How To Say "I Like You!"

384 86 18
                                    

Chapter 50

Taehyung terlena tapi  bukan hanya dia saja yang merasakan hal itu karena Sooyoung juga. Buktinya Sooyoung sudah memejamkan kedua matanya saat kedua tangannya kini meremas kuat kemeja Taehyung (Niatnya sebenarnya berpegangan pada kedua bahu lelaki itu, tapi yang ada Sooyoung malah jadi meremas terlalu kuat seolah takut jatuh padahal tidak mungkin juga Taehyung menjatuhkan dirinya saat ini). Jas Taehyung yang tadi diperebutkan sudah teronggok menyedihkan diatas lantai di samping dua orang yang tengah berciuman panas itu. 

Sooyoung memang masih diam saja, belum merespon balik setiap pagutan mesra yang Taehyung berikan lewat sentuhan dibibir mereka itu tapi memangnya siapa yang peduli? Asalkan Sooyoung tidak marah dan tiba-tiba meronta minta dilepaskan saja Taehyung sudah bersyukur. Jadi tanpa mau melewatkan kesempatan emas seperti sekarang ini, Taehyung lampiaskan semua rasa rindunya itu lewat ciuman bibirnya ke bibir Sooyoung. Terus begitu hingga...

Ceklik...

Pintu baja terbuka begitu saja seolah Thanos dengan kekuatannya itu baru saja mendorongnya. Tapi sayangnya itu bukan Thanos melainkan Nana yang berhasil membuka pintu dari luar sana. 

"Park Sooyoung apa kau ada di dal-?" Nana segera membelalak menyaksikan sesuatu yang lebih seru dari sekedar drama romantis yang biasanya ia saksikan pada senin dan selasa malam (Tentu saja lebih seru karena itu disakiskan secara langsung, ckkckckck).

Kemudian telinga Sooyoung yang masih berfungsi dengan benar itu membuatnya segera melepaskan pegangan tangannya pada kedua bahu Taehyung. Dengan sedikit gerakan yang berlebihan Sooyoung bahkan mendorong kepala Taehyung agar menjauhinya hingga bibirnya Taehyung itu berhenti menciumi bibirnya (menggigiti gemas, memilin dan berhenti membuat Sooyoung terlena lebih lama lagi pokoknya). Sooyoung bangun dengan gerakan paling gesitnya, membenahi letak roknya yang karet dipinggangnya sedikit memutar dan terlihat aneh kemudian dengan nafas yang menggebu-gebu itu dia menatap Nana (pandangan salah tingkah tentunya) dan berkata. "Aku dan Taehyung terkunci!"

Nana menganggukan kepalanya mengerti kemudian dia melirik lelaki yang kini berdiri disebelah Sooyoung. Lelaki yang tampan dan juga lelaki yang baru saja... Hehehe... Nana tersenyum aneh sebelum menjawab. "Aku mencarimu kemana-mana, tapi ternyata... Astaga...! Kalau tahu kau sedang bersama dengan teman kencanmu ini, maka aku tidak akan mencarimu!"

Sooyoung menatap tajam Nana, merasa tidak suka dengan kalimat dari temannya itu. "Kalau kau tidak mencariku maka aku akan terjebak disini sampai besok, Ya Tuhan...!"

Lagi, senyuman Nana terlihat aneh sebelum dia berkomentar. "Baiklah, aku mengerti jadi jangan memelototi ku begitu, Park Sooyoung!"

Nana memang berkata dia mengerti tapi Taehyung belum merasa mengerti jadi dia menatap datar Nana (tatapan datar lelaki itu sama saja dengan tatapan tajam yang bisa membuat yang ditatap jadi merasa kecil) kemudian Taehyung menimpali. "Bagaimana bisa pintunya terkunci dan bagaimana bisa kau tahu Sooyoung disini dan membuka pintu baja itu?" Taehyung tidak mencurigai Nana, (sekali lagi) tatapan Taehyung memang sudah begitu sejak lahir sepertinya. Dia memandang Nana hingga Nana merasa sedikit takut lalu Taehyung menambahkan. "Tolong jelaskan, satu-persatu!"

Nana menatap Sooyoung, dengan tatapan seolah ingin diselamatkan padahal dia sedang tidak terancam sebenarnya. "Aku rasa seharusnya ada tanda didepan pintu pantry yang menuliskan kalau pintunya tidak boleh ditutup rapat atau seseorang akan terkunci di dalamnya karena pintunya rusak dan hanya bisa dibuka dari luar. Dan yang jelas, bukan aku yang melepas tanda didepan pintunya itu! Lagi pula aku memang terbiasa pulang bersama dengan Sooyoung, benarkan Sooyoung?"

Sooyoung menganggukan kepalanya, "Benar!" Kemudian dia teringat akan kajadian paling memalukan yang terjadi baru beberapa saat lalu itu. Sooyoung segera membelalak, melangkah mendekati Nana lalu menggandeng tangan Nana untuk kemudian melangkah keluar dari pantry dan berkata. "Ayo kita pulang!"

The Fake WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang