Gone...

388 74 9
                                    

Chapter 53

Taehyung berkedip sebelum tatapannya kembali menatap kedalam mata Sooyoung. Mulutnya yang terasa kering (Haus akan Park Sooyoung) seketika berkata. "Bisakah aku melanjutkannya, Park Sooyoung?"

Jemari tangan Taehyung bergetar, bibirnya juga. Hatinya apalagi! Sebenarnya tatapannya juga mulai bergetar ketika sepasang matanya yang selalu menatap orang dengan pandangan tajam itu bertatapan langsung dengan sepasang mata bulat Sooyoung yang terlihat murni setelah sebelumnya Taehyung terus menatapi kancing atasan baju tidurnya Sooyoung itu (Berpikir untuk membukanya atau tidak atau merobek paksa saja atasan itu agar tidak repot-repot membuka satu persatu lagi). 

Ya Tuhan...! Apa Taehyung sekarang terlihat seperti seekor srigala liar kelaparan yang hampir memangsa seekor anak domba berbulu putih yang lucu nan menggemaskan?

Lagi, dengan susah payah Taehyung menelan salivanya itu baru kemudian mengatakan sesuatu dengan suara yang tedengar dua kali lebih dalam dari biasanya (Agak menakutkan sebenarnya bagi Sooyoung kedengarannya). "Sooyoung, aku...."

Sooyoung berkedip. Suara debaran jantungnya seketika terdengar sangat nyaring dan Sooyoung takut Taehyung bisa mendengar suara debaran jantungnya itu dibanding takut dengan suara Taehyung yang terdengar seperti ingin melahapnya hidup-hidup itu.

"Aku..." Taehyung berkedip sejenak, memerhatikan bibir Sooyoung, turun ke dagu Sooyoung lalu turun lagi ke leher putih Sooyoung. Kemudian Taehyung lupa, benar-benar lupa kalau dia harusnya meminta izin lebih dulu karena tadi diakan sudah terlanjur meminta izin walau kenyataan yang dia hadapi saat ini membuatnya tergiur dan lebih memilih untuk mengecup lembut leher putih Sooyoung.

Mulanya hanya sebuah kecupan ringan tapi lama-kelamaan kecupan Taehyung pada leher Sooyoung itu berubah menjadi gigitan kecil yang membuat sepasang mata Sooyoung tiba-tiba saja memejam, merasakan sesuatu yang aneh bergejolak dalam perutnya. 

Sudah, lupakan saja soal perizinan itu!

Kedua tangan Taehyung dan jari-jemarinya kini sudah melepas satu kancing teratas, dua kancing teratas dan tiga kancing teratas. Kecupan serta gigitannya pada leher Sooyoung bahkan sudah menjalar kemana-mana saat ini (Jelas, karena dada Sooyoung sudah mulai terekspos dan membuat bibir Taehyung lebih banyak menguasainya). 

Sooyoung membuka matanya saat tangan kanan Taehyung meloroti atasan (juga tali branya) dibahu kirinya itu ke bawah yang mana membuat bahunya terasa dingin ketika telapak tangan Taehyung menyentuh bahu telanjangnya itu. Bukan berarti Sooyoung kesal, dia hanya sedikit terkejut merasakan dinginnya telapak tangan Taehyung itu. "Taehyung, apa flu mu memburuk? Apa kau sakit?"

Tangan Taehyung masih meraba-raba bahu Sooyoung, merasakan kelembutannya lewat telapak tangan. Kemudian mulutnya yang masih merasakan kelembutan kulit yang sedikit menonjol dari dada kiri Sooyoung itu mau tidak mau berhenti. Kepalanya masih tetap berada dalam jarak dekat, mengagumi keindahan itu sambil menjawab cepat. "Tidak! Flu ku langsung sembuh setelah berciuman denganmu."

Sooyoung tersenyum, merasa lucu juga geli pada gejolak didalam perutnya karena Taehyung kembali mengigiti gemas (kadang juga menjilat, mengecup pokoknya apapun yang Taehyung inginkan dikulit Sooyoung melalui mulutnya itu). Satu tangan Taehyung kembali membuka sisa kancing atasan baju tidurnya Sooyoung. Dan setelah semua kancing itu terbuka, Taehyung menjauhkan kepalanya hanya untuk menatap langsung bagian tubuh atas Sooyoung yang kini hanya tertutup bra satin bewarna nude dengan satu tali yang sudah Taehyung kendurkan hingga ke lengan Sooyoung. Mulut Taehyung yang suka bicara sembarangan itu seketika berkata. "Ya Tuhan... Aku lupa dulu aku pernah melihatnya tapi kenapa ini jadi terlihat sepuluh kali lebih indah? Ya Tuhan...!" Sepasang mata Taehyung membelalak, tidak bisa berkedip sama sekali.

The Fake WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang