Not be better

265 78 14
                                    

Chapter 44

Jeremy tidak bisa tidur setelah subuh tadi mendengar satu fakta paling besar yang masih saja membuatnya tidak percaya walau dia sudah lebih dari dua puluh kali membaca setiap data dan bukti yang Jimin berikan kepadanya itu. Memangnya siapa yang akan dengan mudahnya percaya dengan semua yang terjadi ini? Ha...!

Jeremy menatap tajam Yuri yang berjalan mendekatinya kini. Dan mungkin kalau Yuri bukan perempuan dia sudah menghajarnya saat ini (Dia sudah bilang ini berulang kali bukan?). "Sebenarnya kenapa kau melakukan semua ini?"

Yuri berhenti melangkah, menaikan sebelah alisnya bingung. "Apa maksudmu?"

Kedua tangan Jeremy mengepal kuat disetiap sisi tubuhnya, menahan emosi sekuat tenaganya. "Park Sooyoung! Apa menurutmu masuk akal jika seorang ibu tega melakukan apa yang selama ini kau lakukan pada Sooyoung?" Jeremy menarik nafasnya, menghembuskannya sambil melanjutkan. "Kau adalah orang yang melahirkan Sooyoung bukan? Lalu kenapa kau bertingkah seolah-olah orang lain pada Sooyoung? Lebih parah lagi, kau seolah menyiksanya selama ini. Kenapa kau melakukan itu padanya?"

Wajah Yuri terlihat datar seolah tidak terkejut sama sekali dengan semua kalimat yang Jeremy katakan itu. Yuri bahkan terlihat tersenyum geli sebelum perempuan baya itu menjawab. "Apa yang sedang coba kau katakan itu?" Lagi, Yuri tersenyum mengejek, menambah kekesalan Jeremy dan melanjutkan. "Apa kau sedang mencoba membuat naskah drama, atau apa? Khayalanmu itu terlalu tinggi!"

Seharusnya seseorang bernama Han Yuri ini diberi predikat sebagai manusia yang paling gampang membuat orang lain menjadi kesal karena perempuan itu punya mulut berbisa seperti ular yang setiap kali terbuka membuat orang ingin memukulnya. Jeremy saja tidak habis pikir dengan perempuan yang satu ini. Yuri bahkan tidak terlihat bergeming sama sekali tadi. Atau, apa perempuan itu memang punya topeng yang sangat tebal dan sulit untuk ditembus?

"Aku tidak mau tahu alasan apa yang membuatmu ingin menutupi fakta kalau kau adalah ibu kandungnya Sooyoung. Tapi kalau memang kau ingin terus menutupinya, maka aku akan bersyukur dengan hal yang satu itu."  Jeremy memandang sinis Yuri saat dia menambahkan, "Teruslah menutupinya! Teruslah menyangkalnya dan sembunyikan rahasia itu jauh-jauh dari siapapun terutama dari Sooyoung!"

Lagi-lagi Yuri tersenyum geli. Tatapannya benar-benar meremehkan Jeremy saat dia berkata. "Kau bertamu ke sini pagi-pagi buta begini hanya untuk mengutarakan semua khayalanmu itu? Menggangu sekali bukan?"

"Apa menurutmu aku masih anak remaja tujuh belas tahun seperti dulu? Seperti saat aku memintamu sambil menangis dan memohon untuk memberiku waktu agar bisa berpamitan dulu pada Sooyoung sebelum aku pergi?" Jeremy tersenyum, menyeramkan untuk pertama kalinya dan menambahkan. "Aku bukan anak remaja yang bisa kau bodogi lagi, Han Yuri!" Jeremy melangkah, mendekat pada Yuri dan berhenti saat dia tepat berselisihan dengan perempuan itu. "Teruslah bersikap menyebalkan begini, teruslah menyangkal fakta itu dan jangan pernah akui dirimu sebagai ibunya Sooyoung dihadapan Sooyoung atau aku akan benar-benar melakukan sesuatu yang buruk padamu nantinya!" Setelahnya, Jeremy melanjutkan langkahnya. Dia pergi menjauhi Yuri yang alis kanannya sedikit bergerak ke atas kini.

Yuri menarik nafasnya, menghelanya perlahan.  Sepasang matanya yang sedari tadi terlihat tidak kenal gentar itu seketika terlihat berbeda. Dia memejamkan sepasang matanya setelah tidak lagi mendengar langkah derap kaki dari Jeremy. Terus begitu hingga beberapa detik. Kemudian Yuri membuka sepasang matanya, menatap tajam ke arah depan lalu perlahan mulutnya terbuka untuk berkata. "Jang Jiyeol, seharusnya aku tidak pernah meremehkan anak itu!" Yuri tersenyum, sengit dan menambahkan. "Kau bahkan membuka rahasia lamaku, anak brengsek!"

***

Yena baru saja keluar dari dalam kamar Sooyoung saat Taehyung berjalan mendekati pintu kamarnya itu (Baru kembali pulang). Taehyung menatap (tajam seperti biasanya) pada Yena. "Apa Sooyoung baik-baik saja?"

The Fake WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang