung mengambil nafasnya dalam-dalam (mencoba bersabar) sebelum sambil memandangi Sooyoung yang kembali menatapnya dengan pandangan yang aneh itu, Taehyung berkata. "Begini, Park Sooyoung! Aku rasa aku sudah mengatakan ini tiga kali atau bahkan lebih. Lakukan apapun yang ingin kau lakukan dan katakan apapun yang ingin kau katakan! Lalu, kalau kau berencana berpergian maka pergilah! Tapi, beritahu aku kemana tujuanmu agar aku tidak mencari-carimu." Sambil memalingkan tatapannya (mencoba menatap tumpukan pakaiannya yang menggunung didalam koper dan sedikit sedih melihat pakaian mahalnya yang tidak rapi itu) Taehyung menambahkan. "Ajak aku juga agar aku bisa membelikan apapun yang kau mau nantinya kemanapun kau pergi. Uangku itu sangat banyak, asal kau tahu saja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fake Wedding
Hayran KurguKami menikah! Tapi bukan menikah! Ini semua hanyalah sesuatu yang harus dilakukan, walau tidak diinginkan. Yah...begitulah!