Prolog

19.7K 571 4
                                    


Assalamu'alaikum..

Panggil aku Ma'cik

Penulis pemula yang mencoba menampilkan sebuah karya..

Jangan lupa vote dan komen.

Happy reading..

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Gadis berhijab putih yang menutup dada itu menyenderkan tubuhnya di sandaran kursi seraya memejamkan matanya. Tangan kanannya terangkat memegang lengan atas kirinya yang terasa sakit, seketika ringisan keluar dari bibirnya tatkala menyentuh tepat di bagian yang sakit itu.

Gadis yang bernama lengkap Aira Mutya itu memejamkan matanya rapat dengan menggigit bibirnya kuat, menahan tangis juga sakit secara bersamaan. Perlahan kilasan kejadian semalam terekam jelas di ingatannya, mengenai perlakuan tantenya kepada dirinya.

Dimana tantenya yang bernama Bela itu dengan tega memukulinya tanpa ampun hanya karena Aira berbohong mengenai uang hasil gajiannya bekerja di Cafe. Padahal Aira sendiri sudah memberikan sebagian uang tersebut kepada tantenya. Itupun lebih banyak dari Aira.

Namun tante Bela malah ingin meminta semua uangnya, tentu Aira menolak karena ia juga membutuhkan uang itu untuk keperluan dirinya. Tantenya yang tidak terima saat dirinya menolak pun marah besar, berakhir mengambil penyapu dan mulai memukulinya tanpa ampun terutama di bagian lengan atas kanan dan kiri.

Mengingat itu, rasanya begitu menyakitkan bagi Aira. Tante Bela, adik dari ayahnya yang di beri amanah oleh mendiang orangtuanya untuk menjaga dan merawatnya. Malah membuat Aira menderita seperti ini bahkan kadang menjadikan Aira sebagai pembantu.

Sedangkan Tante Bela sendiri dan juga anaknya, Salsa. Malah bersenang-senang menikmati harta orangtua Aira.

Andai orang tuanya masih hidup mungkin hidup Aira tidak semenderita ini. Tak terasa air mata Aira menetes dari sudut matanya, meluncur mengenai pipi mulusnya. Beruntung di dalam kelas hanya ada Aira sendiri, jadi gadis itu bebas menangis tanpa khawatir di lihat oleh siapapun.

Inilah alasan Aira berangkat sekolah pagi-pagi sekali hari ini karena dia ingin menyendiri dan menenangkan hatinya dari permasalahan yang ada. Juga menghindari tantenya takut-takut memukulinya lagi.

Tangis yang tadinya pelan seketika pecah begitu saja, telapak tangannya pun terangkat menutupi wajahnya yang bersimbah air mata. Begitu banyak masalah yang ia hadapi selama proses hijrahnya ini. Terbersit rasa ingin menyerah di dalam hati Aira. Gadis itu cukup lelah menghadapi semua masalah yang tiada henti menimpanya.

Namun dengan cepat Aira menepis segala pemikiran itu, jangan sampai dia terpengaruh oleh bisikan setan. Berada di titik sekarang tidaklah mudah bagi Aira.

"Astaghfirullah, Astaghfirullah, Astaghfirullah." Batinnya berucap.

Aira yakin bahwa segala bentuk cobaan yang menghampirinya adalah bentuk rasa kasih sayang Allah kepada Aira. agar menjadikan dirinya hamba yang taat dan semakin mendekatkan diri kepada-Nya

Dan Aira yakin di setiap masalah yang ia hadapi pasti ada hikmah di sebaliknya.

Seorang lelaki bertindik di telinga sebelah kiri dengan rambut acak-acakan serta seragam yang sengaja di keluarkan itu mengurungkan niatnya untuk masuk ke kelas tatkala melihat seorang perempuan yang sangat ia kenali tengah menangis.

Lelaki itu terdiam sebentar di ambang pintu lalu tak lama ia memilih pergi begitu saja. Tujuannya sekarang adalah kantin sekolah. Membiarkan perempuan itu menangis sepuas hatinya untuk menghilangkan segala sesak yang mungkin di rasakannya.

AZKAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang